close
Nuga Bola

“Impresifitas” City v Pragmatisnya Mourinho

Puja puji terhadap “impresifitas” Manchester City kini mengisi hampir semua “halaman” media Inggris, setelah mereka mencatak duabelas kali tak terkalahkan di Premier League, sebelas diantaranya dengan poin penuh, dan terakhir membantai Tottenhamp Hotspur di White Hart Lane Stadium lewat lima gola berbalas satu.

“Spektakuler,” tulis “The Mirror,” yang menyebut “The Citizens sebagai calon terkuat juara Liga Inggris musim ini.

Betulkah?

Berlainan dengan penulis analisis sepakbola lainnya, Bob Wilkins, kolomnis “Daily Mail” menjadi sempalan ketika mengritik City sebagai tim “kebetulan.” Ia menuding peran Manuel Pellegrini tidak terlalu besar dalam mengantarkan Citizen ke puncak klasemen karena ada jejak Roberto Mancini yang tidak bisa dihapus di sana.

Mancini meletakkan dasar kebersamaan dari pemain “gado–gado” yang dibeli secara borongan oleh City. Bahkan ketika memasuki musim Premier League kali ini Pellegrini masih belanja besar pemain untuk menghadirkan City yang lebih kuat.

Secara kultural City adalah sebuah tim yang dibentuk oleh “belanja” besar pemain. Maka beruntunglah mereka mendapatkan Pellegrini yang biasa dengan pemain “secondliner” tapi memompakan semangat petarung.

Ketika di Malaga FC, Pellegrini membuat sensasi dengan menempatkan klub “underground” itu ke elite La Liga dan menerobos hingga perempat final Champions League dengan seabrek masalah finansial yang hampir menampakkan mereka ke tubir kebangkrutan.

Hari ini media Inggris kembali heboh ketika City menjamu Chelsea di Etihad, Selasa, 03 Februari 2014, dinihari WIB. Serempak pula mereka menempatkan Citizens sebagai unggulan.

Dengan “background” analisis, “Mirror,” misalnya, mengingatkan Chelsea tentang tak terkalahkannya City di lima belas laga semua kompetisi, dan hanya sekali ditahan imbang oleh Blackburn Rovers.

Posisi Manchester City, yang sekarang memimpin klasemen, favorit untuk memenangkan laga ini sekaligus menuntaskan ancaman Pellegrini untuk membalas dendam kekalahan di Stamford Bridge ketika gol Fernando Torres pada menit akhir membawa nilai penuh bagi Chelsea.

Gambarannya adalah Chelsea harus melakukan sesuatu yang tidak bisa dilakukan oleh sebelas klub lainnya termasuk Arsenal, Liverpool, Tottenham Hotspur dan Manchester United, yaitu membawa pulang poin dari Etihad.

Apapun, seperti yang dikatakan Mourinho, “The Happy One,” statistik itu hanya sesuatu yang harus dipatahkan bukan dipikirkan.

Pada 2014 ini, Chelsea bersama Manchester City adalah pimpinan klasemen dalam hal prestasi. City hanya ditahan imbang oleh Blackburn Rovers di Piala FA dan Chelsea setelah tujuh kemenangan berturut turut di semua kompetisi sejak Boxing Day harus merasakan pahitnya ditahan imbang oleh tim zona degradasi, West Ham, tanpa gol.

Makanya, ketika manajer Tottenham Hotspur Tim Sherwood menyebut Manchester City sebagai tim terbaik di planet ini, Mou mencibir.. Bagi Mou pujian itu belum tepat didapat City yang disebutnya masih sangat perlu membuktikan kemampuan di kancah Eropa.

“Mungkin buat manajer Tottenham, planet ini isinya cuma Inggris,” ceplos Mourinho di Sky Sports.

“Anda akan lihat (seberapa bagus City) di Liga Champions. Anda akan lihat dalam dua bulan ke depan,” ucapnya.

“Mereka beruntung. Kenyataannya adalah mereka punya banyak keputusan krusial yang menguntungkan mereka. Para wasit, mereka berupaya bekerja sebaik mungkin dan terkadang bikin kesalahan. Dalam kasus City, segalanya sedang menguntungkan mereka,” tuturnya.

Menariknya, komentar Mourinho itu dilontarkan menjelang pertemuan antara City dengan Chelsea di Etihad. Psy war?

Apa rahasia kehebatan City sebenarnya?

“Kerja sama tim City sangat padu. Itu perbedaan utama mereka musim ini dan musim lalu. Tidak ada yang egois. Semuanya untuk tim,” kata kiper Tottenham, Hugo Lloris.

“Dengan kerja sama yang padu seperti ini City berpotensi menjuarai Liga Primer dan Liga Champions,” kata Lloris. Pemain City, Jesus Navas, mengatakan bahwa kerja sama tim memang menjadi perhatian utama manajer Manuel Pellegrini.

“Pendekatan kami adalah, berlatih dan bermain secara maksimal di lapangan. Itu kami lakukan setiap hari. Dengan bekerja keras, hasilnya sudah bisa dilihat sekarang,” ungkap Navas.

Selain itu, kata Navas, Pellegrini berusaha meminimalkan ketegangan di antara pemain bintang di tim City dan menekankan pentingnya kebersamaan sebagai satu tim.

Kepragmatisan permainan ala Mourinho memang sering membuat mereka kewalahan menghadapi klub kecil tapi efektif untuk mematikan gerakan klub sebesar Manchester City.

Bagaimana peluang City? “Mirror” berani bertaruh Manchester City unggul dibanding Chelsea

Tags : slide