close
Nuga Sehat

Ilmuan Temukan Cara Hapus Memori Otak

Ketika hal-hal buruk terjadi, seperti patah hati, kita cenderung tidak ingin mengingatnya. Sebagian besar dari kita mencoba untuk memblokir, melawan, bahkan mengabaikan memori tersebut.

Namun sebuah studi baru yang dipimpin oleh para ilmuwan di Texas menunjukkan bahwa tindakan yang sengaja dilupakan terkait dengan peningkatan keterlibatan otak dengan informasi yang tidak diinginkan tersebut.

Dengan kata lain, untuk melupakan sesuatu, kita harus benar-benar fokus padanya. “Tingkat aktivitas otak yang moderat sangat penting untuk mekanisme yang melupakan ini,” ujar psikolog, Tracy Wang dari University of Texas di Austin, dikutip dari Science Alert.

“Terlalu kuat, dan itu akan memperkuat memori. Terlalu lemah, dan kamu tidak akan memodifikasinya.”

Berusaha untuk secara aktif melupakan ingatan yang tidak diinginkan tidak hanya membantu mencegah otak dari kelebihan beban. Hal ini juga memungkinkan orang beralih dari pengalaman dan emosi yang menyakitkan yang mereka lebih suka tidak ingat.

“Beberapa dekade penelitian telah menunjukkan bahwa kita memiliki kemampuan untuk secara sukarela melupakan sesuatu, tetapi bagaimana otak kita melakukan itu masih dipertanyakan.”

Banyak penelitian sebelumnya tentang pelepasan yang disengaja telah berfokus pada aktivitas otak di korteks prefrontal , dan pusat memori otak, hippocampus.

Dan ketika seseorang mencapai usia dewasa, otak mereka akan semakin besar dan mencapai ukuran maksimal. Namun, seiring bertambahnya usia, otak akan menyusut dari ukuran maksimalknya.

Sebuah penelitian menemukan bahwa ternyata ada perbedaan yang signifikan antara otak pria dan wanita saat kita semua bertambah tua.

Studi baru itu diterbitkan dalam Proceedings of the National Academy of Sciences, di mana para peneliti menjelaskan bahwa otak wanita cenderung tetap lebih muda daripada pria, bahkan ketika kedua individu berada pada usia yang sama.

Dalam studinya, para peneliti dari Fakultas Kedokteran Universitas Washington di St. Louis meneliti dengan cermat otak lebih dari dua ratus  orang, berusia dua puluh hingga delapan puluh dua tahun.

Tim mempelajari otak setiap orang menggunakan pemindaian yang menawarkan wawasan tentang berapa banyak oksigen dan glukosa yang digunakan organ itu.

Pengukuran ini memberi tahu para peneliti tentang “usia” metabolisme otak, yang kemudian dapat dibandingkan dengan usia setiap orang.

Ketika tim mengumpulkan angka-angka itu, mereka menemukan bahwa usia metabolisme otak pada wanita rata-rata tiga koma delapan tahun lebih muda daripada otak pria pada usia yang sama.

Data itu ternyata tetap konsisten, dan disimpulkan bahwa jelas ada perbedaan utama antara otak pria dan wanita.

Namun, masih belum diketahui mekanisme apa yang berperan dalam hal itu.

Para peneliti menegaskan bahwa otak laki-laki mencapai puncaknya tiga hingga empat tahun lebih awal dari otak perempuan, dan perbedaan itu terjadi sepanjang hidup mereka.

Mengapa demikian, dan apakah itu penting untuk penelitian penyakit seperti Alzheimer, jawabannya masih memerlukan penelitian lebih lanjut.