close
Nuga News

Mesir Tangkap Wartawan TV “AL-Jazeera”

Mesir menjadi tempat paling berbahaya bagi kehidupan pers pasca “kudeta” militer terhadap Presiden Mohammad Morsi. Sudah empat wartawan peliput demonstran Ikhwanul Muslimin ditembak tentara dan puluhan wartawan asing dan lokal yang ditangkap dan deportasi.

Terakhir, empat wartawan dari jaringan televisi Al Jazeera yang berkantor pusat di Qatar ditangkap di Kairo akibat otoritas militer Mesir i gerah atas pemberitaan yang dinilai memojokan pemerintahan.

Keempat orang koresponden jaringan televise “Al-Jazeera” yang ditangkap itu, masing-masing reporter Wayne Hay, juru kamera Adil Bradlow dan dua orang produser Russ Finn dan Baher Mohammed. Mereka ditangkap pada Selasa 26 Agustus 2013, tetapi pihak Al Jazeera mengatakan, penangkapan berlangsung pada Rabu 27 Agustus 2013.

Menegenai penangkapan staf Al jazeera pihak otoritas militer Mesir menjamin keselamatan juga kesehatan dari seluruh jurnalis.

Akibat desakan internasional terhadap kebebasan pers, akhirnya otoritas Mesir mengabulkan permintaan pembebasan para jurnalis.

The Guardian, surat kabar Ingris terbitan London memberitakan penangkapan keempat jurnalis ini dilakukan hanya seminggu setelah penyergapan dan penangkapan staf jaringan televisi Al Jazeera di Mesir, Mubahser Misr. Pemerintah Mesir melabeli Mubahser Misr sebagai ancaman bagai keamanan nasional dan mereka harus menutup kantor berita ini.

Selain itu Menteri Dalam Negeri Mesir juga menuduh Al Jazeera dalam pemberitaannya terlalu condong membela sisi Morsi. Menanggapi tuduhan dari otoritas Mesir, stasiun televisi berita ini langsung menyangkal semua tuduhan.

Mereka juga menyebut Pemerintah Mesir memang merencanakan kampanye melawan Al-Jazeera.

Tidak hanya menangkapi, menembak dan mengusir wartawan, tentara Mesir juga sedang gencar-gencarnya menangkap dan memburuk petinggi Ikhwanul Muslimin dan pendukung Moahamad Morsi, presiden terguling.

Polisi Mesir, hingga Sabtu, 31 Agustus 2013, juga menangkap 28 anggota Ikhwanul Muslimin. Segera setelah penangkapan, pihak Kementerian Dalam Negeri Mesir melontarkan peringatan bernada ancaman yang mengatakan, kalau pihak kepolisian akan memakai cara kekerasan bila para pengujuk rasa merusak fasilitas umum di Kairo.

Menanggapi pernyataan dari pihak kementerian, juru bicara kelompok Morsi yang mengatasnamakan Aliansi Anti Kudeta, Salah Goma mengatakan, pihaknya akan melakukan protes damai.

“Kami menyambut perintah unjuk rasa damai. Tetapi kami akan terus melanjutkan protes dengan sopan dan damai,” ujar Goma, seperti dikutip dari The National.

Pihak ikhwanul Muslimin sendiri sebagai penggagas demo, akhir-akhir ini memang kekerangan jumlah massa demonstran. Ini disebabkan oleh Kepolisan Mesir yang terus memberikan intervensi untuk mulai mengurangi kuantitas pendemo.

Tags : slide