Twitter akan merilis fitur baru sehingga pengguna bisa mengikuti topik tertentu.
Fitur ini serupa dengan fitur di Instagram dimana pengguna bisa mengikuti tagar tertentu.
Product Leader Twitter Sriram Krishnan mengatakan tujuan fitur ini untuk memudahkan pengguna mengikuti hal yang diminati seperti layaknya mengikuti akun seseorang, di San Fransisco, Amerika Serikat.
Dikutip dari Variety, Hal ini dilakukan Twitter agar percakapan pengguna lebih sehat. Twitter juga menyebut fitur ini akan memberikan pengguna pilihan topik yang berbeda.
Sebab, Twitter akan memberikan saran kepada pengguna, topik-topik lain selain yang biasa mereka minati. Sehingga para pengguna tidak terjebak pada lingkaran percakapan yang itu-itu saja. Fenomena ini dikenal dengan istilah “filter bubble”.
Nantinya pengguna akan melihat saran “follow topics” dari Twitter. Saran ini nantinya akan terintegrasi dengan halaman lini masa. Saat ini fitur baru tersebut masih dalam tahap uji coba.
Saat ini pengujian difokuskan pada topik olahraga terlebih dahulu. Topik mengenai perawatan kulit dan serial televisi akan menyusul kemudian
Sebelumnya Twitter sudah berupaya meningkatkan percakapan lewat fitur Twitter Moments. Pengguna dapat melihat topik-topik tertentu yang sedang ramai dibicarakan berdasarkan akun yang telah diikuti.
Fitur baru ini bekerja dengan bantuan alat pembelajar mesin (machine learning tools) untuk memudahkan proses kurasi. Kurasi dilakukan untuk menghindari adanya tweets yang salah topik, seperti dilansir Telegraph.
Pengguna juga dapat menyembunyikan topik tertentu yang tidak ingin dilihat. Misalnya seperti spoiler film
Sebelumnya, Twitter juga mendapat kecaman karena menggunakan data milik penggunanya.
Twitter sendiri mengakui pihaknya telah menggunakan data pengguna yang telah dipersonalisasi tanpa mengantongi izin untuk keperluan iklan. Perusahaan mikroblogging ini mengatakan hal itu terjadi karena ada masalah pada menu pengaturan akun.
Dalam situs resminya, Twitter mengatakan baru-baru ini telah menemukan penyebab masalah dan telah memperbaikinya pada Senin (5/8). Namun belum diketahui berapa banyak pengguna yang terkena dampak.
Layanan milik Jack Dorsey ini mengakui jika data pengguna menjadi aset berharga bagi perusahaan untuk menyasar iklan dan konten apa yang ditampilkan.
“Kami meminta maaf atas kesalahan ini dan akan berusaha untuk tidak mengulangi lagi. Ketika Anda mempercayai kami untuk mengikuti pilihan Anda, namun dalam hal ini kami gagal,” tulis Twitter dalam situs resminya.
Mengutip Reuters, data yang kemungkinan telah digunakan antara lain kode negara pengguna, detail kemungkinan pengguna melihat atau mengunjungi situs pengiklan hingga informasi terkait perangkat yang digunakan.
Kendati demikian, perusahaan memastikan data sensitif seperti kata kunci, surel yang dipakai untuk mengakses akun, dan data lainnya tak termasuk dalam data yang sempat tak sengaja dipakai untuk iklan.
Twitter mengatakan kejadian ini mendorong pihaknya untuk terus berupaya menyajikan iklan yang relevan bagi pengguna.