close
Nuga Bola

Beda Ronaldo, Movic Tak Hormati Lawan

Bek Real Salt Lake Nedum Onuoha menyatakan Zlatan Ibrahimovic benar-benar tidak menghormati lawan, berbeda halnya dengan Cristiano Ronaldo yang juga punya sifat meledak-ledak di lapangan.

Onuoha terlibat konfrontasi dengan Ibrahimovic dalam laga MLS. Ibrahimovic yang mendatangi ruang ganti Real Salt Lake untuk meminta maaf ditolak oleh Onuoha.

Onuoha yang pernah membela Manchester City ini merasa sakit hati dan menilai perilaku Ibrahimovic sudah tak lagi menghormati lawan.

Onuoha bahkan membandingkan Ibrahimovic dengan Ronaldo yang juga sangat agresif di lapangan.

“Saya rasa permintaan maaf itu palsu. Dia masih berpikir bahwa dia lebih baik dari saya sebagai manusia dan saya tak punya waktu untuk orang macam itu.”

“Ketika saya bermain menghadapi Cristiano Ronaldo saat ia berusia lebih muda, dia sedikit temperamental. Namun itu murni karena gairahnya untuk menang, bukan lantaran ia ingin meremehkan dan merendahkan lawan, sebuah hal yang dilakukan orang itu [Ibrahimovic],” ucap Onuoha dikutip dari Express.

Onuoha lalu menceritakan dengan jelas detail yang terjadi saat Ibrahimovic dan dirinya terlibat pertikaian.

“Dia melanggar saya, kemudian mencekik leher saya dan mendorong saya ke lapangan. Saya terjatuh dengan tangan menopang tubuh dan berpikir ‘apa yang terjadi’ sambil melihat ke arahnya.”

“Setelah itu, dia semakin marah dan sampai akhirnya ia benar-benar semakin mengancam sehingga saya melawan dengan mulai mempertahankan diri sambil berkata ‘apa yang kamu pikir akan kamu lakukan?’,” tutur Onuoha.

Hal itu ternyata tidak menghentikan aksi Ibrahimovic. Setelah Ibrahimovic mendapatkan kartu kuning, pemain asal Swedia itu justru mengeluarkan ancaman-ancaman pada Onuoha.

“Setelah itu makin timbul rasa permusuhan. Sepuluh menit kemudian, dia memukul saya di bagian atas kepala. Saya melihat wasit dan berkata ‘apa yang terjadi?’

“Sebagai pemain, entah orang menyukai saya atau tidak, saya bukan pemain kotor. Saya akan selalu bermain dengan kekuatan fisik dan bersaing, namun tidak pernah ada rasa dengki dalam hal itu,” tutur Onuoha.

Selain itu Real Madrid makin merasakan efek buruk kehilangan Cristiano Ronaldo. Berikut dampak yang sudah dirasakan Los Blancos sejak CR7 hengkang di akhir musim lalu.

Real Madrid membuat kejutan besar dengan melepas Cristiano Ronaldo ke Juventus pada akhir musim lalu. Padahal bintang asal Portugal itu secara jelas dan meyakinkan jadi bagian sukses Los Blancos merajai Eropa dalam tiga musim beruntun plus sederet gelar lainnya.

Begitu Ronaldo hengkang, Real Madrid langsung merasakan dampak negatif di musim ini.

Dan sejumlah hal buruk yang dialami Real Madrid di musim perdana sejak Ronaldo pergi:

Real Madrid terakhir kali menelan  sepuluh kekalahan dalam satu musim pada  sepuluh , atau musim terakhir sebelum mereka merekrut Cristiano Ronaldo dari Manchester United.

Namun setelah Cristiano Ronaldo pergi, Real Madrid kembali mengoleksi sepuluh kekalahan musim ini. Jumlah kekalahan Real Madrid masih bisa bertambah karena masih ada tiga laga tersisa di pengujung musim.

Real Madrid untuk pertama kalinya gagal mencetak gol di dua laga beruntun dalam era kepelatihan Zinedine Zidane. Tak hanya itu, catatan gol Real Madrid saat ini hanya benar-benar bertumpu pada Karim Benzema.

Real Madrid untuk pertama kalinya tidak bisa meraih tujuh puluh lima poin atau lebih sejak musim empat belas tahun terakhir  ketika mereka membukukan tujuh puluh poin.

Saat Cristiano Ronaldo datang, catatan tujuh puluh limA poin atau lebih selalu didapatkan Real Madrid di akhir musim.

Saat ini torehan poin Real Madrid masih ada di angka enam puluh lima poin dan poin maksimal yang bisa mereka capai adalah tujuh puluh empat poin di akhir musim.

Sejak kedatangan Cristiano Ronaldo, Real Madrid selalu mencetak lebih dari seratus gol di delapan musim perdana CR7. Pada musim lalu yang merupakan catatan terburuk, Real Madrid masih sanggup membukukan sembilan puluh empat gol.

Setelah Ronaldo pergi, Real Madrid hanya sanggup mencetak lima puluh sembilan gol sejauh ini. Dengan sisa tiga laga, hampir mustahil Real Madrid bisa mendekati produktivitas gol musim lalu.