close
Nuga Life

Melajang? Ya, Akibat “Kelewat” Nyaman

Melajang? Bisa terjadi karena Anda kelewat nyaman!

Betulkah?

Setiap orang tentu punya alasan sendiri-sendiri ketika memilih tetap melajang. Beberapa orang merasa tak siap untuk berkomitmen atau serius menjalin hubungan dengan orang lain.

Atau, dia merasa “kelewat” nyaman dengan diri sendiri, dan banyak penyebab lainnya.

Seperti ditulis oleh situs “Eharmony” dan “AllWomensTalk,” secara bersamaan, pekan ini, menjalani hidup sendiri tanpa pasangan sering dibenarkan sebagai sebuah pilihan hidup seseorang.

Namun, jika pasangan tak kunjung datang meski rasa kesepian mulai menghadang, mungkin saja Anda bermasalah dalam beberapa hal.

Apa saja?

Mungkin saja Anda terjebak masa lalu saat indahnya bersama mantan pasangan yang memang susah dilupakan Atau standard “tinggi” yang Anda tetapkan tentang kesempurnaan seorang pasangan.

Sempurnanya sosok mantan biasanya membuat seseorang lebih selektif dalam mencari pasangan baru setelah putus hubungan.

Hal ini tentunya menyulitkan Anda menemukan pasangan baru, jika masih membanding-bandingkan dengan mantan. Carilah sosok baru yang bisa membuat hati luluh meski tanpa melihat sosok mantan terdahulu.

Mingkin saja Anda memiliki hubungan yang salah dengan seseorang. Kasus ini bisa membuat seseorang tetap single. Trauma dalam berpasangan.

Rasa ini muncul karena hubungan cinta sebelumnya tak berjalan lancar. Hubungan yang dipaksakan, hingga perangai pasangan yang kejam, bisa menyisakan rasa kecewa berlebih yang membuat Anda takut memulai hubungan baru dengan orang lain.

Lajang bisa juga disebabkan karena Anda terlalu menyepelekan diri dan tidak percaya pada kemampuan. Ubahlah kebiasaan tersebut, buka diri dan jangan ragu menunjukkan jati diri yang sesungguhnya.

Takut akan penolakan adalah masalah umum yang dihadapi para lajang dan menjadi salah satu faktor yang mencegahnya maju menuju kehidupan “bersama”.

Di luar sana, ada banyak orang tidak berani mengekspos perasaannya dengan dalih takut dengan penolakan yang akan membuatnya rentan, jadi antipati, tak berani ambil risiko, takut terluka, dan sebagainya.

Tanpa disadari, beberapa orang yang masih sendiri selalu keras bermain-main dengan perasaanya. Mereka berdalih enggan melakukan sesuatu, bahkan mencoba kegilaan untuk melakukan flirting misalnya, demi meraih dan mendapat Mr/Mrs Right.

Alhasil, perang dan perjuangan belum dimulai tapi berasa sudah kalah total. Akhirnya, mereka dilanda perasaan bosan dan frustasi untuk mengejar atau dikejar pasangan yang mungkin ingin mendekat.

Pengalaman adalah guru yang terbaik. Namun pengalaman gagal menjalin hubungan dengan sang mantan bukan jadi pembenaran Anda untuk tak lagi mencoba sebuah hubungan.

Ada banyak keputusan yang betah melajang karena trauma serius dengan sang mantan. Jangan putus asa dan menyisakan perasaan berlebihan. Saatnya Anda percaya bahwa inilah waktunya menemukan orang lain.

Beberapa lajang percaya tak seorang pun di luar sana yang akan tertarik dengannya. Pemikiran negatif dan perasaan kalah dengan diri sendiri hanya akan membuat Anda terlibat dalam perilaku yang mendorong orang lain menjauh.

Sebaiknya tegaskan diri Anda bahwa tidak ada yang berharga yang akan pernah terwujud dengan baik tanpa dilandasi kepercayaan diri.

Anda mungkin tidak menyadari dengan hidup sendiri berarti memiliki masalah serius untuk berkomitmen. Bila Anda percaya komitmen, berarti Anda takut menjadi emosional dan tergantung pada orang lain.

Yang lebih berbahaya, bila dalam benak Anda percaya bahwa komitmen akan membuat luka. Guna mengatasi rasa takut Anda dengan komitmen, saat ini juga Anda harus berani ambil kesempatan menjalin hubungan tanpa berpikir hasil yang akan mengecewakan.

Banyak orang yang terlalu semangat menolak terikat pada satu orang dan tidak mau bertanggung jawab untuk orang lain.