Site icon nuga.co

Dendam Atletico atas Real Madrid Tuntas

Tanpa Diego Simeone di “free zone” pelatih, karena diusir setelah memukul wasit cadangan, Atletico Madrid menuntaskan dendam kekalahannya terhadap Real Madrid pada laga leg kedua “el derbi“madrileno”“ perebutan piala “Supercopa” di Vicente Calderon, Sabtu subuh WIB, 23 Agustus 2014.

Kemenangan Atletico satu gol tanpa balas ini, setelah laga leg pertama di Barnebue tiga hari lalu berakhir seri, satu-satu, merupakan drama terbaru dari dua klub “Ibu Kota” ini setelah sebelumnya mereka saling bertarung di final Piala Champions dan Copa del Rey, yang dimenangkan oleh “El Real.”

Laga ini juga mengirim pesan paling jelas bagi Madrid dan Barcelona, bahwa Atletico bukan lagi tim “pepesan kosong” di dekade La Liga, Copa del rey dan Champions League berikutnya.

“kami hadir sebagai tim yang setera. Tidak ada lagi sebutan ‘underdog’ yang dilekatkan kepada kami,” tutur Diego Simeone usai pertandingan dan turun dari tribune untuk menyalami pemainnya sambil memberi acungan jari berbentuk huruf “V” tanda kemenangan.

Simeone diusir dari ‘zone free area” pelatih saat timnya sudah unggul satu gol. Ia dianggap melakukan tindakan “kurang ajar” ketika ketahuan memukul kepala wasit keempat.

Dalam sebuah tayangan video, Simeone terlihat jelas melayangkan tangannya ke kepala wasit keempat. Dia terlihat emosional, karena protesnya tak ditanggapi.

Aksinya ini pun langsung mendapat sanksi tegas dari wasit lapangan Fernandez Borbalan lewat lambaian kartu merah. Sang pelatih pun terpaksa rela meninggalkan anak asuhnya yang masih berjuang.

Simeone mengakui kejadian itu. Dia pun meminta maaf, karena telah bereaksi berlebihan. Mantan pemain Lazio ini mengatakan, tensi pertandingan telah memengaruhi dirinya.

“Itu kegelisahan yang sulit dikontrol Saya gugup. Saya hanya bisa minta maaf,” kata Simeone kepada surat kabar Madrid, “Marca.”

Simeone kemudian memuji penampilan anak asuhnya. Menurutnya, Rudi Garcia dan kawan kawan mampu tampil luar biasa. “Saya bangga dengan para pemain. Ini adalah tim yang terus berjuang melawan segalanya,” puji Simeone.

Meski demikian, Simeone menilai timnya masih akan sulit bersaing dengan Barcelona dan Madrid di musim depan. Baginya, meski tanpa kampanye yang baik, kedua tim itu akan sulit disaingi.

“Satu, atau dua pertandingan kita semua punya pilihan dan kesempatan, bahkan jika itu sulit. Lebih dari tiga puluh delapan pertandingan itu lebih sulit,” tuturnya

Sementara itu gelandang serang Atletico Madrid, Koke, menepis anggapan bahwa kemenangan di ajang Piala Super Spanyol merupakan balas dendam atas kekalahan mereka dari Real Madrid di final Liga Champions.

“Tampaknya segala hal menjadi lebih sulit karena rekan-rekan pergi, tetapi kami percaya dengan kekuatan grup dan para pemain baru yang datang,” ujar Koke setelah laga di Vicente Calderon, Sabtu dini hari WIB.

“Ini bukan balas dendam. Kami memenangi Liga dan mereka menjuarai Liga Champions. Kami sangat senang.”

Bagi pemain Atletico, Koke, keberhasilan ini merupakan awal indah bagi timnya. Selain itu, trofi Piala Super Spanyol menunjukkan bahwa Atletico masih layak diperhitungkan meski ditinggal sejumlah bintang.

“Sepertinya, segala sesuatu menjadi lebih sulit dengan rekan tim meninggalkan kami. Tetapi, kami percaya dengan pemain inti dan para pemain baru yang telah datang dengan kegembiraan. Sekarang, kami sudah memulai dengan trofi di kandang bersama fans kami,” kata Koke seperti dilansir Football Espana.

“Sekarang kami memiliki gelar Piala Super Spanyol. Kami sangat bangga dengan tim ini,” tutur pemain yang sempat dilirik Manchester United itu.

Atletico menang satu gol tanpa balas pada leg kedua ini, berkat gol cepat pemain baru, Mario Mandzukic, pada menit kedua. Hasil ini membawa Atletico menjadi juara karena unggul agregat dua banding satu atas rival sekotanya tersebut.

Atletico berhasil menahan imbang El Real ketika bermain di Santiago Bernabeu. Raul Garcia menjadi pahlawan karena berhasil menyamakan kedudukan setelah Madrid unggul lewat pemain barunya, James Rodriguez.

Exit mobile version