close
Nuga Bola

Mou-Koeman Lawan Sepadan di St. Mary’s

Jose Mourinho mendapat lawan sepadan dalam diri Ronald Koeman, pelatih Southampton, ketika keduanya “reuni” di St. Mary’s Stadium, pada laga antara Chelsea melawan “The Soton” di sesi kedua “Boxing Day” Premier League, Minggu malam WIB, 28 Desember 2014.

Kedua pelatih itu pernah ber”sahabat” ketika di Nou Camp lebih satu dekade lalu sewaktu mengawali karir kepelatihan menjadi asisten Louis van Gaal, yang menjadi manajer Barcelona.

Pertemuan kedua pelatih ini di Premier League oleh surat kabar Inggris “The Mirror,” disebut sebagai reuni menyesakkan karena beda tempramen. Mourinho meledak-ledak. Sedangkan Koeman kalem dan tahu diri.

Buktinya, ketika laga berlangsung di St. Mary’s Stadium, Jose Mourinho mencak-mencak usai timnya diimbangi Southampton. Salah satu yang bikin dia geram adalah keputusan wasit yang tak menghadiahi penalti, melainkan mengkartu kuning Cesc Fabregas karena diving.

Kejadian itu muncul ketika laga memasuki menit ke-lima puluh lima. Cec Fabregas yang saat itu melaju memasuki kotak penalti dan dihadang oleh bek Soton, Matt Targett, yang sedang melakoni laga debutnya di tim senior.

Terkecoh oleh pergerakan Fabregas, Targett coba menghalangi pemain asal Spanyol sehingga membuat lawannya terjatuh. Dalam tayangan ulang terlihat jelas Targett menekel Fabregas.

Namun, alih-alih memberikan penalti untuk Chelsea, wasit Anthony Taylor malah memberi kartu kuning untuk Fabregas yang dinilai melakukan diving. Padahal jika penalti itu diberikan, bisa jadi skor berbeda dan tak berakhir imbang, satu banding satu.

Bahkan Fabregas saking emosinya, sampai membuat gestur jari telunjuk menunjuk matanya, di depan Taylor usai insiden itu.

“Jelas ada kontak, ini benar-benar pertandingan terburuk dalam karier wasit dan saya pikir dia tidak bisa tidur dengan tenang. Kepemimpinannya sangat buruk,” keluh Fabregas seperti dikutip BBC.

Kartu kuning untuk Fabregas itu jadi yang keempat untuk para pemain Chelsea musim ini, yang dikarenakan diving dan merupakan yang terbanyak dibanding tim-tim lain, seperti dilansir Squawka.

Jelas saja hal ini sudah bikin Mourinho murka dan tak habis pikir mengapa skuat-nya dicap ‘Tukang Diving’, sehingga wasit bakal ragu-ragu jika ingin memberikan penalti untuk Chelsea.

“Di negara lain kejadian ini pasti sudah pasti ada di halaman depan surat kabar, karena ini jelas-jelas skandal,” ujar Mourinho.

“Media, komentator, manajer lain, mereka semua melakukan ini,” sambungnya.

Beda dengan sahabatnya, Jose Mourinho, Ronald Koeman justru mensyukuri hasil imbang yang didapat Southampton. Meski The Blues punya kualitas yang lebih baik, tapi Soton nyatanya mampu mengimbangi.

Pada laga yang dihelat di St Mary’s Stadium, Minggu malam WIB, Sadio Mane membawa Soton unggul terlebih dahulu, sebelum disamakan Eden Hazard di penghujung babak pertama.

Koeman puas dengan hasil pertandingan tersebut. Disebutnya Soton sudah bermain baik dan mampu meredam setiap tekanan yang dilancarkan para pemain Chelsea terutama di babak kedua. Bahkan Chelsea tidak diberi kesempatan sama sekali menembak ke gawang Soton pada babak kedua.

“Jelas di babak kedua Chelsea adalah tim yang lebih baik. Tapi mereka tidak bisa membuat banyak kesempatan karena saya rasa permainan kami sangat luar biasa hari ini. Semangat para pemain fantastis dan itulah kunci dari hasil imbang hari ini,” ujar Koeman seperti dikutip Sky Sports.

“Tentu mengesalkan rasanya kebobolan sebelum jeda babak. Tentu beda jika Anda memasuki masa jeda dengan unggul satu gol, ketimbang seri, tapi kami masih mampu menjaga semangat kami di babak kedua dan itu penting,” sambungnya.

“Saya bangga atas hasil hari ini dan juga para pemain. Hasil ini sudah menunjukkan segalanya.”

Akibat bermain imbang ini, Chelsea gagal menjauhkan jarak dengan para pesaingnya. ‘Si Biru’ pun memiliki alasan klasik gagal membongkar tembok tebal di lini belakang The Saints.

Dalam laga di pekan kesembilan belas Premier League itu Chelsea sudah dibuat frustrasi sejak awal pertandingan karena Soton tak memberikan waktu sedikit pun bagi tim tamu mengembangkan permainan.

Sadio Mane membuat satu gol setelah menaklukkan Thibaut Courtois. Usai gol tersebut Chelsea memang bernafsu mencari gol penyama kedudukan tapi selalu gagal. Kalau tidak mentah di barisan belakang para pemain Soton, serangan Chelsea sudah patah duluan oleh Morgan Schneiderlin di lini tengah.

Whoscored mencatat Schneiderlin membuat total limaintersep, tujuh kali clearance, dan empat foul. Bahkan Schneiderlin harus mendapat dua kali kartu kuning, usai menekel Cesc Fabregas.

Sepanjang pertandingan pun Chelsea hanya membuat satu tembakan ke gawang yang berbuah gol penyama kedudukan di injury time babak pertama, lewat Eden Hazard. Total hanya tiga shots yang dibuat oleh The Blues sepanjang laga.

Dari statistik di atas bisa digambarkan bagaimana frustrasinya Chelsea meski sudah memasukkan tiga penyerang sekaligus di laga itu

“Saya yakin Southampton sudah bertahan dengan segala cara yang mereka bisa – dengan organisasi permainan, semangat, dan solidaritas dari para pemainnya serta usaha keras mereka untuk meraih poin,” ujar manajer Chelsea, Jose Mourinho, di BBC.

“Para pemain saya mencoba untuk menang, khususnya di babak kedua,” sambungnya.

Beruntung di laga lainnya, Manchester City hanya mampu bermain imbangdua banding dua dengan Burnley. Sehingga Chelsea tetap di puncak dengan keunggulan tiga angka dari City.