close
Nuga Region

Mountain Coffe

Godaan Cita Rasa Kopi Gayo Aceh, Ayo Cobain !

Catat sebuah pepatah dari tanah gayo, “Uet nome turah kona kupi gayo. Kegere ngupi gere muke emikiren te.”

Artinya,  secara harfiah, “setelah bangun tidur kita harus minum kopi gayo. Dengan minum kopi pemikiran menjadi terbuka.”

Ya, cerita ini sejak dulu hingga kini mmenjadi hamparan orang Gayo. Hamparan yang lahir dari perkebunan kopi dengan varian Arabika,

Gayo mountain coffe  dilahirkan dengan rasa gurih, tingkat kekentalan yang kuat dan hadir dengan aroma harum  dan berhasil go duna.

Gayo arabica  ini  sangat digemari oleh konsumen mancanegara bahkan dikategorikan sebagai kopi “premium class” di Eropa dan Amerika Serikat, yang berarti kopi ini sudah diakui kualitas dan kenikmatannya oleh masyarakat luar negeri.

Lantas, bagaimana kepopuleran kopi Gayo di mata dunia dan  bagaimana karakteristik rasanya sehingga membuatnya begitu digemari oleh para penikmat kopi.

Memang, beberapa tahun belakangan ini, dunia mengenal kopi luwak sebagai kopi termahal dan berkualitas

Namun, belum banyak yang tahu kalau kopi gayo juga sudah menyusul masuk ke jajaran atas kopi berkualitas yang paling dicari oleh penikmat kopi di seluruh dunia.

Penikmatnya sendiri tak hanya datang dari luar negeri, tetapi juga dari penikmat kopi tanah air.

Sepuluh tahun lalu, kopi gayo berhasil mendapatkan Fair Trade Certified dari International Fair Trade Organization

Di tahun yang sama juga  meraih nominasi sebagai The Best number one dari International Conference on Coffee Science.

Tak hanya itu, pemerintah Indonesia turut mendaftarkan kopi asal Aceh ini ke sebuah organisasi dunia bernama World Intellectual Property Organization

Organisasi ini bergerak dalam bidang kekayaan dan intelektual. Tujuan dari didaftarkannya Kopi Gayo adalah menjadikan komoditas asal Aceh ini diakui oleh dunia sebagai produk asli.

Kopi Gayo mulai didaftarkan ke World Intellectual Property Organization pada lima tahun lalu setelah melewati proses publikasi yang cukup panjan

Dan, kopi gayo juga resmi menjadi kekayaan milik Indonesia yang keberadaannya dilindungi oleh Uni Eropa pada tiga tahun lalu sampai saat ini.

Pada dasarnya ada tiga jenis kopi paling populer di dunia yaitu Arabika, Robusta dan Liberika.

Dari ketiganya, arabika adalah jenis yang memiliki tingkat produksi paling tinggi di dunia ketimbang jenis lainnya.

Setiap jenis kopi tersebut memiliki banyak varietas masing-masing. Varietas kopi dapat terjadi karena mutase alami, maupun karena hasil budidaya tangan manusia.

Satu di antara varietas arabika, kopi gayo menjadi yang paling populer dan banyak diminati. Baik dari penikmat kopi lokal sampai luar negeri.

Kopi gayo memiliki karakteristik aroma dan rasa yang kuat dengan tingkat keasaman yang rendah. Penikmat kopi akan akan terbawa oleh sentuhan rasa yang khas berupa sensasi floral dan sedikit rempah.

Karakternya yang clean juga membuat kopi asal Aceh ini laris manis sebagai kopi house blend. Inilah yang membuatnya sangat digemari oleh para penikmat kopi di berbagai penjuru dunia.

Ciri khas kopi arabika gayo cenderung memiliki rasa yang tidak konsisten. Ini dikarenakan perkebunan kopi di dataran tinggi Gayo memiliki ketinggian yang berbeda dan cara budidaya yang beragam.

Jika kopi ditanam dengan di area yang berbeda, dengan ketinggian yang berbeda serta varietasnya yang beragam, maka karakteristik rasa dan kualitasnya pun berbeda juga.

Lahir dari kondisi tanah vulkanik, jenis tanah yang memiliki unsur hara tinggi, seperti di Lukup Sabun, Bandar Lampahan, Simpang Balik, Kabupaten Bener Meriah, membuat kopi ini diincar oleh perusahaan hulu dan hilir kopi.

Dalam situsnya, tanameracoffee.com, disebutkan karakteristik aroma dan rasa kopi gayo akan membawa penikmat menyentuh pengalaman sensori yang khas berupa sensasi bebungaan

Kemasyhuran Kopi Gayo, tidak sekadar menjadi hiasan teras rumah. Sebagai lima besar produsen kopi terbesar di dunia, tentu hitung-hitungan devisa menjadi potensi yang tak boleh dihiraukan.