close
Nuga Life

Protein Itu Punya Efek Buruk

Salah satu metode diet yang cukup terkenal adalah diet tinggi protein. Walau banyak orang yang menjalani diet ini mengaku berat badannya turun banyak, tapi para ahli mengatakan diet ini kurang aman.

Kebutuhan protein pada orang dewasa adalah sebesar enam puluh gram per hari. Kebutuhan ini wajib dipenuhi agar metabolisme tubuh terjaga dengan baik.

Mereka yang melakukan diet protein mengonsumsi lebih banyak sumber protein seperti susu, daging, keju, atau telur. Karena porsi protein lebih banyak dibanding karbohidrat, lemak, atau vitamin, ternyata efeknya untuk tubuh justru berbahaya.

Sebuah peneltian terbaru, seperti dimuat dalam artikel kesehatan di situs “glamour” mengungkapkan, bagi yang melakukan diet ini diketahui beresiko empat kali lebih besar terkena kanker, dibandingkan dengan orang yang menjalankan pola makan rendah protein.

Risiko kematian akibat diet tinggi protein disebutkan setara dengan menghisap duapuluh batang rokok setiap hari.

Dampak buruk diet protein ini diketahui dari penelitian yang melibatkan 6.381 orang dewasa, berusia 50 tahun ke atas yang diikuti selama 18 tahun. Mereka yang melakukan diet ini 74 persen beresiko meninggal sebelum penelitian berakhir.

Para responden dalam penelitian ini rata-rata mengonsumsi 16 persen protein yang dua pertiganya berasal dari protein hewani.

Hasil penelitian ini juga menggarisbawahi, pola makan yang cocok pada usia tertentu belum tentu bisa diterapkan pada usia lainnya. Karena itu, sebelum memutuskan untuk melakukan pola diet tertentu, lebih baik konsultasikan dengan dokter agar hasilnya lebih optimal dan kesehatan tak terganggu.

Dampak buruk diet tinggi protein terhadap orang usia lanjut memang lebih tinggi karena malah membuat mereka rentan terkena penyakit.

Kebutuhan protein orang dewasa setiap harinya berkisar 46 gram yang bisa didapatkan lewat ikan, daging, telur, serelia utuh, atau kacang-kacangan.

Sarapan protein memang dibutuhkan agar Anda mendapatkan energi yang baik untuk beraktivitas di siang harinya. Sarapan berprotein ini baik dikonsumsi di waktu pagi.

Orang yang kekurangan protein akan mengalami kekurangan energi, dan mereka akan mengalami kelemahan otot serta menurunnya sistem kekebalan tubuh. Protein berkualitas tinggi merupakan sumber asam amino.

Protein bisa didapat dari sumber hewani dan nabati. Tetapi, takarannya tentu harus sesuai dengan kebutuhan tubuh. Jika protein hewani, Anda harus cermat agar tidak mengonsumsinya berlebihan, karena protein hewani juga bisa mengandung kolesterol. Sedangkan, protein nabati harus disesuaikan dengan asupan sayuran, buah-buahan, dan lauk-pauknya.

Baik protein nabati maupun hewani tidak hanya memberikan energi bagi tubuh, tetapi juga memberikan rasa kenyang lebih lama.

Kebanyakan orang Indonesia lebih banyak mengonsumsi karbohidrat daripada protein yang cukup. Itu sebabnya banyak dari mereka yang tidak berenergi sesuai kebutuhan. Lebih cepat lapar, dan lelah.