close
Nuganomics

Lupakan Saja Investasi Emas

“Lupakan saja investasi emas,” tulis Richard Lume, analis komoditi tambang di “bloomberg.com,” Jumat, 20 Desember 2013, ketika harga jual emas terpuruk pada angka terendah selama enam bulan terakhir dan terburuk selama tiga tahun ini.

Lume, spesialis analisis emas, dan tulisannya menjadi rujukan para investor logam mulia ini, dengan nada kecewa menulis,”jangan berharap harga emas akan pulih dalam waktu dekat. Kecuali ada ‘perang dunia.’

Menyebut “perang dunia,” sebagai titik balik harga emas, Lume tentu tidak bercanda. Ia dengan runut membuat analisis dari makin membaiknya ekonomi zona euro, pulihnya pertumbuhan di Amerika Serikat, damainya Iran dengan dunia, tak pedulinya “barat” dengan Suriah hingga gamangnyanya Cina mengambil alih kepemimpinan ekonomi global.

“Semuanya,” tulis Lume, ”telah menghapus jejak keperkasaan emas sebagai pilihan investasi.”

Menurut Lume, dengan harga emas yang turun di bawah 1.200 dollar AS per ounce di London dan New York untuk pertama kalinya sejak Juni, karena membaiknya perekonomian AS serta langkah The Fed memangkas stimulus ekonominya, jangan lagi mendekat ke investasi emas. Tak ada lagi marjin.

Harga emas turun hingga satu setengah persen dalam satu hari kemarin menjadi 1.199,63 dollar AS per ounce di pasar London. Posisi itu merupakan yang terendah sejak 28 Juni lalu. Sementara itu, harga emas di Comex New York untuk pengantaran Februari tahun depan turun 3 persen menjadi 1.198 dollar AS per ounce.

Harga emas sempat berada “di atas angin” dari Desember 2008 hingga Juni 2011 karena The Fed memberikan stimulus ekonomi kepada AS. Dengan cara itu diharapkan bisa mengembalikan kondisi perekonomian negara tersebut.

Dalam rilis terbarunya di kantor berita “Reuters,” Jumat, 20 Desember 2013, pusat komoditi ligam mulia di New York mengabarkan, emas di pasar spot, hingga hari ini, telah memasuki fase “under price.

Bahkan kabar terbaru mengungkapkan harga emas terpuruk hingga 1.180 per ounce dan ditutup dengan harga emas i US$ 1.185,10 per ounce. Pada Juni 2013 lalu, emas sempat berada di level terendahnya sejak 2010 yakni di level US$ 1.180 per ounce.

Emas berjangka di divisi COMEX New York Mercantile Exchange sempat turun lebih dari tiga persen pada Jumat pagi WIB, menandai penutupan terendah dalam lebih dari tiga tahun.

Analis pasar mengatakan pasar emas sekarang didorong secara emosional, bahkan bagian terkecil dari berita dapat menyebabkan perubahan besar dalam pengambilan keputusan investor. Kenaikan yang kuat dalam dolar AS juga menekan harga emas.

Bank Indonesia sendiri mengungkapkan dolar menguat didorong adanya pengurangan stimulus secara bertahap oleh Bank Sentral AS, The Federal Reserve. Stimulus pembelian obligasi ini dikurangi US$ 10 miliar jadi hanya US$ 75 miliar per bulan terhitung mulai Mei 2014.

Alhasil dolar kian digemari dan emas pun ditinggalkan sehingga permintaan pun jatuh.

Tags : slide