close
Nuga Bola

Premier League dalam Situasi “Perang”

Tak satupun penulis bola di Inggris yang berani berterus terang siapa yang keluar sebagai juara di Premier League musim ini. Tidak Bob Wilkins, analis di “Daily Mail,” yang kritiknya paling, atau pun Stevan Robson, yang mendikte polarisasi strategi setiap tim dalam “preview”nya di “The Mirror.”

Para penulis dan komentator itu, sepertinya, harus kehilangan arah dan untuk memilih antara Chelsea, City, Arsenal dan Liverpool yang akan menjuarai Premier League.

Bahkan, seperti David Hart di “Observer,” tidak hanya menempatkan Chelsea, City, Arsenal dan Liverpool sebagai calon juara, tapi juga menambahkannya dengan Everton dan Tottenhamp Hotspur sebagai “kuda” kecil yang bisa membunuh “kuda-kuda besar” itu.

Tidak hanya para penulis, analis dan pengamat yang tersedak dalam memprediksi calon juara Premier League, pelatih sekelas Alex Ferguson, yang kini berada di luar garis kompetisi juga menuturkan kerasnya laga-laga “Barclays” musim ini.

Bahkan Alex menyebut, perkelahian klub di liga musim ini merupakan inkarnasi dua dekade lalu. Dekade katika United, Arsenal, Spur dan Everton menguasai puncak liga dan saling berotasi setiap pekannya.

Fergie, begitu legenda Old Trafford itu disapa, memperkirakan perebutan gelar Premier League musim ini melibatkan lebih banyak tim dibanding beberapa tahun terakhir dan akan berlangsung sengit hingga akhir.

Dari empat papan atas itu, hanya Manchester City memiliki peluang lebih besar. “Saya sama sekali tak terkejut melihat banyak tim berkualitas di papan atas klasemen,” ujar Sir Alex. “Mereka semua memiliki kualitas berbeda. Beberapa dari mereka mencetak seratus gol dan beberapa dari mereka tak kebobolan pada laga di kandang.”

“Kualitas tim-tim itu berbeda-beda, tetapi menurutku, ada banyak tim top dan itulah kenapa persaingan begitu sengit dan persaingan akan berlangsung sengit hingga akhir.”

“Dua musim lalu, hanya ada dua tim yang bisa menjuarai Premier League, sekarang ada empat tim. Jadi, persaingan akan berlangsung sengit.”

“No problem. Ini menjadikan liga lebih menarik. Setiap pertandingan menjadi sedikit lebih penting, terutama pertandingan antara tim-tim penghuni empat besar. Ini akan menarik sampai akhir musim,” tuturnya.

Tidak hanya di lapangan kerasnya laga antar klub. Di luar lapangan juga terjadi “laga” kata-kata yang dimotori Jose Mourinho. Banyak yang “terkena” tiupan mulut beracun Mou. Sebut saja, Pellegrini pelatih City dan terakhir Arsene Wenger manajer Arsenal.

Tapi tidak untuk Brendan Rodgers. Pelatih Liverpool ini tak mau “termakan” psy war dari Jose Mourinho. Baginya yang terpenting adalah Liverpool bisa finis setinggi mungkin musim ini.

Perang komentar antara manajer tim-tim empat besar sedang panas-panasnya dalam sepekan terakhir, pasca persaingan ketat di antara mereka. Dimulai dari Jose Mourinho yang menganalogikan Arsenal dan Manchester City sebagai “dua kuda besar” lalu Chelsea sebagai “kuda kecil”.

Lalu Manuel Pellegrini membalas dan tak ketinggalan juga Arsene Wenger yang kembali terlibat perang kata-kata dengan Mourinho. Lalu Rodgers menyebut Liverpool sebagai “anjing chihuahua” sementara kapten tim Steven Gerrard menilai klubnya adalah kuda hitam di persaingan memperebutkan trofi Premier League.

Arsene Wenger dan Jose Mourinho, misalnya. Keduanya sedang terlibat perang kata-kata dan sepertinya “mereinkarnasikan” saat Mourinho pertama datang ke Inggris. Kali ini Mourinho menyentil Wenger dengan sebutan ‘Pelatih Spesialis Kegagalan’.

Perang kata-kata ini dimulai oleh Wenger yang ditanya komentarnya soal pernyataan Mourinho yang terus merendah soal peluang Chelsea menjadi juara Premier League musim ini.

Meski The Blues kini ada di posisi puncak tapi selalu saja Mourinho menganggap Arsenal serta Manchester City sebagai favorit juara yang diibaratkan dengan dua kuda besar, sementara Chelsea si kuda kecil.

“Itu adalah rasa takut akan kegagalan. Jelas saja persaingan masih terbuka, Chelsea yang tentukan nasibnya sendiri dan tim lain juga masih bisa memenanginya,” ujar Wenger seperti dilansir Soccernet.

Tak lama berselang dalam sesi jumpa pers jelang laga babak kelima Piala FA antara City kontra Chelsea, Mourinho kemudian disodori pertanyaan soal komentar Wenger tersebut.

Dengan nada sarkasme, Mourinho pun menyebut Wenger sebagai manajer yang menyukai kegagalan sambil menyebut puasa gelar delapan tahun Arsenal.

“Dia itu yang spesialis dalam hal kegagalan. Saya tidak. Kenyataannya dia adalah seorang spesialis karena sudah puasa gelar selama delapan tahun, itu yang namanya kegagalan,” tutur Mourinho.

“Jika Mr Abramovich memberiku waktu delapan tahun.. Selama delapan tahun Anda harus membangun banyak hal, sangat, sangat banyak. Saya tidak mau seperti itu,” sambungnya.

“Saya hanya mau kontrak empat tahun dan setelahnya, baru dinilai apakah pantas atau tidak mendapat perpanjangan kontrak.”

Tags : slide