close
Nuga News

Dialog Politik Ikhwanul-Militer Gagal

Ikhwanul Muslimin dan militer Mesir gagal mencapai kata sepakat untuk mengakhiri situasi genting perpolitikan Mesir pasca “pembantaian” pendemo yang mendukung Mohammad Morsi. Perundingan itu, seperti diberitakan “AFP” berlangsung tegang, keras dan saling tuding serta tidak menemukan solusi.

Sejak 27 Juli lalu, utusan dari Amerika Serikat, Uni Eropa, dan negara-negara lain bekerja secara intensif untuk membawa kedua pihak yang bertikai agar duduk bersama dan melakukan perundingan.

Dialog dipicu oleh aksi kekerasan yang dilakukan otoritas keamanan Mesir ketika menembaki para demonstran Ikhwanul Muslimin yang melakukan aksi duduk dan menewaskan 80 orang.

Pada Rabu , Perdana Menteri Mesir Hasem Al-Bebwali mengatakan pada stasiun televisi pemerintah, keputusan yang dicapai mengenai aksi duduk “tidak dapat diubah”. Langkah selanjutnya yang akan diambil oleh pemerintah Mesir adalah membubarkan aksi-aksi yang dilakukan Ikhwanul Muslimin untuk mencapai rekonsiliasi. Demikian seperti dikutip dari New York Times, Kamis, 8 Agustus 2013.

Sementara itu dalam pernyataan resminya, Presiden sementara Mesir Adly Mansour mengucapkan terima kasih kepada seluruh diplomat yang berusaha untuk perdamaian dan persatuan di Mesir. Namun Adly Mansour menyalahkan kelompok pendukung Morsi, Ikhwanul Muslimin sebagai pihak yang bertanggung jawab atas kegagalan dialog damai.

Tidak jelas apakah pernyataan ini sebagai sinyal berakhirnya usaha rekonsiliasi atau militer Mesir mulai frustasi dengan pihak asing. Sebelumnya, pihak asing mendesak militer untuk melepaskan presiden terguling Morsi sebagai taktik untuk memulai rekonsiliasi di Mesir.

Sementara itu Barack Obama dan Perdana Menteri Turki Recep Tayip Erdogan juga tengah melakukan dialog untuk membahas kondisi terkini di Mesir.. Dialog ini bertujuan mencari jalan keluar atas apa yang terjadi di negara tersebut.

Dalam masalah Mesir, Obama dan Erdogan mendesak negara Semenanjung Sinai ini untuk kembali ke demokrasi. Akhir-akhir ini, kondisi Mesir yang tidak stabil dan penuh kekerasan membuat AS ataupun Turki khawatir akan berimbas pada kondisi ekonomi dan sektor lain di negara Firaun ini.

Seperti dilansir AP, Kamis (8/8/2013), permintaan dialog ini diajukan oleh Erdogan ketika Obama sedang mengunjungi California.