close
Nuga Sehat

Awas Bahaya Tidur Bermesaraan

Laman situs terkenal  Huffington Post, hari ini, dalam rubrik kesehatannya menurunkan tulisan tentang “bahaya” pasangan suami istri untuk tidur bermesraan  seperti menjadikan lengan pasangan sebagai bantal.

Manurut “huffington post,” posisi tidur seperti itu pun sering dianggap sebagai bentuk kasih sayang yang sangat besar dari pria untuk wanita.

Meski terlihat memberi rasa nyaman untuk kaum wanita, namun ternyata sering menjadikan lengan pria sebagai bantal dapat menyebabkan kelumpuhan.

Lumpuh saraf radial merupakan kondisi yang dapat disebabkan oleh posisi tidur itu. Keadaan ini juga dikenal dengan sebutan Honeymoon Palsy atau Saturday Night Palsy.

Lumpuh saraf radial melibatkan cedera atau kompresi pada saraf radial yang berada di dekat ketiak, di lengan atau di sekitar siku.

Saraf radial sendiri berasal dari otot pleksus brakialis.

Pemampatan saraf dapat timbul dari tekanan berkepanjangan pada saraf yang terdapat dalam otot-otot di daerah bawah lengan, atau karena adanya tekanan langsung pada aspek poterior lengan.

Tekanan langsung yang dimaksud biasanya dialami oleh orang-orang yang senang membiarkan pasangannya tidur di lengan, atau tidur dengan menjadikan lengan sebagai bantal mereka.

Karenanya, posisi tidur bermesraan atau berpelukan di lengan pasangan saat bulan madu dianggap sangat rentan memicu saraf lengan menjadi kaku dan membuat pergelangan tangan menurun.

Sama dengan Honeymoon Palsy, kondisi Saturday Night Palsy yang biasanya dialami seseorang yang mabuk dan tak sadarkan diri tertidur dengan menggantungkan tangannya di sandaran kursi juga memicu otot kaku.

Kondisi seperti ini membutuhkan waktu cukup lama untuk memperbaikinya.

Karena pasien akan mengalami penurunan pergelangan tangan dan tidak dapat mengacungkan ibu jari sambil memutar pergelangan tangan.

Jika terjadi pemampatan saraf pada aksila, maka otot trisep yang akan terpengaruh.

Untuk penjelasan lanjutan Anda harus tahu apa yang kita tahu tentang “tindihan” atau lumpuh tidur atau dalam bahasa inggrisnya sleep paralysis?

Ya, ‘tindihan’ adalah sebuah kejadian manakala saat kita tidur tiba-tiba merasa seperti tercekik, sulit bernafas, dan terasa berat dan sesak seakan ada sebongkah batu besar yang menindih?

Kemudian seluruh tubuh kita terasa kaku dan melumpuh?

Kira-kira seperti itulah yang disebut ‘tindihan’ atau lumpuh tidur atau juga sleep paralysis.

‘Tindihan’ adalah suatu kondisi dimana tubuh tertidur sedangkan otak masih terjaga atau setengah tidur sehingga terjadi ketidaksinambungan atara kerja tubuh dan otak.

Mungkin jika saya ibaratkan dalam istilahkan kelistrikan keadaan seperti ini dapat disebut korsleting.

Dalam kondisi ini otak mengirim sinyal-sinyal sebagaimana pada saat kita tengah terjaga, sedangkan tubuh tidak dapat merespon sinya-sinyal itu dengan baik karena mengira dia sedang tertidur.

Itulah sebabnya mengapa tubuh tetap tak bergerak dan mengalami kelumpuhan sementara.

‘Tindihan’ ini juga biasa diserati halusinasi seperti, mendengar suara-suara bising dan perasaan seolah melihat penampakan bayangan hitam yang besar dan menyeramkan.

Itulah sebabnya mengapa ‘tindihan’ sering dihubungkan dengan hal-hal yang berbau gaib dan mistis. Ada sebagian beranggapan bila ‘tindihan’ ini adalah gangguan pada peredaran darah sehingga tubuh kita menjadi kaku dan lumpuh.

Tapi ternyata bukan itu penyebabnya.

Menurut sebuah artikel yang saya baca sleep paralysis atau tindihan ini adalah sejenis halusinasi karena adanya gangguan malfungsi tidur pada tahap Rapid Eye Movement

Tidur sendiri terbagi menjadi beberapa tahapan yaitu; fase belum lelap atau setengan sadar, fase lebih dalam atau lelap dan fase REM dimana mimpi terjadi.

Nah dalam kasus ‘tindihan’ ini kita tidak melewati fase lelap melainkan lagsung masuk Rem dan mengalami mimpi.

Itulah asal muasalnya mengapa kita tetap merasa tersadar dan merasakan pendengaran-pendengaran dan penampakan-penampakan yang menyeramkan.

Padahal yang sesungguhnya terjadi adalah kita tertidur, memejamkan mata, dan semua kejadian meyeramkan yang kita alami itu hanyalah sebuah mimpi.

Bagaimana menyikapinya?

Kita tidak perlu takut jika sampai mengalami sleep paralysis atau ‘tindihan’ ini. yang perlu kita lakukan adalah menekankan pada benak kita bahwa semua yang terjadi tidaklah nyata dan hanyalah sebuah halusinasi.

Cobalah untuk tetap tenang, tarik nafas perlahan dan usahakan untuk tidak panik dan melawan, karena hal-hal seperti itu hanya akan menimbulkan kelelahan yang amat sangat pada saat kita terbangun nanti.

Cukup gerak-gerakkan saja kepala dan ujung-ujung tangan serta kaki dengan perlahan sambil tetap menarik nafas panjang dan dalam.

Lagi pula ‘tindihan’ ini tidak berlangsung lama, hanya sekita beberapa detik hingga satu menit saja sampai tubuk kita benar-benar siap untuk terjaga.

Yang memicu ‘tindihan’ ini sederhana saja.

Si lumpuh tidur ini hanya menyerang tubuh yang kelelahan dan kurang tidur saja. Jadi, pencegahannya pun sederhana pula.

Cukup dengan menjalankan pola hidup sehat, tidur teratur tepat pada waktunya dan usahakan jangan kurang dari enam jam.

Jangan banyak begadang dan dugem jika kita tidak ingin diserang oleh hantu ‘tindihan’. Namun ada satu yang harus diwaspadai, yaitu ‘tindihan’ terjadi terus menerus dalam jangka waktu yang berdekatan.