close
Nuga News

Kerja Terlalu Lama Bikin Pria Cepat Botak

Kebotakan ternyata tak cuma dipicu gara-gara genetik, stres, usia, dan polusi. Namun sebuah penelitian mengungkapkan bahwa seseorang berpotensi dua kali lipat mengalami kebotakan jika Anda bekerja berjam-jam lamanya.

Para ilmuwan menemukan kalau pria yang bekerja lima puluh dua  jam seminggu bakal kehilangan rambutnya dua kali lipat lebih cepat dibanding orang yang menghabiskan waktu kurang dari empat puluh jam di kantor.

Para peneliti yang berasal dari Fakultas Kedokteran Universitas Sungkyunkwan di Seoul, Korea Selatan melakukan penelitian kepada belasan ribu peserta pria

Mengutip Daily Mail, para peserta dibagi menjadi tiga kelompok yaitu normal Ibekerja 40 jam seminggu), panjang (52 jam), dan sangat lama

Dikutip dari World of Buzz, penelitian ini juga melibatkan usia, status perkawinan, pendidikan, pendapatan rumah tangga bulanan, merokok, dan jadwal kerja sebagai faktor pendukung.

Penelitian memnunjukkan abhwa jam kerja yang sangat panjang sangat berkaitan erat dengan perkembangan alopecia atau tak adanya sebagian atau seluruh rambut di area tubuh yang biasanya tumbuh.

Pada bagian normal, kasus botak mencapau 2 persen. Pada kelompok panjang mencapai 3 persen, dan sangat panjang mencapai 4 persen. Jumlah ini menyebabkan pria yang bekerja lebih dari 52 jam seminggu akan berisiko dua kali berisiko kehilangan rambut mereka.

Selain itu terlalu banyak bekerja dan tak cukup istirahat akan memicu perubahan kadar hormon yang bisa memiliki efek negatif di beberapa area tubuh.

Selain itu mereka yang sering pakai topi juga bisa botak.

Ya, Anda mungkin punya teman yang sering bergaya dengan topi. Secara kebetulan, teman Anda tersebut memiliki rambut tipis atau bahkan cenderung botak.

Kalau diperhatikan lagi, Anda mungkin juga pernah melihat beberapa tokoh film berambut botak yang kebetulan sering memakai topi dalam setiap adegannya.

Atas dasar inilah banyak orang berasumsi bahwa sering memakai topi memang menjadi salah satu penyebab kebotakan pada pria. Akan tetapi, apakah benar ada hubungannya?

Sejumlah peneliti asal Amerika Serikat, James Gatherwright dan timnya mencoba mengamati kebiasaan memakai topi pada pria dan wanita melalui dua penelitian yang berbeda. Penelitian yang diterbitkan pada jurnal Plastic and Reconstructive Surgeons i

Meski kedua penelitian ini dilakukan secara terpisah, proses pengambilan sampelnya tetap sama. Para ahli sama-sama mengukur lama pemakaian topi dan kadar hormon testosteron pada pria dan wanita.

Hormon testosteron ini memegang peran penting untuk pertumbuhan dan perkembangan seksual pria, sekaligus menentukan pertumbuhan rambut.

Jika tubuh kekurangan hormon testosteron, maka hal ini dapat menyebabkan rambut botak atau rambut yang menipis seiring waktu.

Para ahli menemukan bahwa semakin lama pria memakai topi, mereka juga semakin cepat mengalami rambut rontok di bagian temporal alias kepala bagian samping. Di sisi lain, hal ini tidak terbukti dapat membuat rambut wanita jadi gampang rontok.

Beberapa pakar kesehatan lainnya, termasuk dr. Aman Samrao, seorang spesialis kulit di Harbor-UCLA Medical Center, Amerika Serikat justru mengungkapkan fakta sebaliknya.

Menurut dr. Aman Samrao, penyebab kebotakan karena kebiasaan pakai topi hanyalah mitos belaka.

Kasus kebotakan pada pria dapat disebabkan oleh banyak faktor, artinya bukan hanya karena kebiasaan memakai topi semata. Salah satu penyebab yang paling umum adalah adanya hormon penyebab kebotakan yang disebut dengan dihidrotestosteron atau DHT.

Hormon DHT ini bersifat genetik, artinya hanya pria yang punya hormon inilah yang akan mengalami kebotakan.

Namun, memang tidak menutup kemungkinan topi juga dapat menyebabkan rambut pria jadi gampang rontok dan cepat botak. Hal ini tergantung dari jenis topi dan seberapa lama Anda memakainya.

Rambut Anda bisa saja jadi botak atau menipis kalau Anda terbiasa memakai topi yang sangat ketat dan dalam jangka waktu yang lama. Pasalnya, rambut dan kulit kepala yang sering tertutup topi akan sulit bernapas karena kekurangan oksigen.

Topi yang terlalu ketat dapat menghalangi suhu panas keluar dari kepala. Akibatnya, aliran darah ke folikel rambut jadi terhambat dan memicu stres. Batang rambut pun lama-lama jadi melemah dan rontok satu per satu.

Kabar baiknya, rambut rontok atau tipis ini tidak akan selalu berakhir pada kebotakan, kok. Ya, kondisi ini umumnya hanya bersifat sementara. Rambut bisa kembali tumbuh subur dan menguat setelah Anda melepas topi dan membiarkan rambut bernapas lega.

Sebetulnya, sah-sah saja kalau Anda ingin memakai topi saat pergi ke luar rumah. Apalagi kalau memang situasinya mengharuskan Anda memakai topi.

Contohnya saat Anda harus kerja di lapangan, berpindah-pindah dari satu tempat ke tempat lain, cuaca di luar sedang panas, dan sebagainya.

Akan tetapi, perhatikan lagi jenis topi yang Anda pakai. Supaya rambut Anda tidak cepat rontok, sebaiknya gunakan topi yang agak longgar supaya rambut Anda tetap bisa bernapas.

Bila sudah tidak diperlukan, sebaiknya segera lepas topi Anda agar rambut bisa bernapas lega. Dengan begitu, aliran darah ke folikel rambut Anda jadi lebih lancar dan mencegah kerontokan.