close
Nuga News

Bagaimana Kiswah Ka’bah,” Yang Digunting Nur Jannah, Dibuat

Heboh pengguntingan kiswah, kain penutup Ka’bah, yang dilakukan oleh seorang perempuan asal Indonesia, Nur Jannah Amin Sadjo, saat melaksanakan tawaf di Masjidil Haram, Makkah, membuat banyak orang bertanya bagaimana proses pembuatan kiswah itu.

Seberapa berhargakah kain yang membuat Nur Jannah harus berurusan dengan pihak berwajib di Makkah itu?

Kiswah Kabah terbuat dari kain sutra murni yang disulam ayat-ayat Alquran dengan benang emas dan perak. Tak sembarangan, sulaman ini hanya dapat dilakukan dengan keahlian tinggi.

Benang tipis atau filamen sutra mentah itu diimpor dari Swiss dan Italia. Kemudian, sutra mentah itu dicuci 3 kali untuk menghilangkan lapisan lilinnya. Demikian seperti dikutip dari gulfnews.

Kain ini diganti setiap tahun dengan melalui acara khusus, ketika para jamaah haji sedang melakukan wukuf di Arafah. Namun, ayat-ayat Alquran yang tertulis di Kiswah tidak pernah berubah meski kainnya diganti.

Manajer umum Kiswah Kabah Mohammad Bajoudeh mengatakan bahwa Arab Saudi merasa terhormat melakukan tradisi ini selama berabad-abad.

“Ini merupakan sumber kehormatan dan kebanggan bagi Arab Saudi untuk memproduksi Kiswah. Ini adalah mahkota di atas kepala Arab Saudi,” katanya.

Dia memaparkan proses selanjutnya dalam pembuatan Kiswah adalah pencelupan warna. Warna yang digunakan yaitu hitam, hijau, kuning dan merah

Bagian terluar Kabah akan berselimutkan sutra hitam. Sementara sutra hijau dan merah akan melapisi bagian dalam Kabah. Sedangkan sutra berwarna kuning digunakan sebagai bantalan di mana ayat-ayat Alquran disulam dengan benang emas.

Kiswah sendiri telah diproduksi di Arab Saudi selama beberapa dekade dengan biaya hampir 29 juta Riyal atau setara dengan tujuh puluh tujuh miliar rupiah

Dibutuhkan waktu delapan bulan untuk memproduksi hampir 700 kilogram sutra mentah dan hampir 150 kilogram emas mentah dan benang sutra yang diletakkan pada setiap tahun pada hari ke-9 Dzulhijah atau di saat puncak musim haji.

Sedangkan kiswah yang lama akan dibawa ke sebuah gudang khusus yang akan menunggu keputusan kerajaan untuk pembagiannya.

Biasanya kiswah tua akan dipotong-potong dan diberikan sebagai hadiah kepada para tokoh senior Islam. Pada tahun 1982 Arab Saudi menyajikan potongan kiswah ke PBB.