close
Nuga Sehat

Awas, Insomnia Bisa Mengancam Jiwa

Ya, sekali lagi tentang kesulitan tidur

Ya juga, sulit tidur atau insomnia adalah gangguan tidur yang ditandai dengan kesulitan untuk memulai tidur atau mempertahankan tidur.

Jumlah waktu yang dibutuhkan setiap orang untuk memang berbeda-beda. Namun kebutuhan tidur rata-rata untuk orang dewasa adalah tujuh hingga delapan  jam sehari.

Insomnia tidak hanya akan menurunkan energi Anda di pagi hari dan mengganggu mood, tapi juga dapat memengaruhi kesehatan dan menurunkan kualitas hidup.

Kualitas tidur yang buruk akibat insomnia dapat memengaruhi fisik maupun mental seseorang.

Untuk diketahui, iInsomnia  adlah merupakan salah satu jenis gangguan tidur dimana seseorang dengan kondisi ini umumnya mengalami kesulitan untuk memejamkan mata. Jenis gangguan tidur ini juga terbukti dapat memengaruhi berbagai aspek kehidupan, mulai

Dari mengganggu aktivitas, memperkeruh mood, bahkan menurunkan daya tahan tubuh. Lebih jauh, insomnia juga dianggap dapat mengancam jiwa orang yang mengalaminya.

Untuk mencari tahu lebih lanjut mengenai anggapan tersebut, tim peneliti mengumpulkan data dari tujuh belas penelitian sebelumnya dan menelaah serta membandingkan hasilnya.

Secara keseluruhan, semua penelitian tersebut mencakuptiga puluh tujuh juta individu, dimana 1sepuluh persen di antaranya mengalami insomnia.

Menurut hasil telaah, risiko terjadinya kematian didapatkan tidak berbeda secara signifikan bagi individu dengan dan tanpa insomnia.

Dari tujuh belas temuan yang dikompilasi, salah satu penelitian terbesar yang mencakup 96 persen dari total data yang dikumpulkan tersebut dijadikan sebagai pembanding.

Saat dikaji lebih mendalam, risiko terjadinya kematian tampak sedikit meningkat pada individu dengan insomnia.

Hasil yang serupa juga didapatkan saat tim peneliti menginvestigasi faktor-faktor lain yang berperan, seperti konsumsi alkohol, merokok obesitas, dan obat tidur.

Terkait itu, pakar di bidang tidur dari University of Arizona College of Medicine, Dr. Sairam Parthasarathy mengatakan bahwa individu dengan insomnia yang berkelanjutan selama enam tahun atau lebih memiliki risiko yang lebih tinggi untuk meninggal akibat penyakit jantung, paru-paru, atau masalah lainnya.

Sementara itu, berdasar pada informasi yang dilansir dari Mayo Clinic, insomnia melibatkan kesulitan untuk tertidur lelap, bangun lebih cepat, serta sulit untuk tidur kembali.

Sederet hal tersebut dapat meningkatkan risiko terjadinya tekanan darah tinggi atau hipertensi, penyakit jantung, depresi, ansietas, dan penggunaan obat-obatan terlarang.

Insomnia juga dapat berdampak pada kesiagaan sepanjang hari dan juga kualitas hidup orang yang mengalaminya.

Insomnia terbukti dapat menyebabkan sejumlah dampak buruk bagi kesehatan, baik dari sisi luar maupun dalam tubuh. Oleh karena itu, gangguan tidur jenis ini mesti dideteksi dan diatasi sedini mungkin.

Dokter spesialis neurologi dan pakar di bidang tidur dari Charlottesville Neurology and Sleep Medicine, Dr. Chris Winter mengatakan bahwa tujuan dari penanganan insomnia adalah membantu penderita untuk mencapai kemudahan dalam tertidur.

Di samping itu, penanganan untuk insomnia juga bertujuan agar penderita bisa terlepas dari rasa gelisah atau takut mengenai kesulitan tertidur yang dialaminya.

Atas dasar itu, Dr. Winter mengatakan bahwa salah satu teknik penanganan yang bisa diterapkan untuk mengatasi insomnia adalah terapi perilaku kognitif.

Menurutnya, terapi ini merupakan cara yang baik untuk menilai pandangan seseorang terhadap tidur dan “mendengarkan” rutinitas yang dilakukan menjelang tidur pada malam hari.

Tak cukup di situ, Dr. Winter juga menyarankan bahwa seseorang yang mengalami insomnia harus lebih proaktif dalam mencari tahu penyebab dari kesulitan tidur yang dialaminya, serta menerapkan cara yang tepat untuk mengatasinya.

Jadi, setelah tahu bahwa insomnia berperan pada terjadinya berbagai gangguan kesehatan yang bisa mengancam jiwa, Anda yang merasa mengalami gejala-gejala terkait sebaiknya segera mencari cara terbaik untuk mengatasinya.

Anda bisa mencoba untuk mengganti kasur dengan yang baru, pakaian tidur baru, aplikasi ponsel untuk membantu mengatur pola tidur, dan sebagainya sebagai cara pertolongan pertama.

Apabila belum efektif, Anda sangat dianjurkan untuk berkonsultasi lebih lanjut pada tenaga kesehatan profesional yang memiliki keterampilan agar gangguan tidur yang Anda alami tersebut bisa segera teratasi.