close
Nuga News

Adiba, Puteri Uje, Jadi Penyanyi Dadakan Bareng Opick

Adiba Khanza Az Zahra, puteri tertua dari almarhum ustaz Uje, mencengangkan banyak orang ketika tampil nyanyi bareng mendampingi penyanyi religi Opick di acara Forum Komunikasi Generasi Muda Boolang Mongondow di Kalibata City, Jakarta Selatan..

Adiba, yang semula enggan tampil, di bujuk oleh Opick atas persetujuan Pipiek, ibunya, dan keluarganya yang lain. Opick yang sudah dianggap sebagai pamannya sendiri oleh Adiba, merupakan asisten sekaligus sohib sang ayah.

Penampilan mereka juga ditonton oleh banyak orang dengan antusias dan mengingatkan kembali mereka tentang ustaz “gaul” yang disenangi banyak komunitas itu. Adiba mengaku saat itu mendadak jadi penyanyi karena bisa membuatnya bangkit dari kesedihan usai ditinggal ayah tercinta untuk selama-lamanya.

“Iya, ini pertama kali Adiba nyanyi sama Uwak  Opick. Deg-degan, senang,” katanya kepada media. Opick yang mendampingi Adiba mengatakan jika dirinya sudah lama mengenal Adiba. Opick yang melihat ada bakat menyanyi di diri Adiba akhirnya membuatkan lagu untuk putri Uje itu.

“Kebetulan saya bikin lagu “Umi”, yang nyanyi nanti harus Dibah. Saya akan nyanyi dengan Adiba. Maunya sih saya 60 lagu dengan dia. Paling nanti bawakan 2-3 lagu,” kata Opick sambil melepas canda.

Berlainan dengan Adiba, sang nenek Tatu Mulyana,  ibu kandung  almarhum ustaz Jeffri Al Buchori,  atau biasa disapa Umi Tatu  mencari kesibukan lain untuk melupakan kesedihannya terhadap kepergian sang anak.

Umi Tatu berinisiatif  membuat sebuah buku yang diberinya judul, Untukmu Uje.“Ya. Alhamdulillah. Umi punya inisiatif bikin buku sejarah beliau selama melahirkan sampai sekarang. Umi cinta sama anak Umi almarhum Uje. Ternyata yang cinta sama Uje bukan Umi saja, sekian banyak ribuan umat Islam, jamaah majelis taklim, termasuk nonmuslim pun, mereka sangat cinta sama almarhum ustadz Jeffri Al Buchori. Jadi di dalam buku ini curahan isi hati Umi selama beliau hidup terutama kebaikan-kebaikan beliau,” jelas Umi Tatu saat ditemui di kediamannya, Jl. Pangeran Jayakarta Budi Rahayu, Mangga Dua Selatan, Jakarta Pusat, Jumat (10/5/2013).

Umi Tatu sendiri hanya membutuhkan waktu tiga hari untuk membuat buku tersebut. Namun, karena keterbatasan waktu dan ingatan, Umi Tatu menjelaskan bahwa buku tentang mendiang anaknya belum seratus persen rampung.

“Ini singkat saja yah, cuma tiga hari, maka buku ini belum sempurna. Insya Allah akan diterbitkan buku-buku Uje berikutnya dengan sejarah-sejarah yang lebih banyak lagi dan lengkap, karena Umi kan situasi seperti ini mana ingat sih satu persatu,” terangnya.

Buku tersebut akan dicetak sebanyak 5000 buah, dengan jumlah halaman 120 per buku. Umi Tatu berharap, buku mendiang anaknya bisa tersebar tak hanya di Indonesia, melainkan luar negeri.

“Mudah-mudahan sebanyak-banyaknya. Insya Allah terjangkau ya di Indonesia dan di luar negeri,” harapnya.

Tags : slide