close
Nuga Sehat

Cara Jitu Mengusir Rasa Sedih dan Galau

Setiap orang pasti pernah merasa sedih. Namun, seberapa sering dan seberapa intens kesedihan yang Anda rasa? Jika terus berlanjut dan berlebihan, hal ini tak boleh Anda sepelekan sebab bisa jadi yang Anda alami adalah gejala depresi. Apa bedanya? Yuk, cari tahu dalam ulasan berikut.

Sedih adalah emosi naluriah yang dapat dirasakan setiap orang. Kesedihan bisa menghampiri Anda sesekali atau bahkan hampir setiap hari, tergantung pada apa yang sedang terjadi dalam hidup Anda.

Secara umum, kesedihan muncul ketika ada sesuatu hal tidak berjalan sebagaimana mestinya, sesuai rencana, atau sesuai keinginan. Alhasil, membuat Anda merasa tidak berdaya dan putus asa. Konflik, kegagalan, kematian, dan kehilangan adalah beberapa hal yang paling sering membuat manusia sedih.

Di sisi lain, melihat, menyaksikan, atau mendengar orang lain yang sedang sedih juga dapat membuat Anda merasakan emosi yang sama. Terlebih jika Anda memiliki rasa empati yang tinggi. Anda cenderung akan lebih peka terhadap perasaan dan pikiran orang lain.

Misalnya ketika Anda melihat ada seseorang yang tertimpa musibah, Anda akan benar-benar merasakan nelangsa tersebut dan memikirkan bagaimana ketika Andalah yang berada pada situasi tersebut. Rasa empati yang Anda miliki membuat Anda bisa sangat memahami kesedihan yang dialami oleh orang lain.

Merasa sedih itu wajar, tapi tidak baik juga jika dibiarkan sampai berlarut-larut. Berikut adalah beberapa cara yang sehat untuk mengusir kesedihan agar tidak telanjur sampai menggerogoti jiwa Anda:

Kebanyakan dari kita sering memasang senyum palsu dan pura-pura tegar agar tidak terlihat cengeng di depan orang lain. Tidak sedikit pula yang terang-terangan menyangkal mereka sedang sedih karena tidak mau menjadi beban dan dikasihani orang lain.

Padahal, penyangkalan justru akan berbalik merugikan bagi kesehatan fisik dan mental Anda. Bayangkan semua kesedihan yang dipendam lama-lama menumpuk jadi satu seperti “bom waktu” yang bisa kapan saja meledak. Tak hanya menghancurkan diri sendiri, tapi pada akhirnya juga menghancurkan orang lain di sekitar Anda.

Nah sebab itu, akuilah kalau Anda memang sedang bersedih. Ingat bahwa kesedihan adalah reaksi normal setiap manusia. Jadi, tidak ada yang salah jika Anda merasakan emosi ini. Bila perlu luapkanlah kesedihan Anda dengan menangis. Menangis membantu Anda merasa lebih lega.

Setelah kondisi Anda agak membaik, renungkan kembali kesedihan yang Anda rasakan. Tanyakan pada diri sendiri, apa sih yang sebenarnya membuat Anda merasa sedih? Apa emosi tersebut muncul terkait kehilangan atau peristiwa yang yang tidak bahagia?

Merenungkan dan memahami emosi yang Anda rasakan dapat membantu Anda melawan rasa kesedihan. Namun, jangan sampai malah jadi menghakimi diri Anda sendiri.

Ingatlah bahwa kesedihan adalah bagian dari kehidupan dan selalu ada hikmah di setiap situasi yang Anda alami.

Penelitian menunjukkan bahwa kebanyakan orang dapat pulih dari kesedihan mereka sendiri seiring berjalannya waktu. Lamanya waktu yang dibutuhkan jelas berbeda-beda pada setiap orang.

Mungkin Anda memerlukan waktu seharian, seminggu, atau berbulan-bulan untuk bisa menerima kehilangan, kegagalan, rasa putus asa, dan lain sebagainya. Jadi, nikmati proses “penyembuhan” Anda.

Bila Anda termasuk orang yang religius, Anda bisa melakukan kegiatan spiritual seperti berdoa, meditasi, atau pergi ke tempat ibadah untuk mencari kedamaian diri. Mendekatkan diri dengan Tuhan juga menjadi cara efektif untuk menenangkan hati Anda yang sedang kelabu.

Ingatlah selalu bahwa Tuhan sangat mencintai Anda lebih daripada segala hal yang ada di bumi ini.

Jangan biarkan Anda terus-terusan terperangkap dalam kesedihan. Tidak ada salahnya untuk beralih ke orang yang Anda percaya untuk mengurangi beban di hati sekaligus mencari pencerahan atas masalah tersebut. Anda bisa berbagi keluh kesah kehidupan dengan orangtua, pasangan, atau sahabat terdekat.

Orang-orang yang peduli dengan Anda akan berusaha sekuat tenaga untuk menghibur dan mengalihkan pikiran Anda dari kesedihan yang Anda alami. Jadi, jangan ragu untuk meminta bantuan ke orang-orang terdekat Anda.

Apabila Anda sadar ada beberapa benda atau tempat yang berpotensi membuat Anda sedih, sebaiknya hindari hal tersebut. Tidak mudah memang. Namun, Anda  harus berusaha semaksimal mungkin agar Anda tidak berhadapan dengan hal-hal yang membuat Anda bersedih.

Apabila Anda terus dihantui dengan berbagai hal yang memancing kesedihan, Anda tentu tidak akan pernah merasa lega. Kuncinya satu; alihkan perhatian dan pikiran Anda pada hal lain. Sibukkan diri, sehingga Anda tidak memiliki kesempatan untuk memikirkan hal-hal yang membuat Anda bersedih.

Sedih boleh, tapi jangan lupa untuk tetap menyenangkan diri Anda sendiri. Cobalah untuk menyibukkan diri dengan berbagai kegiatan yang Anda sukai atau yang tidak bisa Anda lakukan sebelumnya.

Ambil juga kesempatan ini untuk mencoba sesuatu yang baru yang bisa membuat Anda melupakan rasa sedih. Contohnya, Anda bisa pergi jalan-jalan ke destinasi liburan yang belum pernah Anda kunjungi. Dengan begitu Anda bisa menyegarkan kembali perasaan dan pikiran yang selama ini carut-marut.

Setiap orang memang punya caranya masing-masing untuk menghalau rasa sedih yang mereka alami. Apa pun itu, lakukanlah hal-hal yang membuat Anda merasa senang dan nyaman.

Namun, hindari menyibukkan diri Anda dengan mengonsumsi alkohol, makan makanan yang tidak sehat, dan merokok terus-terusan. Berbagai hal tersebut tidak akan menyembuhkan kesedihan Anda. Sebaliknya, mereka hanya memberikan kesenangan sementara dan membuat situasi Anda semakin memburuk.

Ketimbang melakukan hal-hal yang membuat keadaan semakin buruk, sebaiknya terapkan pola hidup sehat agar tubuh dan pikiran Anda bisa berangsur membaik. Ya, pikiran dan tubuh saling berkaitan satu sama lain. Ketika Anda berada dalam kondisi fisik yang baik, maka Anda juga akan merasa lebih baik secara emosional.

Nah, untuk meningkatkan kesehatan Anda secara menyeluruh, pastikan kalau Anda cukup tidur, makan makanan yang bernutrisi tinggi, serta rajin berolahraga.

Selain curhat ke orang-orang yang Anda percayai, Anda juga dapat mencurahkan semua isi hati Anda pada sebuah tulisan. Anda bisa membuat sebuah jurnal atau catatan mengenai hal positif apa saja yang berhasil Anda lakukan dan terima setiap hari.

Bagi beberapa orang, menulis bisa menjadi terapi untuk mengolah emosi. Anda juga bisa membaca kembali tulisan Anda untuk memahami lebih baik tentang kesedihan yang Anda rasakan.

Siapa tahu, kegalauan yang Anda rasakan bisa dikomersilkan. Misalnya, dijadikan inspirasi untuk membuat lirik lagu sendu atau puisi sedih.

Suatu hari nanti akan ada masanya Anda melihat masa lalu. Bukan untuk meratapinya tapi justru untuk memahami bahwa semua yang Anda alami merupakan bagian dalam alur pengalaman hidup Anda.

Bersyukurlah bahwa Anda pernah berada di masa sesedih hari lalu, karena dengan begitu, Anda jadi tahu artinya sebuah rasa syukur. Selain itu, memahami kesedihan juga membuat kebahagiaan menjadi jauh lebih manis. Bukankah lebih baik merasakan sesuatu daripada tidak merasakan apa-apa sama sekali?

Selain yang sudah disebutkan di atas, ada cara lain yang bisa Anda lakukan untuk mengatasi rasa sedih; menonton film sedih! Selama ini Anda mungkin mengira kalau nonton film sedih justru bikin Anda semakin sedih. Bahkan mungkin teringat memori buruk yang dulu membuat Anda sedih.

Namun kenyataannya, menonton film sedih justru bisa membantu Anda lebih cepat move on. Kenapa begitu?

Ketika Anda menonton film yang memancing emosi, ternyata selama waktu itu otak kita akan melepaskan hormon oksitosin. Oksitosin sendiri sering disebut sebagai hormon cinta. Selain itu, hormon ini juga berperan penting untuk menciptakan keinginan bersosialisasi dengan orang lain, serta mendorong Anda untuk lebih berempati dan menyayangi.

Dikutip dalam website resmi The Greater Good Science Center milik University of California, Berkeley (UC Berkeley), oksitosin membuat seseorang lebih peka terhadap situasi dan aktivitas sosial di sekitarnya.  terhadap aktivitas sosial di sekitarnya.

Kepekaan tersebut lambat laun akan menyadarkan Anda bahwa Anda tidak sendirian di dunia ini. Anda juga dapat menyadari bahwa Anda bukanlah satu-satunya manusia yang merasa nelangsa di dunia. Ada banyak orang di luar sana yang mungkin mengalami musibah lebih parah dari yang Anda alami.

Ahli psikologi klinis, Jessica Magidson juga mengatakan hal yang serupa. Dr. Magidson mengatakan bahwa sering menonton film sedih bisa membuat kita merasa lebih bahagia. Alasannya, film tersebut mendorong kita untuk bercermin pada diri sendiri sehingga dapat merasa bersyukur atas apa yang kita miliki dalam hidup.

Tak berhenti di situ. Film sedih juga mengajari kita untuk belajar dari kesalahan orang lain. Silvia Knobloch-Westerwick, Ph.D. sekaligus penulis kontributor di PsychCentral, mengatakan manusia cenderung bercermin pada tragedi yang terjadi pada orang lain untuk menilai kembali kehidupan mereka.

Dengan melihat derita orang lain, seseorang jadi belajar artinya bersyukur atas anugerah yang sudah mereka dapatkan selama ini.

Kesedihan adalah reaksi alami terhadap situasi yang tidak mengenakkan atau yang menyebabkan sakit. Meski begitu, rasa nelangsa yang disebabkan oleh kesedihan umumnya dapat mereda seiring waktu. Setelah Anda berhasil move on dari rintangan tersebut, kesedihan akan segera terganti dengan rasa lega dan bahagia pada akhirnya.

Beda dengan depresi yang merupakan penyakit mental jangka panjang. Depresi dapat memengaruhi cara Anda merasa, berpikir, dan berperilaku sehingga menyebabkan Anda terus menerus merasa sedih. Bahkan bisa terus berlangsung selama berminggu-minggu, atau lebih dari enam bulan berturut-turut.

Seseorang yang mengalami depresi juga mengalami perubahan pada selera makan, tidur, hingga kesulitan untuk berkonsentrasi atau mengambil keputusan. Tak hanya itu, orang dengan kondisi ini juga cenderung menutup diri dan menghindari bersosialisasi dengan keluarga, pasangan, dan kerabat dekatnya.

Ia juga menjadi hilang minat pada hal-hal yang dulu sangat disukainya. Depresi membuat seseorang selalu dihantui dengan perasaan bersalah, tidak berdaya, dan putus asa. Dalam tahap yang parah, depresi juga bisa membuat penderitanya memiliki keinginan untuk melukai diri sendiri atau bahkan bunuh diri.