Langkah “kuda” Real Madrid, Senin dinihari WIB, 03 Maret 2014, dihentikan Atletico Madrid di laga derby dua tim “ibukota” ini di Vivente Calderon. Hasil dua-dua laga “gengsi” tidak memuaskan kedua tim.
Madrid yang ingin melanjutkan hasil “cleanship”nya melawan tim tetangganya itu harus bertarung dengan segala potensinya setelah ketinggalan satu gol di pengujung pertandingan.
Bagi Atletico, laga derby ini, sebenarnya merupakan aksi balas dendam kekalahan mereka di semifinal Copa del Rey, tiga pekan lalu. Atletico gagal mempertahankan “ritme” permainan walau pun unggul satu gol menjelang bubaran.
Atletico dirugikan oleh keputusan wasit di babak awal ketika Diego Costa dijatuhkan Sergio Ramos di dalam kotak penalty. Meski dirugikan, Diego Simeone menolak mengomentari performa wasit yang memimpin laga. Pelatih asal Argentina itu mengaku puas dengan skor akhir pertandingan.
Tertinggal lebih dulu melalui Karim Benzema di menit ketiga, Atletico, sebenarnya, punya peluang menyamakan kedudukan saat Diego Costa dijatuhkan Sergio Ramos di dalam kotak penalti. Namun wasit menyatakan tidak ada pelanggaran dalam kejadian tersebut.
“Tidak, tidak, maafkan saya. Saya tidak akan mengomentari apapun soal wasit,” ujar Simeone usai pertandingan seperti diberitakan Football Espana.
Sergio Ramos tak tinggal diam atas insiden yang melibatkan dirinya dengan Diego Costa. Bek Real Madrid itu menilai keputusan wasit sudah tepat dengan tidak memberi penalti untuk Atletico Madrid.
Saat melancarkan serangan di menit ke- sepuluh, kubu tuan rumah mengklaim penalti menyusul pelanggaran yang dilakukan Ramos terhadap Costa. Namun penalti tak diberikan oleh wasit. Sang pengadil lapangan menilai tak ada pelanggaran yang terjadi.
Terkait insiden itu, Ramos meyakini tak ada pelanggaran. Dia menilai wasit sudah mengambil keputusan yang tepat.
“Itulah sepakbola. Ada ribuan penalti yang tidak diberikan dan yang diberikan; itu bergantung pada wasit,” ujar Ramos seperti dikutip AS.
“Bukan aku yang menilai, tapi aku pikir insiden itu bukan penalti,” kata bek internasional Spanyol itu menambahkan.
Atletico kemudian mampu bangkit dan membalikkan keadaan saat turun minum. Di babak kedua tuan rumah juga punya beberapa peluang memperbesar keunggulan. Namun justru Cristiano Ronaldo yang mencetak gol..
“Kami tertinggal tapi kami bereaksi dengan sangat baik. Di babak kedua kami tampil baik. Kami punya beberapa kesempatan tapi tak bisa menuntaskannya untuk mengubah kedudukan,” lanjut Simeone di Football Espana.
“Tim ini bekerja dengan baik. Saya bangga dengan skuat, mereka orang-orang yang siap bertarung menghadapi siapapun. Yang terpenting adalah hasil akhir. Hari ini tim menunjukkan kalau kami hidup. Itu mungkin akan merisaukan orang lain, yang jelas kami masih hidup dalam perebutan gelar,” tegasnya lagi.
Sementara itu pelatih Madrid, Carlo Ancelotti mengritik sang rival yang dianggapnya bermain dengan kasar.
Laga itu tak cuma seru, tapi diwarnai dengan banyak insiden yang melibatkan pemain.Pelanggaran-pelanggaran keras, diving sampai meluapnya kemarahan staff pelatih Atletico bernama German Burgos. Total ada lima kartu kuning dikeluarkan wasit untuk kedua tim.
Dalam keterangannya usai pertandingan, Ancelotti menyebut Atletico bermain dengan kasar. Gaya permainan itu disebutnya menyulitkan Cristiano Ronaldo dkk.
“Atletico bermain dengan kasar. Yang saya maksud Atletico mencoba bermain dengan kasar, dan itu bukan gaya kami,” sahut Ancelotti saat ditanya wartawan apakah kasar yang dia maksud adalah permainan yang intens.
“Kami hanya bermain dengan gaya kami, hanya memikirkan soal pertandingan dan bukan hal yang lain. Kami harus menerima hasil imbang ini. Ini pertandingan yang sulit. Kami mencoba mengembangkan permainan, tapi itu tidak mudah,” lanjut Carletto seperti diberitakan Football Espana.
“Babak kedua kami berjalan sangat baik. Di babak pertama, setelah gol Karim Benzema, kami mencoba bermain dengan garis pertahanan yang tinggi, tapi kami membiarkan Atletico mengembangkan permainan. Atletico lebih kesulitan di babak kedua karena kami memindahkan bola dari kedua sisi lapangan di depan, kiri ke kanan.”
“Kami kurang sabar di babak pertama. Mereka kelelahan di babak kedua. Kami terlalu mudah kehilangan bola di babak pertama, itulah mengapa Atletico bisa mengembangkan permainannya,” tuntas Ancelotti.
Dominasi Madrid di babak kedua itu membuahkan hasil gol penyeimbang yang dilesakkan oleh Cristiano Ronaldo delapan menit menjelang waktu normal habis.
“Permainan kami sedikit tertahan, tapi di babak kedua kami bermain lebih baik. Bisa memetik hasil imbang berarti kami bisa bermain lebih baik,” kata Ancelotti kepada Carrusel Deportivo yang dilansir oleh Football Espana.
“Ini merupakan permainan yang kasar, laga berat dengan beberapa kali penghentian permainan yang bertentangan dengan kami dan cara kami memainkan laga.”
“Tak ada satu hal yang baru di Vicente Calderon atau setiap kali Anda bermain melawan Atletico. Mereka selalu bermain keras dan intens,” ujarnya