close
Nuganomics

Emas Kembali Keposisi Harga Tertingginya

Data inflasi yang  menguat  dan dirilis oleh Amerika Serikat, hari ini, Kamis, 15 Februari, kembali mendongkrak harga emas ke level tertingginya selama   tiga pekan terakhir

Data inflasi tersebut membuat investor berbalik memegang logam mulia untuk lindung nilai.

Harga emas untuk pengiriman April mengua hingga dua koma satu  persen ke posisi US$ 1.358 per ounce.

Sementara itu, indeks dolar Amerika Serikat turun nol koma enam persen.

Harga emas dapat naik seiring dolar AS melemah karena dolar AS tergelincir dapat membuat pembelian aset tersebut menjadi lebih murah.

Imbal hasil obligasi atau surat utang AS bertenor sepuluh tahun juga   melonjak  dan  tertinggi dalam empat tahun.

Meningkatnya imbal hasil obligasi secara teori dapat kurangi selera investor untuk logam mulia terutama emas.

Akan tetapi, angka inflasi menguat memberi perlindungan untuk harga emas dalam jangka pendek karena sebagai lindung nilai.

Seperti diketahui, indeks harga konsumen melonjak setengah persen pada Januari. Angka ini terbesar dalam lima bulan. Indeks Harga Konsumen tetap di dua koma satu persen.

“Laporan indeks harga konsumen memberikan kekhawatiran the Federal Reserve menaikkan suku bunga lebih cepat. Kemungkinan empat kali kecil pada 2018,” ujar Jim Wyckoff, Analis Senior Kitco.com.

Tingkat inflasi inti naik mendekati nol koma tiga  persen pada Januari. Inflasi selama dua belas bulan juga tetap satu koma delapan  persen.

Namun upah AS disesuaikan dengan inflasi. The Federal Reserve atau bank sentral AS mengamati risiko inflasi yang didorong upah.

Jeffrey Nichols, Direktur American Precious Metals Advisors menuturkan, ada indikator lain dari ekonomi AS yang lebih kuat yaitu data ketenagakerjaan.

“Yang penting penguatan harga emas telah dikecewakan berkali-kali. Ketidakpastian pasar saham yang baru juga memprihatikan. Nanti pada akhirnya tertuju kepada ekspektasi kebijakan suku bunga the Federal Reserve dan kepercayaan yang berkembang,” jelas dia.

Sebelumnya, harga emas naik pada perdagangan Selasa karena dolar AS tergelincir dan pelaku pasar mengantisipasi pelemahan data inflasi AS yang akan keluar.

Data inflasi tersebut akan memberikan petunjuk mengenai arah suku bunga acuan Bank Sentral AS.

Dolar AS melemah terhadap sekeranjang mata uang utama dunia, membalikkan posisi kenaikan yang telah ditorehkan pada pekan lalu dimana mengalami kinerja terbaik sejak dua tahun lalu.

Pelamahan dolar AS ini membantu harga emas kembali menguat dengan kenaikan hampir dua  persen dari level terendah dalam satu bulan terakhir.

Pada pekan lalu sebenarnya harga emas sedikit terbantu pelemahan pasar saham dimana para pelaku pasar memburu aset-aset safe haven.

Namun karena dolar AS juga merupakan aset safe haven maka kenaikan harga emas tak terlalu tinggi. Gerak emas selalu berkebalikan dengan dolar AS.

“Indeks dolar AS yang melemah benar-benar memberikan dukungan kepada harga emas pada hari ini, jelas analis senior RJO Futures, Phillip Streible.

Namun kenaikan harga emas ini diperkirakan akan teredam menjelang rilis data inflasi dari Amerika Serikat pada akhir pekan ini. Itu bisa berarti suku bunga AS naik lebih cepat dari perkiraan.

Kekhawatiran tentang inflasi di AS muncul setelah data pertumbuhan lapangan kerja dan kenaikan upah yang keluar bulan ini, meningkatkan harapan bahwa pasar tenaga kerja AS akan membaik pada tahun ini.

Adapun data inflasi untuk bulan Januari akan jatuh tempo pada hari Rabu dan Federal Reserve rencananya akan bertemu pada  Maret mendatang

“Jadi cerita hari ini tentang kebijakan moneter AS dan dolar,” kata Julius Baer, Analis Carsten Menke.

Tags : slide