close
Nuga Life

Bukan Sekadar Ruang Masak

Dapur? “Ya, ruang masak,” celutuk banyak orang dengan nada melecehkan. Nada yang diamini  sebagai pembenaran peran masa lalunya dan kemudian lengket  di memori sebagiannya tentang sebuah ruang yang di”sembunyi”kan di pojok belakang agar tak menjalarkan  bau terasi. Ruang yang lantainya berdaki dan dindingnya kelabu.

Padahal, harus diakui, dapur, baik  yang  moderen mau pun masih tradisional, disepakati sebagai tempat yang paling sering dikunjungi dan di’”huni” dalam waktu yang lama. Hitung saja berapa puluh kali setiap kita mendatanginya  serta berapa waktu yang dihabiskan untuk menunjang kegiatan di sana.

Untuk itu, jangan penah menyepelekan fungsi dapur dalam penataan ruang di rumah keluarga moderen mau pun di rumah keluarga yang tradisionil. Mengabaikan fungsi dapur, berarti mengaburkan eksistensi kehidupan secara menyeluruh.

Fungsi dapur, kini, tidak hanya sebagai ruang masak memasak  dengan menggunakan “pakem,”  kotor, balepotan, atau pun penuh dengan sampah sayur dan piring kotor. “Itu kuno,” tutur seorang ibu rumah tangga setengah moderen yang berbincang-bincang tentang penataan ruang.

Dapur, kini adalah perpaduan perencanaan ruang, pilihan material, kitchen set dan eksesori peralatan yang mengubah fungsinya dari hanya sekadar tempat masak memasak yang kumuh menjadi ruang untuk  merencanakan menu, mencatat daftar belanjaan, hingga untuk sarapan.

Dekade terakhir ini, dapur juga sudah mengalami transformasi untuk tempat ngobrol dengan kerabat sembari mengawasi anak bermain. Fungsi elegan yang mengantarkannya pada posisi yang setara dengan ruang tamu, kamar tidur dan ruang keluarga dalam perencanaan pembangunan sebuah rumah tinggal.

Di masa lalu, di lingkungan keluarga moderen, dapur dibelah menjadi dua bagian. Ada dapur “kotor,” dan ada dapur “bersih.” Bersamaan dengan berkembangnya masyarakat dan makin terbatasnya lahan, terutama diperkotaan, fungsi keduanya sudah disatukan. Dapur kotor dan dapur bersih sudah menjadi area dapur seutuhnya dengan menggabungkan penataannya dalam satu desain.

Untuk mengefektifkan peran dapur sebagai bagian paling penting dari ruang sebuah rumah, sebaiknya ia disesuaikan dengan kebutuhan dan cara memasak Anda.  Dapur harus dikawinkan dengan efektifitas fungsinya sehingga ia akan tetap estetis secara visual.

Bagi keluarga yang cerdas, kini dapur sudah dipilah dalam tiga area. Area persiapan, area mencuci dan area memasak. Ketika area ini tidak harus berdiri sendiri tetapi berada dalam satu zona yang saling melengkapi dan ia dinamai dengan “zoning”  kegiatan utama, memasak.

Di area persiapan terdapat sub area penyimpanan dan sub area kerja. Sub area penyimpanan biasanya di dominasi oleh bahan makanan basah dan bahan makanan kering. Pada sub area ini juga di tempatkan peralatan kerja hingga peralatan makan. Kelihatannya peran sub area ini sepele. Tapi coba Anda kehilangan pembuka kaleng atau alas potong. Pasti kalang kabut.

Di sub area penyimpanan ini medianya bisa terdiri dari laci, kabinet gantung, rak terbuka tetapi banyak juga orang menggunakan “hook” gantung dan “sliding” kabinet. Di area penyimpanan ini banyak keluarga terbantu dengan kehadiran kulkas yang mengambil  peran sentral. Sehingga dalam keluarga yang penataan dapurnya dimulai dari perencanaan yang matang, mereka biasanya menginvestasikan kulkas multi fungsi untuk mengefesienkan pemanfaatan ruang.

Di sub area kerja, yang biasanya didominir oleh pergerakan  fisik. Di sub area ini ada kegiatan memotong, memblender,  mengupas dan meracik hingga “chopper electric. Biasanya di sub area ini menggunakan “outlet” listrik.

Area mencuci yang juga menjadi penghubung antara area persiapan dan area memasak sering dinamakan dengan area basah. Area ini dihuni oleh keran, tempat pengeringan dan segala macam tetek bengek baskom. Area ini sangat riskan dengan masalah. Terutama saluran pembuangan yang sering tersumbat. Untuk mencegahnya dibutuhkan kedisiplinan untuk menjaga jangan sampai sampah atau pun bekas makanan menutup saluran.

Area terakhir yang menghuni dapur adalah area memasak. Area ini di isi oleh kompor, oven, microwafe hingga electric cooker. Di area ini terdapat alat penyimpan media untuk memasak. Panci  dan “hook” dinding yang menggantung untuk sodetan. Kawasan ini juga di huni oleh segala macam jeis bumbu.

Ketiga zona yang dinamakan area ini banyak orang mengidentikkan dengan kulkas, “sink,” mencuci, dan kompor. Dari ketiganya peran “sink” akan menentukan dimana letak kompor dan kulkas. Karena “sink” akan ditentukan dari mana pipa air  dan kemana buangan air.

Masih ada lagi penataan lain, seperti luas dapur dan pencahayaan. Tapi kedua hal itu tidak primer. Ia sekunder karena rumah-rumah moderen sekarang sudah tidak lagi mempedulikan luas dan pencahayaan bisa di”tukangi” oleh berbagai jenis lampu yang pilihannya sangat beragam.

Dalam penataan dapur moderen dikenal istilah “traffic flow.”  Alur pergerakan yang terjadi di ruang dapur.  “Traffic flow” bagi ahli desain ruang menjadi pertimbangan utama sebelum membuat “lay out”  dapur yang efektif. Alur pergerakan ini ditandai dengan datang dan perginya kita dari dapur, sehingga dalam istilah desain ruang ia dinamakan dengan segitiga kerja.

Dalam area besar dapur segitiga kerja ini meliputi  persiapan, pengolahan, pemasakan, penyajian , pencucian yang kemudian diakhiri dengan makan. []