close
Nuga Sehat

Efek Terlalu Banyak Mengonsumsi Kopi

Ngopi?

Ya, ngopi!

Ya juga ketika budaya minum kopi  lekat dengan masyarakat di berbagi belahan dunia,

Bahkan, sebagian orang berpikir belum lengkap rasanya jika memulai hari tanpa secangkir kopi.

Namun, bukan berarti Anda bisa sesukanya mengonsumsi kopi sebanyak mungkin. Konsumsi kopi perlu dilakukan dalam kadar wajar.

European Food Safety Authority mengingatkan agar konsumsi kopi tak lebih dari empat cangkir dalam sehari. Empat cangkir setara dengan empat ratus miligram kopi espreso.

Jika kopi dikonsumsi berlebih, maka tubuh akan mengalami beberapa efek samping.

Kafein jadi komponen utama dalam kopi. Kafein mampu meningkatkan kewaspadaan dengan menghalangi efek adenosin atau zat kimia otak yang membuat tubuh merasa lelah.

Dalam waktu bersamaan, kafein memicu pelepasan hormon adrenalin yang meningkatkan energi. Dengan kata lain, asupan kafein menimbulkan kecemasan dan kegugupan.

Kandungan kafein dalam kopi bisa bervariasi. Mengutip Healthline, kopi berukuran besar dari Starbucks, misalnya, mengandung  tiga ratus tiga puluh miligram kafein.

Kopi memiliki efek laksatif. Kopi berkontribusi dalam pelepasan gastrin yakni, hormon yang membuat perut mempercepat aktivitas pada usus besar.

Efek serupa juga timbul pada kopi tanpa kafein sekalipun.

Stimulasi gerakan usus meningkatkan kontraksi sehingga makanan dalam perut terus bergerak. Tak heran jika kelebihan konsumsi kopi bisa mengakibatkan buang air besar hingga diare pada tingkat yang lebih parah.

Pada beberapa studi disebutkan bahwa minuman berkafein, termasuk kopi, bisa memperburuk gastroesophageal reflux disease atau penyakit asam lambung.

Detak jantung cepat atau rasa berdebar bisa timbul jika konsumsi kopi tak bisa ditoleransi tubuh.

Sebenarnya tak hanya kafein, jantung berdebar ini juga disebabkan oleh terlalu banyak konsumsi alkohol dan nikotin.

Detak jantung cepat bisa mengakibatkan rasa pening bahkan pingsan. Tak ada solusi tepat selain memangkas konsumsi kopi.

Dalam dosis tertentu, sebenarnya kafein dapat membantu menghilangkan sakit kepala. Kafein membuat obat pengurang rasa nyeri bekerja lebih baik.

Namun sebaliknya, jika konsumsi kafein terlalu banyak atau lebih dari lima ratus0 miligram, orang bisa mengalami keracunan kafein.

Gejalanya berupa sakit kepala dan kelelahan.

Dalam secangkir kopi hitam, ada sekitar lima puluh hingga  dua ratus miligram kandungan kafein. Selain dari kopi, kafein juga bisa didapat dari teh hitam, soda, minuman berenergi, dan cokelat batang.

Sakit kepala bisa jadi penanda bahwa konsumsi kafein, baik dari kopi dan bahan makanan lainnya, dilakukan secara berlebih.

Kopi membantu orang untuk tetap terjaga. Di sisi lain, konsumsi berlebihan bisa membuat orang sulit tidur.

Studi menemukan, semakin tinggi kafein yang masuk ke tubuh semakin lama pula waktu yang diperlukan untuk tidur. Pada orang dewasa, ini jelas bisa memangkas waktu tidur mereka.

Sebaliknya, konsumsi kafein yang moderat tak akan berpengaruh pada kebiasaan tidur bahkan pada mereka yang mengidentifikasi diri mengidap insomnia.

Secara umum, kopi tidak meningkatkan risiko penyakit jantung atau stroke. Namun, kafein menunjukkan efek meningkatkan tekanan darah pada beberapa studi.

Naiknya tekanan darah menjadi faktor risiko serangan jantung dan stroke karena kondisi ini bisa merusak pembuluh arteri jika terjadi terus-menerus.

Kopi memang diketahui punya banyak manfaat, termasuk membantu menurunkan risiko diabetes.

Kebiasan minum kopi bisa mengurangi risiko penyakit diabetes penelitian  dari Diabetes Care dan American Journal of Epidemiology.

Selain itu, penelitian dari Clinical Nutrition menyatakan konsumsi kopi secara teratur dapat mengurangi risiko diabetes sebesar sepuluh persen setiap cangkirnya.

Selain itu kemungkinan menurunkan angka kematian akibat penyakit jantung sebanyak dua puluh satu persen.

Hanya saja, tidak semua orang menyukai rasa pahit dari kopi sehingga memilih untuk menambahkan gula. Kebiasaan tersebut menyebabkan jumlah orang penderita diabetes meningkat.

Berdasarkan data IDF Diabetes Atlas pada tahun lalu, Indonesia menduduki posisi keenam sebagai penderita diabetes terbesar

Ada beberapa ciri orang yang mengalami diabetes. Orang yang menderita diabetes akan mudah lelah, sering mengantuk, dan mudah lapar.

Penderita diabetes tidak bisa sembuh total, namun diabetes bisa disembuhkan. Melainkan hanya dikontrol kadar gula darah dalam tubuhnya.