close
Nuganomics

Emas Dunia Hari Ini Kembali Jeblok

Harga emas dunia hari ini, Selasa, 19 September, jeblok lagi sebesar satu persen  dan menyentuh level terendah dalam dua pekan  terakhir karena penguatan dolar Amerika Serikat

Selain karena penguatan dolar  kenaikan imbal hasil surat utang AS juga menjadi penyebab ambruknya harga emas.

Penguatan dolar AS dan imbal hasil ini  terjadi menjelang pertemuan Bank Sentral AS atau the Federal Reserve .

Selain itu, Wall Street yang mencetak rekor tertinggi dan meredanya ketegangan di Semenanjung Korea juga membuat pelaku pasar melepas aset-aset safe haven yang sebelumnya mereka genggam.

Seperti ditulis laman situs kantor berita dunia “reuter’ hari ini, Selasa,  harga emas di pasar spot turun  l;ebih dari satu persen  di London.

Sedangkan harga emas berjangka AS untuk pengiriman Desember yang merupakan kontrak paling aktif juga  ditutup turun.

Pada 8 September lalu, harga emas sempat menyentuh level tertinggi dalam tiga belas bulan di

Hal tersebut karena pelaku pasar mengambil posisi aman atau memborong aset-aset safe haven karena adanya ketegangan geopolitik di semenanjung Korea dan adanya hantaman Badai Harvey dan Irma di AS.

“Ada banyak spekulasi di emas pada waktu itu, tapi tampaknya sekarang sudah mulai surut,” jelas analis Commerzbank Carsten Fritsch. Saat ini, pelaku pasar sedang menghitung kemungkinan Bank Sentral AS menaikkan suku bunga.

Para pejabat the Fed bertemu pada Selasa dan Rabu waktu setempat. Investor memperkirakan Fed akan mengumumkan rencana pemangkasan neraca keuangan yang seharusnya mendorong penguatan dolar AS dan menekan harga emas.

Emas tidak lagi mendapat angin saat ini. Logam mulia tersebut kemungkinan akan tertekan,” jelas analis INTL FCStone Edward Meir.

Selain penguatan dollar, faktor lain yang menyebabkan harga emas turun adalah karena munculnya permintaan  pejabat Bank Sentral Eropa  untuk menskalakan kembali rencana program stimulus bank.

“Untuk emas ini adalah kabar buruk karena ini terus menjadi tren di pasar terkait normalisasi kebijakan moneter, ” kata Jens Pedersen, Analis Senior Danske Bank di Kopenhagen.

Dia mengatakan, sebelumnya sudah banyak berita utama yang mengulas rencana ECB untuk mengurangi pembelian obligasi dan rencana Federal Reserve AS untuk mengurangi neraca keuangan setelah program pelonggaran kuantitatif. Tindakan normalisasi yang dilakukan bank sentral cenderung menekan emas

Emas sempat menguat seiring berita bahwa penjualan ritel AS yang jatuh pada  Agustus dan output industri turun pertama kali sejak Januari.

Pasar emas kali ini mengabaikan pernyataan Korea Utara untuk menembakkan rudalnya yang lain di Hokkaido, Jepang.

“Pasar lebih memperhatikan data ekonomi global, ” kata Rob Haworth, Ahli Strategi Investasi Senior di Bank Wealth Management.