close
Nuganomics

Harga Jual Emas Antam Beringsut Naik

Harga jual emas global terus mendapat tekanan dan kembali menjadi sorotan dalam perdagangan komoditi logam mulia di pasar perdagangan New York, London dan Hongkong. Tekanan harga jual ini menyebabkan longsornya harga emas batangan milik PT Aneka Tambang Tbk, atau Antam, dalam perdagangan hari Rabu kemarin.

Hari ini, Kamis, 03 Juli 2014, harga emas yang dijual Antam bergerak kembali. Terjadi kenaikan tipis sebesar Rp 1.000 per gram setelah pada perdagangan sehari sebelumnya turun Rp 6.000 per gram.

Dilansir dari laman logammulia.com, Kamis pagi, harga beli kembali atau “buy back” emas perseroan juga naik Rp 1.000 menjadi Rp 491.000 per gram dari sebelumnya Rp 490.000 per gram.

Seperti dikutip “nuga” dari situs resmi Logam Mulia Antam, harga emas Antam tercatat Rp 546.000 per gram. Naik dibandingkan sehari sebelumnya yang berada di posisi Rp 545.000 per gram.

Dengan kenaikan tipis ini maka harga semua pecahan emas yang dijual Antam menyesuaikan dengan harga baru. Untuk ukuran 500 gram Antam menjualnya dengan harga Rp 253.300.000, 250 gram Rp 126.750.000, 100 gram Rp 50.750.000, 50 gram Rp 25.400.000 dan 25 gram Rp 12.725.000.

Dalam ukuran yang lebih kecil 10 gram di jual Rp 5.120.000, 5 gram Rp 2.585.000, 4 gram Rp 2.068.000, 3 gram Rp 1.560.000, 2,5 gram Rp 1.305.000, 2 gram Rp 1.052.000 dan 1 gram Rp 546.000

Berita terbariu yang di kutip dari “blomberg “ dinyatakan harga eEmas global kini terperosok hingga USD1.300 per ounce. Harga ini dinilai belum sepenuhnya mematikan prospek bisnis pertambangan emas. Hal itu karena permintaan emas di pasar internasional masih stabil.

“Saya pikir prospeknya masih cukup baik. Memang tidak sebaik awal tahun 2014 lalu. Di mana harga emas masih berada di level USD1.400. Tapi permintaan saat ini masih stabil. Artinya kita masih bisa memperoleh margin keuntungan,”ujar Vice President Director Tambang Emas Martabe, Linda Siahaan.

Linda mengaku, prospek bisnis tambang emas ini pun masih sangat strategis untuk mendorong perekonomian masyarakat, khususnya di daerah sekitar tambang. Namun dibutuhkan dukungan dari pemerintah dan masyarakat, serta pemangku kepentingan lainnya di daerah.

“Pada saat ini semua harga mineral memang sedang tiarap. Akan tetapi emas masih termasuk yang bisa bertahan meski hanya diperdagangkan di kisaran USD1.300 per ounce. Maka dari itu, saya pikir selama potensi-potensi emas yang ada masih bisa dikelola dengan baik dan bertanggung jawab kepada lingkungan dan masyarakat, maka harapannya potensi yang ada itu dapat terus dimanfaatkan,” tambahnya.

Sementara itu sebelumnya, pengamat pertambangan MS Marpaung mengatakan, guna memaksimalkan potensi pertambangan untuk menyejahterakan masyarakat di daerah, pemerintah harus berani menjadikan pertambangan sebagai industri strategis. Pemerintah pun diminta melakukan perubahan paradigma, dalam pengaturan bisnis pertambangan.

“Kalau cuma ada satu tambang di satu daerah, ya enggak mungkin daerah itu maju. Paling-paling hanya di sekitar proyek tambang itu saja. Penggarapan pertambangan harus lebih maksimal, seperti di pantai barat Sumatera, kalau semua potensi di garap maksimal, masyarakat pasti sejahtera.

Pemerintah harus berani berubah, jangan setiap dengar pertambangan selalu bicara, enggak bisa karena. Tapi coba dengan bisa asalkan dengan syarat. Ketentuan pertambangan kita kan sudah jelas untuk dijadikan acuan,” terangnya.