close
Nuganomics

Sempat Terhenyak, Hari Ini Emas Berkibar

Sempat terhenyak  di awal pekan, hari ini, Rabu, 12 September, seperti ditulis laman keuangan dan ekonomi “bloomberg,” harga emas global di Comex menguat di posisi tertingginya.

Menurut “Bloomberg,” harga emas  berbalik positif, setelah investor mulai membeli saat harga emas mendekati posisi seribu dua ratus dollar per ounce.

Namun harga logam mulia ini tetap di bawah tekanan setelah mencapai level terendah dua minggu dan dolar kembali menguat di tengah sentimen risk-off yang meluas, dibayangi kenaikan tingkat bunga AS dan prospek meningkatnya ketegangan perdagangan AS-Cina.

Harga emas di pasar spot naik nol koma dua persen  per ounce. Emas berjangka AS untuk pengiriman Desember ditutup naik nol koma dua persen

Investor mulai membeli lebih banyak emas karena posisi harga merayap menuju level psikologis, menurut Phil Streible, Ahli Strategi Komoditas Senior di RJO Futures di Chicago.

“Beberapa investor melihat harga di bawah seribu dua ratus dollar sebagai jendela untuk membeli, karena secara historis kita belum melihat emas di bawah itu sejak akhir Desember  dua tahun lalu.”

“Meskipun saya pikir itu akan turun untuk menyamai posisi terendah sebelumnya,” jelas dia seperti mengutip laman Reuters,  hari ini.

Selain emas, nilai tukar Dolar AS juga menguat tipis terhadap sekeranjang mata uang utama lainnya.

Namun dalam perdagangan selanjutnya, greenback mundur dari posisi tertinggi sebelumnya, yang membantu mendorong harga emas lebih tinggi.

Harga emas telah turun lebih dari sepuluh persen dari posisi puncaknya pada April, dipicu perang perdagangan antara China dan Amerika Serikat

Kondisi ini telah mendorong investor untuk mencari keamanan investasi dalam dolar daripada emas.

Hal yang mendorong penguatan greenback adalah komentar dari Presiden AS Donald Trump bahwa ia siap memberlakukan tarif pada hampir semua produk impor China yang masuk ke Amerika Serikat serta adanya laporan data pekerjaan AS yang kuat.

Data pekerjaan pekan lalu menguatkan ekspektasi bahwa Federal Reserve akan menaikkan suku bunga AS pada bulan September.

Suku bunga yang lebih tinggi meningkatkan imbal hasil obligasi, membuat bullion non-yield kurang menarik.

Mereka juga cenderung meningkatkan dolar, membuat emas yang berharga lebih mahal bagi investor non-AS.

Adapun harga perak turun nol koma empat persen  per ounce, setelah mencapai titik terendah sejak Januari

Sementara harga Platinum naik persen

Rilis data tenaga kerja dan upah Amerika Serikat (AS) diperkirakan pengaruhi gerak harga emas pada pekan ini.

Dengan kenaikan upah di AS akan menjadi pertimbangan bank sentral AS atau the Federal Reserve untuk menaikkan suku bunga. Hal tersebut akan berdampak terhadap harga emas.

Pada Jumat pekan lalu, rilis data tenaga kerja pada Agustus mendorong harga emas di bawah posisi terendahnya

“Harga emas akan melemah dan coba level terendah pada pekan ini. Jangan terkejut,” ujar Head of Global Strategy TD Securities, Bart Melek, seperti dikutip dari laman Kitco.

Harga emas berbalik arah menyusul laporan tenaga kerja AS dari Agustus yang bertambah dua ratus sepuluh ribu. Sementara tingkat pengangguran tetap di tiga koma sembilan persen.

Sementara itu, rata-rata upah naik nol koma empat persen pada Agustus lalu. Sedangkan kenaikan gaji tahunan menjadi dua koma sembilan persen yang termasuk pertumbuhan terkuat dalam sembilan tahun.

“Pertumbuhan upah secara riil juga jadi katalis menekan inflasi. Suku bunga the Fed akan naik bertahap. Kami berpikir hal itu tidak terlalu menekan emas. Namun, sulit melihat reli harga emas secara signifikan sementara the Fed tidak mundur,” tutur Melek.

Sementara itu, Ekonom Capital Economics, Paul Ashworth menuturkan, rata-rata penghasilan per jam naik merupakan berita besar bagi the Federal Reserve.

“Ini jelas menunjuk pada kenaikan suku bunga lainnya pada pertemuan the Federal Reserve berikutnya. Kemungkinan akan naik dua puluh lima basis poin. The Fed memperkirakan kenaikan suku bunga sebanyak dua kali lagi,” ujar dia.

Tags : slide