close
Nuga Sehat

Jangan Biarkan Tensi Darah Terus Menaik

Apakah Anda salah seorang yang menganggap sepele tekanan darah tinggi atau hipertensi?

Kalau jawaban iya, mulai sekarang jangan pernah membiarkan masalah kesehatan itu sebagai angin lalu.

Sebab,  jika dibiarkan begitu saja, komplikasi hipertensi bisa terjadi.

Untuk Anda tahu, hipertensi pada umumnya tidak bisa dirasakan dan tidak juga menimbulkan gejala berarti.

Makanya banyak orang yang seringnya tidak menyadari kalau mereka punya darah tinggi, atau buruknya malah menyepelekan kondisi ini — “Kalau sudah sakit saja, baru nanti ke dokter”.

Padahal, tekanan darah tinggi yang dibiarkan atau tidak dirawat dengan baik dapat berdampak serius bagi kesehatan tubuh.

Bahkan bukannya tidak mungkin dapat berujung kematian. Apa saja komplikasi hipertensi yang mungkin terjadi?

Tekanan darah normal adalah seratus dua puluh per delapan puluh  mmHg.

Jika lebih dari angka ini, maka seseorang dikatakan berisiko mengalami tekanan darah tinggi atau hipertensi.

Hipertensi terjadi jika tekanan darah seseorang sudah mencapai seratus empat puluh per sembilan puluh mmHg saat diperiksa beberapa kali.

Jika tekanan darah tinggi dibiarkan begitu saja, ini bisa merusak pembuluh darah dan organ dalam tubuh dan bisa menyebabkan komplikasi hipertensi.

Seperti ditul;is laman kesehatan paling terkenal di dunia,  Mayo Clinic, beberapa komplikasi hipertensi  bisa terjadi

Pertama serangan jantung. Tekanan darah tinggi dapat menyebabkan pengerasan dan penebalan arteri dinding pembuluh darah arteri. Ini disebut dengan aterosklerosis.

Aterosklerosis menyebabkan penyumbatan pembuluh darah, sehingga jantung tidak mendapatkan cukup oksigen.

Akibatnya, Anda bisa terkena serangan jantung.

Gejala peringatan serangan jantung yang paling umum adalah nyeri dada dan sesak napas.

Dampak dari itu bisa menyebabkan gagal jantung.

Saat tekanan darah tinggi, otot jantung memompa darah lebih keras agar dapat memenuhi kebutuhan darah ke semua bagian tubuh.

Hal ini membuat otot jantung lama-lama menebal sehingga jantung kesulitan memompa cukup darah. Konsekuensinya, gagal jantung bisa terjadi.

Gejala umum dari gagal jantung adalah sesak napas, kelelahan, bengkak di pergelangan tangan, kaki, perut, dan pembuluh darah di leher.

Darah tinggi juga meninggalkan jejak panjang lewat stroke.

Stroke bisa terjadi saat aliran darah kaya oksigen ke sebagian area otak terganggu, misalnya karena ada sumbatan atau ada pembuluh darah yang pecah.

Penyumbatan ini terjadi karena adanya aterosklerosis dalam pembuluh darah.

Pada orang yang punya hipertensi, stroke mungkin terjadi ketika tekanan darah terlalu tinggi sehingga pembuluh darah di salah satu area otak pecah.

Gejala stroke meliputi kelumpuhan atau mati rasa pada wajah, tangan, dan kaki, kesulitan berbicara, dan kesulitan melihat.

Tekanan darah yang sangat tinggi dapat menyebabkan salah satu bagian pembuluh darah melemah dan menonjol seperti balon, membentuk aneurisma.

Aneurisma biasanya tidak menyebabkan tanda atau gejala selama bertahun-tahun. Namun, jika aneurisma terus membesar dan akhirnya pecah, ini bisa mengancam nyawa.

Tekanan darah tinggi yang tidak terkontrol juga dapat menyebabkan pembuluh darah di ginjal menyempit dan melemah.

Hal ini kemudian dapat mengganggu fungsi ginjal dan menyebabkan penyakit ginjal kronis.

Tak hanya bisa memengaruhi pembuluh darah di ginjal, tekanan darah tinggi juga bisa memengaruhi pembuluh darah di mata.

Pembuluh darah di mata juga bisa menyempit dan menebal akibat tekanan darah tinggi.

Pembuluh darah kemudian bisa pecah dan mengakibatkan kerusakan mata, mulai dari penglihatan kabur sampai kebutaan.

Sindrom metabolik merupakan kumpulan dari kelainan metabolisme dalam tubuh. Salah satu faktor risikonya adalah tekanan darah tinggi. Tekanan darah tinggi yang dibarengi dengan kondisi kadar gula darah tinggi, kadar kolesterol tinggi atau kadar kolesterol baik rendah dan kadar trigliserida tinggi, dan lingkar pinggang besar didiagnosis sebagai sindrom metabolik.

Tekanan darah tinggi yang tidak terkontrol juga dapat menyebabkan perubahan kognitif. Anda mungkin akan mengalami masalah dalam berpikir, mengingat, dan belajar.

Tanda-tandanya seperti kesulitan dalam menemukan kata-kata saat berbicara dan kehilangan fokus saat dalam pembicaraan.