close
Nuga Sehat

Kacang-Kacangan untuk Diabetes dan Kolesterol

Diabetes? Iya. Itulah kini yang menjadi persoalan seiring meningkatnya gaya hidup masyarakat, terutama, di perkotaan yang tidak sehat. Kecemasan yang berlebihan akan datangnya diabetes menghantui banyak orang.

Soalnya, diabetes merupakan salah satu penyebab penyakit jantung dan stroke.

Masyarakat perkotaan sepertinya telah “melupakan” pola makan yang sehat, seperti memperbanyak buah dan sayuran segar. Mereka mengabaikan jenis makanan tertentu yang direkomendasikan.

Untuk mencegah datangnya diabetes sebuah studi baru mengemukakan, makan kacang-kacangan secara rutin dapat membantu melawan diabetes tipe 2.

Menurut studi tersebut, memakan dua sajian kacang-kacangan setiap harinya mampu mengurangi dan menstabilkan gula darah pada orang yang mengalami penyakit tersebut. Peneliti menarik kesimpulan demikian setelah melakukan dua belas uji klinis. Satu sajian didefinisikan untuk tiga puluh gram.

Kacang yang paling memberikan manfaat antara lain walnut, mede, kenari, dan pecan. Sayangnya, manfaat ini tidak terlihat untuk kacang tanah.

Berdasarkan hasil dari analisis data yang dilakukan pada 450 peserta, konsumsi kacang-kacangan memperbaiki dua kunci penanda dari gula darah. Pertama, perbaikan hasil tes HbA1c yang merupakan perhitungan kadar gula darah selama tiga bulan. Selanjutnya, perbaikan kadar gula darah puasa yang merupakan perhitungan gula darah setelah pasien berpuasa selama delapan jam.

Hasil terbaik terlihat ketika kacang-kacangan menggantikan karbohidrat, bukan menggantikan lemak jenuh. Selama uji klinis, peserta diberikan sekitar dua sajian kacang setiap harinya, atau rata-rata sekitar lima puluh enam gram.

Dr John Sievenpiper dari St Michael’s Hospital di Toronto, yang juga ketua studi ini, mengatakan, kacang merupakan salah satu cara yang dapat membantu untuk menjaga kadar gula darah yang sehat. Khususnya untuk konteks pola diet yang sehat.

Kacang memang kaya lemak, namun jenis lemak yang dikandung adalah lemak tak jenuh yang diketahui lebih sehat. Kacang juga kalori, namun peserta yang mengikuti studi ini tidak ada yang mengalami penambahan berat badan dari mengonsumsinya.

Selain untuk mencegah datangnya diabetes kacang-kacangan bisa juga menurunkan kadar kolesterol.. Jika Anda termasuk yang memiliki kadar kolesterol tinggi, segeralah mengubah pola makan dan gaya hidup dengan rutin mengonsumsi kacang-kacangan.

Hasil studi terbaru di Kanada menyebutkan, kadar kolesterol jahat turun sampai 5 persen pada orang yang makan satu sajian kacang-kacangan setiap hari selama 6 minggu. Satu sajian setara dengan tiga perempat cangkir kacang-kacangan.

“Ketika kami bandingkan kacang, buncis, lentil, dan kacang polong, ternyata tidak ada perbedaan pada efek penurunan kolesterol dari berbagai jenis kacang-kacangan tersebut” kata Vanessa Ha, koordinator peneliti dari St.Michael Hospital, Toronto, Kanada.

Penelitian ini mengevaluasi data yang dikumpulkan dari 26 uji klinis yang melibatkan 1.037 pria dan wanita berusia pertengahan. Efek mengonsumsi kacang terhadap kolesterol lebih terlihat pada pria, mungkin karena pria memiliki kadar kolesterol lebih tinggi atau pola makannya lebih buruk saat studi ini dimulai.

Mengonsumsi kacang-kacangan setiap hari bisa memperbaiki kadar kolesterol dengan dua cara berbeda. Yang pertama adalah mengganti makanan yang semua mungkin tidak baik untuk jantung, misalnya makanan tinggi lemak jenuh (daging merah atau keju) dan makanan dengan kadar glikemik tinggi.

Yang kedua, kacang-kacangan merupakan sumber terbaik untuk serat, protein nabati, vitamin, dan mineral, yang berpengaruh pada penurunan kolesterol.

Meski begitu, belum banyak orang yang terbiasa mengonsumsi kacang-kacangan. Namun, kita bisa meningkatkan jumlahnya, antara lain dengan memasukkan kacang dalam sup, salad, atau panganan lain.

Penelitian lainnya juga menunjukkan, orang yang mengganti pola makannya dari yang kurang sehat menjadi makanan tinggi serat dan rendah lemak jenuh, mengalami penurunan kolesterol sampai 10 persen. Jika kacang-kacangan dimasukkan dalam pola makan tersebut, penurunannya bisa dimaksimalkan 5 persen lagi.

sumber : www.livescience.com dan www.dailymail.co.uk