close
Nuga Sehat

Ingin Panjang Umur? Jalan Kaki Solusinya

Apa hubungan jalan kaki dan “rahasia” umur?

Media terkenal Inggris terbitan London, “daily mail,” Selasa, 03 November menjawabnya dengan lugas, “pertambahan umur.”

Atau memperpanjang usia.

Benarkah?

“Dailymail.co.uk,” tidak hanya sekadar jual “kecap.”

Menurunkan laporan tentang penelitian dari Cambridge University, “dailymail,” menulis berjalan selama dua puluh menitt sehari dapat menambah usia Anda. Dan “daily mail,” menegaskan melalui jalan kaki dapat menurunkan risiko kematian dini.

Para ahli menganjurkan sebaiknya jalan kaki dilakukan lebih dari dua puluh menit sehari.

Berjalan kaki tidak hanya aktivitas sepele. Jika dilakukan secara teratur dengan proporsi waktu yang cukup akan memberikan dampak yang luar biasa besar.

Jalan kaki tidak hanya membuat badan sehat, tetapi juga bisa membuat panjang umur.

Survei lain yang digelar di Inggris oleh The Ramblers diketahui seperempat responden yang mereka teliti menunjukkan adanya ‘pandemi ketidakaktivan’.

Sementara itu, seperti yang disampaikan Chief Executive The Ramblers, Benedict Southworth, berjalan adalah salah satu cara yang paling mudah dan dapat dicapai untuk mengatasi pandemi ‘ketidakaktifan’.

Dia pun menyarankan agar masyarakat bergabung dengan klub-klub jalan kaki.

Para ahli medis juga memandang penting aktivitas jalan kaki. Mereka bahkan memperingatkan bahwa harapan hidup bisa berkurang hanya karena kurangnya berjalan.

Menurut William Bird, seorang dokter yang mengkhususkan diri dalam bidang olahraga, menyebut generasi muda bisa meninggal lebih cepat daripada orang tuanya jika malas bergerak.

“Usia kita akan terasa lebih cepat jika kita bergerak, dan konsekuensuinya adalah munculnya penyakit yang berkaitan dengan usia seperti diabetes, jantung, dan kanker,” terangnya.

Ditambahkan Dr William, banyak dokter yang hanya tahu sedikit tentang pentingnya aktivitas fisik.

Padahal jika setiap orang mau bergerak, misalnya dengan berjalan kaki, akan memberikan dampak besar pada kesehatan suatu negara.

Sementara itu, Diane Abbott, seorang ahli lainnya, berkata jika rata-rata orang dewasa tidak aktif bergerak maka artinya sebagian besar anak-anak tidak melihat orang dewasa yang aktif.

Itu bisa menjadi semacam contoh untuk anak-anak, yang dampaknya akan berkontribusi pada meluasnya obesitas.

Dalam aturan pemerintah Inggris menyarankan warganya agar melakukan seratus lima puluh menit aktivitas seperti berkebun, menari, atau jalan cepat.

Sedangkan olahraga yang cenderung berat dapat dilakukan tujuh puluh lima menit seminggu. Olahraga ini seperti berlari atau aerobik.

Sebuah lembaga kesehatan, Walking For Health menemukan fakta bahwa orang tanpa aktivitas fisik justru mengeluarkan dana lebih untuk biaya rumah sakit.

Profesor Nick Wareham, direktur epidemiologi di Cambridge mengatakan, jika membantu orang untuk menurunkan berat badan adalah sebuah tantangan. Tingkat populasi obesitas harus terus diturunkan.

June Davison, perawat jantung di British Health Foundation mengatakan jika, teratur aktif secara fisik dapat mengurangi risiko kematian akibat penyakit jantung koroner.

Penelitian menunjukkan bahwa sedikit peningkatan dalam aktivitas fisik dapat memiliki manfaat kesehatan. Orang dewasa harus melakukan setidaknya 150 menit aktivitas intens selama seminggu.

Kegiatan seperti jalan-jalan, naik sepeda atau menggunakan tangga daripada lift, jika dilakukan setiap hari dapat mengurangi risiko penyakit jantung koroner.

Seperti juga dikutip dari dari laman situs Medical News Daily, Anda bisa menyempatkan diri untuk berjalan kaki selama satu jam per harinya, bila ingin sehat.

Penelitian yang diterbitkan dalam jurnal berjudul International Journal of Behavioral Nutrition and Physical Activity tersebut dilakukan oleh para peneliti di University of Sydney, Australia.

Menurut Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit, orang dewasa membutuhkan setidaknya seratus lima puluh menit aktivitas aerobik dalam intensitas level sedang, seperti jalan cepat, setiap minggunya.

Tak hanya itu, kegiatan penguatan otot dalam dua hari atau lebih setiap minggunya juga diperlukan.

“Studi sebelumnya mencatat manfaat aktivitas fisik yang memadai atau tidur serta risiko terlalu banyak duduk. Tapi ini adalah studi yang pertama untuk melihat apa yang terjadi ketika kita mengganti satu kegiatan dengan jumlah waktu yang sama,” kata Prof. Emmanuel Stamatakis, penulis utama penelitian.

Dia dan titik timnya menghitung waktu orang bekerja, yang mana lebih dari 70% dari waktu kerja dihabisi dengan duduk. Studi terbaru mereka berfokus pada efek dari mengganti kebiasaan dan membandingkannya dengan hasil kesehatan pada umumnya, termasuk kematian.