close
Nuganomics

Harga Emas Global Masih Bertahan

Hari ini, Kamis, 17 April 2014, harga emas global masih mampu bertahan pada harga USD 1.300 per tryons. Harga ini sedikit berubah karena keuntungan yang dibatasi oleh kenaikan saham-saham Wall Street dan data produksi industri Amerika Serikat yang kuat.

Emas diperdagangkan berada di level USD1.300 per troy ons, setelah sebuah laporan pemerintah AS menunjukkan produksi industri naik lebih cepat dari yang diperkirakan pada Maret ini.

Namun, data lain AS menunjukkan pasar perumahan masih menekan ekonomi AS. Terobosan untuk rumah baru meningkat pada Maret, tetapi tetap jauh di bawah puncak pasca-resesi melanda pada November.

Setiap tawaran safe-haven untuk emas diredam oleh tidak adanya konflik baru yang dilaporkan antara pasukan pemerintah Ukraina dan separatis pro-Rusia di Timur Ukraina.

“Ada ruang untuk penurunan lebih lanjut, dan dengan semakin terbatasnya likuiditas menjelang liburan, hal ini tidak akan terlalu mempengaruhi penjualan,” kata analis logam mulia di UBS, Edel Tully, seperti dilansir dari Reuters, Kamis pagi .

Spot emas naik tipis 42 sen menjadi USD1.302,46 per troy ons, menyusul penurunan tajam 1,8 persen sehari sebelumnya. Sementara emas berjangka AS, Comex Gold, untuk pengiriman Juni ditutup naik USD3,20 atau 0,2 persen pada USD1.303,50 per troy ons, dengan volume perdagangan sekitar 35 persen di bawah rata-rata 30 hari perdagangan.

Setelah mencapai puncak USD1.330 per troy ons, emas dilanda aksi jual karena kekhawatiran atas pertumbuhan ekonomi dan permintaan dari konsumen atas China mendorongnya melalui tingkat psikologis.

Di antara logam mulia lainnya, perak naik 0,2 persen menjadi USD19,61 per troy ons, setelah mencapai titik terendah 2,5 bulanan pada USD19,24 per troy ons di sesi sebelumnya.

Sementara itu, permintaan emas di China diproyeksi akan mengalami kenaikan sebanyak 20 persen pada tahun 2017. Hal tersebut karena semakin banyak penduduk kaya di China yang kreatif mencari hal baru untuk menghasilkan uang.

Seperti dilansir AFP, World Gold Council memperkirakan, China akan menjadi negara konsumsi emas terbesar mengalahkan India. Setidaknya permintaan emas dalam bentuk perhiasan, koin maupun batangan akan mencapai 1.350 ton pada 2017.

Permintaan emas tersebut naik hampir seperlima dari konsumsi emas tahun lalu yang mencapai 1.132 ton. “Daya tarik emas, dan optimistisnya mayarakat China terhadap emas meningkatkan permintaan emas di sektor swasta, dan membuat permintaan emas setidaknya naik menjadi 1.350 ton di 2017,” kata dewan WGC.

Selain itu, permintaan emas dalam bentuk perhiasan di dunia juga tumbuh ke level tertinggi selama 16 tahun untuk konsumen di Asia dan Timur Tengah.

Di China sendiri meningkatnya permintaan emas juga telah didorong oleh pertumbuhan kelas menengah, jumlah tabungan yang semakin tinggi dan investasi. Namun, WGC memperingatkan bahwa kemungkinan terjadinya perlambatan ekonomi di negara terbesar kedua di dunia tersebut.

“China menghadapi tantangan penting yang bergerak di investasi dan pertumbuhan ekspor di mana konsumsi swasta memainkan peran yang lebih besar,” jelasnya.

Salah satu penulis laporan tersebut, Alistair Hewitt mencatat bahwa permintaan emas China sudah naik tiga kali lipat dalam satu dekade di 2013. Selain itu diramalkan pula bahwa pasar emas China akan terus berkembang dalam beberapa tahun ke depan didorong oleh afinitas budaya, peningkatan pendapatan dan dukungan pemerintah.

“Bagi banyak orang, emas adalah bentuk yang lebih disukai untuk penghematan di tengah pasar saham volatile, properti yang overvalued dan suku bunga rendah yang ditawarkan oleh bank,” ujar dia

Sementara itu harga emas yang dijual oleh PT Aneka Tambang Tbk atau Antam mengambil jeda, setelah pada perdagangan kemarin mengalami penurunan mencapai Rp4.000. Pada perdagangan hari ini, emas produksi BUMN dijual ke Rp 534.000 per gram.

Seperti dikutip “nuga.co” dari situs Logammulia, Kamis pagi, harga beli kembali atau buy back emas produksi perusahaan milik negara ini dipatok pada harga Rp 474.000 per gram.