close
Nuganomics

Harga Emas Global Tergelincir Tipis

Harga emas di pasar global, pada penutupan perdagangan di Comex, New York, hari ini, Rabu, 29 Juli 2015, kembali tergelincir dengan melemahnya permintaan akibat terbebani penguatan dolar Amerika Serikat dan kekhawatiran akan pernyataan Federal Reserve soal suku bunga.

Sementara itu emas yang diperdagangkan PT Aneka Tambang Tbk, atau Antam, hari ini, Rabu, pagi WIB, kembali stagnan dan menandai lesunya penjualan selama tiga hari berturut-turut.

Harga emas untuk pengiriman Agustus, kontrak paling aktif diperdagangkan, ditutup turun tipis.

Dolar tercatat menguat terhadap mata uang lainnya. Ini membuat investor semakin yakin jika The Fed segera menaikkan suku bunganya dalam beberapa bulan mendatang, dilatarbelakangi data ekonomi AS yang solid.

Maklum, menguatnya dolar menjadi berita buruk bagi emas, yang dijual dalam mata uang dolar karena menjadi lebih mahal untuk pembeli asing.

Investor emas juga gugup jika The Fed akan lebih optimis memberikan pandangan dipicu harapan tentang kondisi ekonomi AS, pada akhir pertemuannya yang berlangsung pada Rabu ini.

Sebelumnya, Kepala The Fed Janet Yellen di awal bulan, mengatakan jika bank sentral kemungkinan akan menaikkan suku bunga pada tahun ini juga jika pemulihan ekonomi terus berlanjut. Sebuah pernyataan dari Fed memberikan harapan kenaikan suku bunga berlangsung pada awal September.

“Pertemuan Fed membayangi logam mulia. Meski masih belum ada konsensus tentang apakah akan siap untuk bertindak pada pertemuan September nanti soal suku bunga,” menurut catatan Analis Standard Bank.

Ekspektasi kenaikan suku bunga di bulan-bulan mendatang mendorong harga emas masuk ke posisi terendah dalam lima tahun minggu lalu. Emas, yang tidak memberikan bunga, harus berjuang untuk bersaing dengan investasi lain yang menawarkan imbal hasil saat harganya naik.

Seperti ditulis “wall street journal,” hari ini, Rabu, harga emas berada dalam fase konsolidasi ketika The Fed memulai pertemuan selama dua hari.

Pasar terus berharap mengenai kejelasan kapan waktu untuk kenaikan suku bunga. Dolar menguat ketika Komite Pasar Terbuka Federal Reserve melakukan pertemuan pada hari Selasa, dan rencana untuk melakukan konferensi pers pada hari Rabu dengan mengumumkan hasil pertemuan.

Pasar belum melihat kenaikan suku bunga The Fed sejak Juni sembilan tahun lalu, sebelum awal krisis keuangan Amerika.

Kenaikan suku bunga Fed mendorong investor menjauh dari emas dan menuju aset yang memberikan hasil yang tinggi. Tetapi, mengingat ketidakseimbangan lanjutan dari data ekonomi AS baru-baru ini. Pasar akan terus melihat kapan kebijakan the Fed akan dilakukan.

The Fed telah menyatakan bahwa indikator kenaikan suku bunga berada di sektor pekerjaan dan target inflasi yang saat ini belum memanas.

Kemarin kita melihat bahwa kenaikan harga perumahan telah terhenti. Kepercayaan konsumen AS secara tak terduga jatuh pada bulan Juni, menurut laporan sebuah survei menunjukkan bahwa kepercayaan ekonomi telah jatuh ke level terendah 10-bulan.

The Fed menyatakan pada awal tahun ini bahwa kenaikan suku bunga dapat dilakukan jika data ekonomi mendukung langkah tersebut, namun pertumbuhan ekonomi yang melambat di China dan penurunan harga komoditas telah menimbulkan pertanyaan apakah kenaikan suku bunga akan dilakukan.

Sementara itu harga emas domestic, yang diperdagangkan PT Aneka Tambang Tbk masih betah bertahan di level harga Rp 547 ribu per gram.

Sementara itu, harga pembelian kembali atau dikenal dengan sebutan “buyback” logam mulia Antam tercatat turun Rp 2.000 menjadi Rp 468 ribu per gram. Artinya, jika Anda menjual emas yang Anda miliki maka Antam akan membelinya di harga Rp 468 ribu per gram.

Antam menjual ukuran emas dari 1 gram hingga 500 gram. Hingga pukul 08.26 WIB, ukuran emas Antam 250 gram sold out atau habis terjual, sedangkan ukuran emas Antam lainnya masih tersedia.

Mengingat tingginya animo masyarakat, transaksi pembelian emas batangan yang datang langsung ke Antam dibatasi hingga maksimal 150 nomor antrean per hari.