close
Nuga Sehat

Balita Pakai Gadget Berisiko Lambat Bicara

Tak diragukan lagi, gadget (gawai) seperti smartphone dan tablet memang memiliki segudang manfaat bagi manusia, bahkan bagi anak kecil.

Cukup banyak orangtua yang memberikan gadget kepada anaknya.

Alasannya biasanya seperti hiburan yang aman karena anak hanya akan duduk diam sambil bermain atau menonton. Namun, apakah ada pengaruh gadget bagi perkembangan anak?

Pengaruh gadget bisa sangat baik terhadap kemampuan kognitif anak.

Dibandingkan membaca atau melihat gambar pada buku, anak-anak lebih tertarik dengan gambar-gambar yang bergerak dan bersuara.

Anak-anak bisa menonton video edukasi melalui berbagai aplikasi. Anak bisa melihat berbagai video seperti video tentang kehidupan hewan dan tumbuhan, video tentang benda-benda di luar angkasa, hingga video sejarah pada masa lalu.

Selain itu, berbagai aplikasi seperti aplikasi kuis dan berbagai games edukatif sudah banyak sekali ditemukan pada smartphone.

Bahkan, gadget dengan mesin pencari akan menjadi guru yang hebat untuk membuka wawasannya. Ketika anak ingin mencari tahu mengenai sesuatu, dia tinggal mengetikkan kata kuncinya pada mesin pencari ribuan jawaban mengenai hal tersebut siap untuk dibuka.

Namun di sisi lain, memberikan gadget kepada anak bisa berbalik arah jadi hal yang negatif. Salah satunya adalah gadget terbukti berpengaruh terhadap kemampuan bicara anak.

Pemberian gadget di bawah usia lima tahun akan mengurangi rangsangan pada interaksi sosialnya Ini karena gadget tidak butuh respon anak, sehingga sulit untuk berinteraksi dan hal ini berdampak pada proses bicaranya.

Penelitian yang dipresentasikan di Pediatric Academic Societies Meeting di San Francisco menjelaskan hal ini. Catherine Birken, seorang dokter anak di Hospital for Sick Children in Toronto Kanada menemukan adanya hubungan antara penggunaan gadget dengan kemampuan bicara pada anak.

Birken menanyakan kepada orangtua yang memiliki anak berumur enam hingga dua puluh empat minggu, berapa lama mereka biasa diberikan waktu menonton lewat layar gadget.  Nah, dua puluh persen dari anak-anak yang terlibat dalam penelitian ini menggunakan gadget paling tidak selama dua puluh delapan menit setiap harinya.

Hasilnya, mereka menemukan bahwa setiap tambahan tiga puluh menit waktu yang digunakan untuk bermain gadget dapat meningkatkan risiko terlambat bicara atau speech delay.

Sedangkan bentuk komunikasi lain seperti bahasa tubuh, emosi, hingga tatapan mata tidak terpengaruh.

Namun, Barken mengunggapkan bahwa riset lanjutan masih diperlukan, misalnya riset eksperimental untuk membuktikan pengaruhnya secara klinis. Namun, riset awalan ini dapat menjadi acuan ke depan bagi para orangtua dan tenaga kesehatan anak.

Studi lain yang dilakukan oleh University College London Inggris menemukan bahwa waktu yang digunakan di depan layar juga berpengaruh terhadap perkembangan otak.

Studi tersebut menemukan bahwa setiap jam yang dihabiskan untuk menonton gadget bisa menyebabkan berkurangnya waktu tidur hingga  enam belas menit.

Padahal, tidur amat bermanfaat bagi otak anak, apalagi pada masa-masa perkembangan otak ketika perkembangan syaraf sedang bagus-bagusnya.

Keterlambatan untuk mulai berbicara dapat membawa dampak lainnya. Jenny Radesky, seorang ahli dari University of Michigan Amerika Serikat, berpendapat bahwa ketika anak-anak tidak mampu mengekspresikan rasa frustasinya lewat kata-kata, mereka akan cenderung menggunakan gerakan tubuhnya atau suara lantang untuk menarik perhatian.

Dengan kata lain, anak-anak akan terlihat tidak mampu mengontrol emosi.

Selain itu, keterlambatan berbicara bisa memengaruhi kemampuan akademis anak di sekolah nantinya. Kemampuan dalam memahami teks dan merangkai kata bukan hanya penting dalam pelajaran bahasa saja, namun bisa pada pelajaran lainnya seperti sains, matematika, seni, dan ilmu sosial.

Meski ada pengaruh gadget yang harus diwaspadai, Anda bisa menggunakan gadget sebagai media pembelajaran.

Untuk anak usia 18 bulan ke bawah, sebaiknya gadget hanya digunakan untuk video-chatting. Bila Anda ingin mengenalkan media digital, ini bisa Anda lakukan pada anak usia delapan belas hingga dua puluh empat bulan dengan menonton tayangan edukatif.

Pastikan Anda menonton bersama anak dan menjelaskan apa yang ditonton agar anak paham betul mengenai apa yang ia tonton.

Pada anak usia dua hingga lima  tahun, Anda dapat membiarkan anak untuk menggunakan gadget maksimal satu jam per hari. Orang tua harus menggunakan gadget bersama anak dan menjelaskan mengenai apa yang ditampilkan serta menerapkan apa yang didapat dari tayangan tersebut ke dunia sekitar.

Jadi, pada usia 5 tahun ke bawah, jangan biarkan anak asyik sendiri dengan gadget.

Gunakanlah gadget seperti layaknya buku. Pegang gadget dan duduklah Anda di samping anak Anda sambil bercerita atau menjelaskan mengenai gambar yang ada di layar.

Berinteraksilah bersama anak ketika sedang melakukan ini.

Untuk anak usia 6 tahun ke atas, Anda tidak perlu selalu berada di sisi anak ketika menggunakan gadget.

Namun, Anda harus sadar bahwa ada banyak media pembelajaran lainnya di luar sana.

Misalnya pergi ke kebun binatang atau tempat rekreasi lainnya yang bisa membuat anak lebih aktif bergerak dan berinteraksi dibandingkan menggunakan gadget.

Selain itu, untuk mencegah pengaruh gadget yang negatif, tentukan durasi pemakaian gadget yang konsisten dan pastikan penggunaan gadget tidak mengganggu waktu tidur, waktu bermain atau beraktivitas fisik, dan kegiatan lainnya yang penting untuk kesehatan.