Site icon nuga.co

Tak Ada Pembatasan Usia Seks Wanita

Laman situs “health day, “ Jumat, 18 September 2015, menurunkan laporan untuk membantah kepercayaan bahwa kemampuan bercinta wanita memiliki batas usia

Mengutip sebuah studi di Ohio, Amerika Serikat, penelitian yang dimuat secara komperhensif oleh “health day” itu mematahkan kepercayaan yang selama ini diyakini bahwa adanya batas usia untuk wanita dalam hal melakukan aktivitas seksual.

Studi yang melibatkan ratusan wanita dengan rentang usia antara empat puluh hingga enam puluh tahun ini menyimpulkan bahwa wanita bisa terus aktif secara seksual selama pikiran mereka menganggap bahwa seks adalah hal penting dalam keseharian.

Semua responden “tua” yang terlibat dalam studi ini mengaku masih aktif berhubungan seksual.

Studi ini berlangsung dalam rentang waktu lama karena para peneliti terus mengikuti perkembangan kehidupan seksual responden dengan periode empat tahun.

Para peneliti selalu menanyakan mengenai apakah para responden wanita sudah menopause serta menganalisis kondisi fisik mereka.

Pada tahun keempat, semua responden kembali melakukan wawancara dengan peneliti.

Mereka diajukan beberapa pertanyaan mengenai gairah seksual, kesulitan orgasme, stimulasi rangsangan, dan kondisi vagina.

Selain itu, mereka juga ditanya mengenai apakah merasa nyeri saat berhubungan.

Setelah itu, empat tahun berikutnya, didapat jawaban dari delapan puluh lima persen responden bahwa mereka masih aktif secara seksual dan menganggap seks sebagai aspek penting dalam kehidupan meski sudah memasuki usia senja.

“Hasil studi memperlihatkan bahwa wanita yang menilai seks sebagai faktor penting tiga kali lebih menikmatinya hingga tua.”

“ Namun, responden yang menganggap seks tidak penting ditemukan semakin jarang berhubungan seksual,” ujar Holly Thomas, penulis studi dari University of Pittsburgh School of Medicine.

Thomas melanjutkan, hasil studi membuatnya merangkum asumsi bahwa wanita yang berusia paruh baya dan masih aktif secara seksual, maka peluang untuk selalu memiliki kehidupan seksual pada tahun-tahun berikutnya sangat tinggi.

Terakhir, Thomas menambahkan, responden wanita yang tak lagi menikmati hubungan seksual mengeluh mengalami gangguan fisik sehingga kesulitan untuk menikmati aksi ranjang bersama suami.

Sebelumnya, sebuah studi terbaru menyatakan para wanita menjelang usia empat puluhan memendam kekhawatiran yang berkaitan dengan performa di atas ranjang, yakni libido seks.

Sebuah studi yang melibatkan seribuan responden wanita dengan usia akhir tiga puluhan dan awal empatpuluhan, menyatakan bahwa mereka sering merasa khawatir sehingga menyebabkan mood menurun.

Kondisi tersebut berpengaruh pada hasrat seksual terhadap pasangan.

Kabar kurang bahagia lainnya adalah para wanita yang memasuki periode yang memiliki istilah perimenopause ini merasa mereka tidak menarik secara seksual.

Hal ini disebabkan karena tubuh tak lagi seindah dahulu serta kulit tak sekencang sewaktu usia masih dua puluhan. Berkaitan kondisi tersebut di atas, studi menyatakan, dua dari tiga responden wanita merasa libido bercinta menurun drastis.

Studi yang dihelat oleh Healthspan ini membeberkan, saat memasuki fase 40-an banyak wanita yang depresi, stres, sedih berkepanjangan, cemas, dan gelisah terus menurus.

“Saya sangat terkejut melihat kenyataan bahwa hampir setengah populasi wanita di dunia tidak mengetahui apa itu perimenopause, dan bagaimana mengatasinya?

Mereka bahkan melalui masa-masa tersebut tanpa berpikir untuk mencari pertolongan profesional,” ujar Dr Sarah Brewer dari Cambridge University, Inggris.

Ketimbang kondisi fisik, kata Dr Brewer, keseimbangan mental yang paling memiliki dampak dari perimenopause.

Enam puluh satu persen responden wanita yang diteliti dalam studi mengaku mengalami rasa cemas dan gelisah sepanjang fase perimenopause.

Selain itu, setengah dari responden mengatakan bahwa mereka jadi hilang kepercayaan diri.

Seorang terapis seks bernama Clare Prendegargast berpendapat, untuk mengatasi dan membantu wanita melalui masa kritis ini adalah dengan mengakui serta melihat bahwa penurunan libido seks sebagai sebuah masalah.

Sebab, kebanyakan wanita sering mengacuhkan dan menganggap remeh perimenopause.

“Anda mungkin merasa situasi itu hanya soal mood yang hilang untuk bercinta, masalahnya lebih besar dari itu,” ujar Prendergast.

Selain terapi dan konseling, kata Prendergast, wanita juga harus menjaga diet dan gaya hidup mereka.
Tujuannya untuk menjaga hormon estrogen tetap seimbang sehingga hasrat dan libido seks tetap menyala.

“Diet dan terapi, setidaknya bisa membantu Anda untuk tetap menikmati seks dengan pasangan,” imbuhnya.
.
Penuaan memang tak bisa dihindari dan sexual prime age lambat laun akan berakhir.

Tapi, gaya hidup sehat dapat memperlambat proses penuaan dan memungkinkan Anda mempertahankan fungsi seksual yang prima lebih lama lagi.

Komunikasi yang baik dengan pasangan adalah kunci kehidupan seksual yang harmonis.

Peka terhadap permasalahan yang dihadapi pasangan, mau mendengarkan, dan tidak egoistis mengejar kepuasan pribadi sangat penting agar hubungan seksual bisa lebih harmonis

Exit mobile version