close
Nuga Forum

Alkohol Jadi ‘Pelarian’ Brad Pitt usai Cerai

Aktor Brad Pitt buka suara tentang perceraiannya dengan Angelina Jolie. Perpisahan itu terjadi pada September tiga tahun  lalu, setelah Brad menghabiskan sebelas  tahun bersama Angelina.

Bersama-sama, pasangan yang sempat mendapat predikat Brangelina itu sempat mengadopsi tiga orang anak yang diberi nama Maddox, Pax, dan Zahara, masing-masing dari Kamboja, Etiopia, dan Vietnam. Setelah itu Angelina Jolie melahirkan seorang anak perempuan bernama Shiloh dan sepasang kembar, Knox dan Vivienne.

Berbicara dengan media, Brad Pitt mengaku alkohol sempat menjadi pelarian saat luka hatinya masih segar. Pada dua tahun lalu ia berkata kepada GQ bahwa dirinya ‘terlalu banyak minum alkohol’.

“Apa yang saya sadari adalah saya berlari untuk menghindari perasaan yang sulit [dihadapi], perasaan yang menyakitkan,” katanya.

Brad melanjutkan, “Saya tidak tahu bagaimana harus menghadapi perasaan itu. Saya mencoba melarikan diri dengan segala cara. Perasaan-perasaan itu… perasaan yang sulit… Saya tidak tahu bagaimana mengatakannya.”

“[Pelarian] itu bisa berupa apa saja. Zat terlarang, alkohol, Netflix, camilan. Apapun. Pada sebuah titik, saya tidak mau lagi ‘berlari’ dari apapun,” katanya lagi.

Kini, Brad Pitt mengungkapkan dirinya belajar menghadapi emosi tanpa meneguk alkohol.

“Saya ingin duduk, saya ingin merasakannya, saya ingin bisa berhasil melalui malam yang berat. Saya menemukan, jika Anda bisa melakukannya, Anda akan mendapatkan pemahaman lebih mendalam tentang diri Anda dan merasa lebih bersyukur atas kehadiran orang-orang dalam hidup Anda. Dan burung-burung dan pepohonan dan semuanya,” kata Brad, kemudian ia tersenyum.

Dalam wawancara itu Brad Pitt terlihat rapuh. Selama ini, ia tidak banyak berbicara soal perpisahannya dari Angelina Jolie.

Perceraian itu diketahui tidak berjalan lancar, dengan adanya drama perebutan anak dan hal-hal lain yang membuat nama Brad dan Angelina kerap menghiasi kolom gosip.

Pada 2019, Once Upon a Time in Hollywood melambungkan kembali nama Brad Pitt. Dalam karya besutan sutradara Quentin Tarantino itu, ia beradu akting dengan Leonardo DiCaprio. Hasilnya, Brad Pitt disebut bakal jadi nomine di

Tak lama berselang, Ad Astra muncul, di mana Brad mendapat peran utama sebagai Roy McBride, seorang astronaut yang mengemban misi menyelamatkan Bumi sembari sekaligus mencari sang ayah di angkasa.

Akting Brad kembali dipuji-puji di film ini. Penggemar meyakini namanya bakal mewarnai gelaran Oscar mendatang, setidaknya dari satu kategori.

Namun Brad sendiri menanggapi rumor itu dengan santai. Ia mengaku belakangan ini mulai mengurangi penampilan di layar lebar, bahkan menolak ‘mempromokan’ dirinya sendiri demi mendapat Oscar.

Ia berkata, “Saya menemukan bahwa mengejar [kesuksesan di Oscar] itu merugikan kemurnian niat Anda menceritakan sebuah kisah, dan bisa membelenggu fokus [pada film].”

“[Saya] akan lebih sedikit [bermain film] ke depannya, karena ada hal-hal yang ingin saya lakukan sekarang. Ketika kau merasa akhirnya bisa memeluk sesuatu, maka itu waktunya kau mencoba memeluk hal lain,” kata Brad menambahkan kepada The New York Times, awal bulan ini.

Brad Pitt memutuskan untuk lebih ‘bersantai’ jelang pagelaran Oscar tahun depan. Ia dirumorkan akan menjadi nomine setidaknya satu dari dua perannya yang mengesankan tahun ini, yakni dalam Once Upon a Time in Hollywood karya Quentin Tarantino dan Ad Astra besutan James Gray.

Berperan sebagai Cliff Booth di Once Upon a Time in Hollywood dan beradu akting dengan Leonardo DiCaprio, Brad Pitt mendapat banyak ulasan positif. Film yang mengambil latar tahun enam puluhan itu merupakan kerja sama keduanya bersama sutradara eksentrik Quentin Tarantino.

Terlebih, Once Upon a Time in Hollywood menjadi film pertama Brad Pitt dalam dua tahun terakhir, setelah War Machine yang tayang di Netflix.

Publik berspekulasi bahwa Brad bisa menjadi salah satu nomine kategori Best Supporting Actor. Namun itu sebelum film Ad Astra muncul ke permukaan, di mana ia berperan sebagai Roy McBride. Ad Astra pun langsung mencuri perhatian, dan telah banyak diantisipasi.

Dinilai memiliki peluang besar di Oscar , Brad justru menyatakan diri akan ‘absen’. Ia tak mau mengkampanyekan dirinya sendiri agar lancar mendapatkan Oscar.

“Oh, saya akan absen,” katanya kepada Entertainment Weekly.

“Maksudnya, kau tidak akan pernah tahu, dan memang sangat menyenangkan jika karyamu berhasil [jadi nomine Oscar]. Tetapi tujuan film ini adalah agar ada, untuk ‘berbicara’ kepada seseorang entah hari ini atau satu dekade dari sekarang,” lanjut Brad Pitt.

Ia menambahkan kemudian, “Saya menemukan bahwa mengejar [kesuksesan di Oscar] itu merugikan kemurnian niat Anda menceritakan sebuah kisah, dan bisa membelenggu fokus [pada film].”

Sutradara Ad Astra, James Gray menilai bahwa Brad Pitt sepenuhnya memahami karakter Roy McBride. Baginya, Brad telah menunjukkan talenta sesungguhnya justru dengan kemampuan mengontrol diri.

“Dalam beberapa cara, karena dia adalah seorang bintang, akting Brad itu ‘underrated‘. Dapat mengendalikan penampilan dan tetap bisa menyampaikan ide dan emosi yang perlu untuk film, menurut saya itu sangat sulit,” ujarnya.

Dalam kesempatan itu, James pun menyempatkan memuji akting Brad Pitt dalam Once Upon a Time in Hollywood. “Menjadi agak mencolok – dan saya tidak mengatakan hal ini karena ia berakting di film Quentin, yang menurut saya sangat cemerlang – tetapi kadang penampilan yang mencolok dapat membuat kita [penonton] sedikit kebingungan,” katanya.

Nama Brad Pitt terbilang meredup dalam beberapa tahun terakhir ini. Bukan karena sudah tak laku, ia mengaku saat ini tengah mulai mengurangi penampilan di layar lebar.

“Akan lebih sedikit [bermain film] ke depannya, karena ada hal-hal yang ingin saya lakukan sekarang. Ketika kau merasa akhirnya bisa memeluk sesuatu, maka itu waktunya kau mencoba memeluk hal lain,” kata Brad kepada The New York Times, awal bulan ini.

Ad Astra mengisahkan perjalanan seorang astronaut bernama Roy McBride yang melakukan perjalanan ke tepi luar tata surya untuk menemukan ayahnya yang hilang. Di saat bersamaan, ia juga harus mengungkap misteri sebuah eksperimen yang bisa mengancam kehidupan di Bumi.