close
Nuga Tekno

WhatsApp Tak Akan Bagi Data ke Facebook

Facebook  yang memiliki WhatsApp sejak empat tahun silam, dan  kini muncul sebagai aplikasi pesan terbesar, beberapa waktu lalu,  diprotes karena berencana  untuk berbagi data pengguna.

Rencana  itu tampaknya terhalau paling tidak hingga akhir Mei mendatang di Inggris.

Kantor Komisaris Informasi atau dikenal dengan ICO  berhasil membuat WhatsApp setuju untuk tidak membagikan data mereka pada induk perusahaannya, Facebook.

Agensi pengawas keamanan data tersebut mengumumkan bahwa mereka bersedia menghentikan investigasi terhadap Facebook dan WhatsApp mengenai kasus privasi jika keduanya berhenti bertukar data.

“Jika mereka membagikan data tersebut, maka hal itu akan bertentangan dengan prinsip Undang-Undang Perlindungan Data,” demikian keterangan dari Komisioner Elizabeth Denham seperti dilaporkan Guardian.

ICO mengatakan WhatsApp gagal memberikan informasi yang memadai kepada pengguna yang menjelaskan pemrosesan dan pembagian data.

Seperti dilansir Ubergizmo, ICO menyatakan membagikan data itu bisa dilakukan asal melalui pemrosesan yang sesuai dengan alasan mengapa data di WhatsApp dikumpulkan.

“Undang-undang perlindungan data tidak mencegah perusahaan membagikan data pribadi, namun mereka harus mengikuti persyaratan hukum,” ujarnya.

WhatsApp pun akhirnya setuju tidak akan membagikan data penggunanya dengan Facebook  mulai berlaku pada tanggal akhir  Mei.

Mereka juga menyatakan bahwa pihaknya hanya akan berbagi data sesuai dengan persyaratan yang telah disetujui.

Sementara itu, berbagai negara Eropa lainnya sebenarnya juga sudah mengemukakan kekhawatiran yang sama mengenai kewenangan berbagi data kedua platform ini.

Prancis, misalnya, telah meminta WhatsApp berhenti berbagi data data sejak Desember silam.

Sebelumnya, sepekan yang lalu, Facebook juga tersandung mengenai hak paten.

BlackBerry  mengajukan tuntutan kepada Facebook atas dugaan pelanggaran paten.

BlackBerry disebut memliki software portfolio yang menjadi basis dari fitur modern yang digunakan Facebook.

Perusahaan yang didirikan Mark Zuckerberg itu disebut BlackBerry bersedia membayar penggunaan software.

Sebab, aplikasi perpesanan Facebook dikatakan telah menggunakan inovasi keamanan, antarmuka, fitur penguatan fungsional yang dimiliki BlackBerry.

Tuntutan yang diajukan  di Pengadilan Los Angeles menyasar Instagram dan WhatsApp.

BlackBerry mengatakan mereka telah melakukan dialog selama beberapa tahun dengan Facebook sebelum melakukan tuntutan ini.

“Sebagai pemimpin perangkat lunak cybersecurity dan software yang disisipkan, pandangan BlackBerry adalah bahwa Facebook, Instagram, dan WhatsApp bisa menjadi mitra hebat dalam perjalanan menuju masa depan yang terkendali dengan aman,” kata BlackBerry sebagaimana dikutip dari CNet.

BlackBerry mempermasalahkan tujuh paten perangkat lunak terhadap Facebook. Jenis patennya sangat luas mulai dari tanda yang memperlihatkan pesan sudah terkirim hingga konsep tag pengguna.

Sementara itu, perwakilan Facebook berkomentar cukup pedas dengan menuding bahwa tuntutan BlackBerry menunjukkan keadaan perusahaan sekarang yang mencari uang melalui paten.

“Tuntutan Blackberry dengan sedih mencerminkan keadaan saat ini dari bisnis pesan instan. Setelah meninggalkan upayanya untuk berinovasi, Blackberry sekarang ingin mencari pajak atas inovasi orang lain. Kami berniat untuk bertarung,” ujar Paul Grewal, Deputy General Counsel untuk Facebook.

Hal tersebut dinilai lazim bagi perusahaan teknologi yang tak lagi memimpin di pasar dan beralih ke lisensi paten sebagai alternatif cara menghasilkan uang.

Yahoo menggugat Facebook atas pelanggaran paten enam tahun lalu, sementara Nokia menggugat Apple atas pelanggaran paten pada dua tahun sebelumnya.

BlackBerry yang hampir satu dekade lalu merupakan salah satu pembuat smartphone terbesar di dunia telah mundur dari bisnis ponsel.

Mereka menjadi penyediaan perangkat lunak dan layanan untuk klien korporat dan pemerintah beberapa tahun terakhir.

Salah satu layanan inti yang ditemukan pada ponsel lawasnya adalah BlackBerry Messenger atau BBM

Layanan aman untuk bertukar teks dan gambar ini menjadi pesaing awal WhatsApp. BBM membentuk komunikasi global yang menarik, terutama di negara-negara di mana tingkat pesan teks tinggi.

Namun, Facebook dan anak perusahaannya telah mencuri pelanggan BBM ke layanannya. Facebook sendiri adalah jaringan sosial terbesar di dunia, dengan lebih dari 2 miliar orang masuk setiap bulannya.

Sementara itu, WhatsApp telah menjadi pengganti pesan teks terbesar yang memiliki satu setengah miliar pengguna aktif, menurut data Statista.

Instagram sendiri dengan sharing foto dan messaging telah digunakan lebih dari delapan ratus juta orang setiap bulannya