close
Nuga Sehat

Bahagia Itu Sumber Awet Muda

Laman situs “livestrong,” senin, 02 November 2015, secara khusus menurunkan laporan tentang kebugaran dan hubungan dengan kesehatan serta “awet muda.”

Menulis laporan panjang dari berbagai sisi, “live strong” sebagaimana ditulis kembali oleh “nuga,” mengutip berbagai pendapat para ilmuwan sepanjang lima puluh tahun terakhir.

“Para ilmuwan telah menemukan tubuh dan pikiran bukan cuma terhubung, tapi juga terjalin sangat erat dan saling memengaruhi,” tulis “live strong.”.

Berbagai studi juga mengungkap kaitan antara otak, pikiran, dan sistem imun. Salah satunya menyebutkan, orang yang sering stres lebih rentan menderita flu.

Kondisi emosional seperti stres, takut, atau rasa marah, akan mengirimkan sinyal ke kelenjar utama di tubuh untuk melepaskan hormon tertentu, misalnya kortisol, adrenalin, dan epineprin.

Hormon tersebut membuat sel-sel selalu siap berjaga dan tidak beristirahat. Jika kita memang menghadapi ancaman di zaman purba misalnya menghadapi binatang buas kondisi waspada itu berguna.

Tapi di kehidupan modern ini justru merugikan. Hasilnya, kemampuan tubuh melawan penyakit dari luar berkurang, dan tekanan darah ikut meningkat.

Selain melepaskan hormon stres, tubuh kita juga bisa mengeluarkan hormon untuk meningkatkan kekebalan tubuh, terutama saat kita merasa gembira atau rileks.

Hormon itu misalnya serotonin, dopamin, relaxin dan oksitosin.

Banyak aktivitas sehari-hari yang bisa membuat tubuh dibanjiri hormon itu, mulai dari berolahraga untuk melepaskan ketegangan emosi, tertawa lepas dengan teman, atau bermain-main dengan hewan kesayangan.

Kekebalan tubuh yang terjaga adalah kunci melawan penyakit, termasuk kanker. Oleh karenanya cobalah untuk meluangkan waktu untuk melakukan kegiatan yang membuat rileks.

Emosi positif dan kualitas kesehatan yang baik sebenarnya saling terkait. Ini karena tubuh dan pikiran saling terhubung.

Descartes pernah menyebutkan bahwa tubuh dan pikiran itu terpisah, bekerja sendiri-sendiri.
Namun, pemikiran Descartes terbukti salah!

Sejak lima puluh tahun terakhir para ilmuwan menemukan bahwa tubuh dan pikiran saling terhubung.

Bahkan, keduanya begitu intim dan tak terpisahkan.

Relasi antara tubuh dan pikiran tersebut melahirkan sebuah cabang ilmu eksak baru, yaitu psiko-neuroimunologi.

Ilmu ini mengeksplorasi hubungan antara pikiran, otak, dan sistem imun tubuh.

Salah satu hasil penelitian PNI dipublikasikan di New England Journal of. Sekelompok ilmuwan mengadakan survei kepada sejumlah orang yang diminta memakai obat semprot hidung.

Beberapa dari obat tersebut mengandung virus demam ringan dan sisanya hanya mengandung garam. Para objek penelitian tidak tahu kandungan mana yang mereka dapat.

Hasilnya, mereka yang pikirannya stres mengalami gejala flu.

Di sisi lain, mereka yang tidak terlalu stres dapat melawan virus tersebut, terlepas dari usia, berat badan, pola diet, dan faktor lainnya.

Para ilmuwan semakin memahami mengapa stres bisa membuat kita gampang sakit.

Studi PNI menunjukkan kondisi emosional seperti stres, takut, atau marah akan mengirimkan sinyal ke kelenjar utama dalam tubuh untuk memproduksi hormon seperti kortisol, adrenalin, dan epinefrin.

Hormon-hormon inilah yang memberitahu sel dalam tubuh kapan waktunya Anda untuk bekerja atau beristirahat, bahkan untuk berkelahi atau lari. Hasilnya, tubuh akan ‘melupakan’ sejenak tugas untuk mencerna makanan atau melawan penyakit supaya tekanan darah Anda naik dan dapat terus berlari kencang.

Namun, berapa dari Anda yang perlu berlari menyelamatkan diri dalam kehidupan sehari-hari?

Kegiatan berat seperti itu kini tergantikan rasa takut yang tak ada habisnya seperti takut gagal, takut dipecat, dan lain sebagainya.

Tubuh kita terus-menerus bekerja dengan maksimal, hingga Anda akan jatuh sakit.

Mengapa demikian?

Alasannya, di waktu Anda stres, tubuh Anda melupakan virus atau bakteri infeksi yang masuk ke dalam tubuh, agar Anda bisa tetap bekerja alias melawan stres.

Virus tersebut baru akan dibasmi ketika tubuh punya waktu untuk melambat, yaitu saat liburan.

Kabar baiknya, tubuh pun dapat memproduksi hormon yang menguatkan imun tubuh ketika Anda merasa gembira atau santai. Contohnya adalah serotonin, dopamin, relaksin, atau oksitosin.

Ketika hormon-hormon ini masuk ke aliran darah, mereka akan mengirimkan sinyal agar tubuh menciptakan lebih banyak sel imun.

Bahkan tertawa selama lima menit akan secara signifikan meningkatkan jumlah sel darah putih yang berfungsi untuk membunuh sel penyakit.

Dengan penemuan dari ilmu PNI ini, banyak orang mulai mengatur emosi mereka supaya tidak gampang jatuh sakit.
Kelly Turner, Ph.D., seorang ahli tumor meneliti hubungan emosi dan kanker. Ia menemukan bahwa dalam beberapa dekade terakhir ini, sudah banyak penderita kanker yang berhasil sembuh.

Para penderita kanker tersebut berolahraga, banyak tertawa, dan bermain dengan hewan peliharaan.
Hasilnya, terdapat banyak hormon oksitosin dalam tubuh mereka. Selain itu mereka juga disarankan untuk mengkonsumsi minyak ikan dan obat harian.

Jika ingin melawan kanker, cara terbaik adalah meningkatkan sistem imun tubuh. Itu pula yang dilakukan para penderita yang diteliti Turner.

Mulailah tertawa, berhentilah jadi pencemas, nikmati momen saat ini agar bahagia, niscaya Anda akan memperoleh sistem imun yang kuat.