close
Nuga Tekno

Pembuatnya Enggan Pakai Tombol Like

Tombol “Like” tak dimungkiri telah menjadi salah satu ciri khas Facebook. Melalui fitur ini, pengguna dapat menunjukkan respons atas unggahan orang lain di raksasa media sosial tersebut.

Meski sukses menjadi salah satu fitur penting, sosok di balik kehadiran tombol Like ternyata kini tak lagi mengakses aplikasi Facebook.

Hal ini diakui oleh mantan software engineer Facebook, Justin Rosenstein.

Menurut Rosenstein, ia telah melepaskan diri dari seluruh notifikasi aplikasi yang ada di perangkatnya, tak terkecuali Facebook. Ia melakukan hal itu agar dirinya tak kecanduan aplikasi-aplikasi tersebut.

Ia percaya, godaan untuk menggunakan media sosial dan aplikasi lain setara dengan kecanduan heroin. Bahkan, hal itu berdampak pada kemampuan seseorang untuk fokus.

Langkahnya untuk menghalau segala macam godaan aplikasi memang terbilang luar biasa.

Pria jebolan Stanford University ini memblokir akses ke Reddit, tak lagi menggunakan Snapchat, dan sedikit sekali mengakses Facebook.

“Semua orang terganggu, sepanjang waktu. Karenanya, penting bagi kita untuk membicarakan hal ini, mengingat kita mungkin generasi terakhir yang dapat mengingat kehidupan sebelum aplikasi,” ujarnya, seperti dikutip dari Daily Mail

Sekadar informasi, sejumlah studi memang sudah menunjukkan dampak negatif keseringan bermain Facebook.

Studi Nottingham Trent University juga menampilkan bahwa komunikasi digital ternyata membawa emosi negatif.

Kesimpulan dari studi tersebut menyebutkan komunikasi digital menyebabkan seseorang merasa bermusuhan, kesal, gugup, takut, atau malu.

Dalam studi ini, para peneliti memanfaatkan aplikasi yang sudah didesain khusus.

Facebook tengah gencar menghadirkan tampilan baru pada layanan jejaring sosialnya. Salah satunya adalah fitur background berwarna.

Melalui ini, pengguna bisa membalas komentar dengan berbagai macam pilihan warna latar.

Fitur ini hadir tak lama setelah Facebook memperkenalkan fitur “update status” dengan background berwarna.

Namun, fitur anyar tersebut masih dalam tahap pengujian di seluruh dunia. Tak usah heran jika belum pengguna dapat mencicipi fitur ini di PC maupun perangkat mobile.

“Kami selalu mencari cara baru untuk menghubungkan orang-orang, sehingga kami mencoba fitur terbaru di kolom komentar,” tulis Facebook seperti dikutip dari The Sun

Meski terlihat asyik dan menyenangkan, rupanya tidak semua pihak suka dengan perubahan ini.

Bahkan, beberapa di antara mereka berpendapat Facebook meniru fitur Myspace, salah satu media sosial yang sempat tenar hingga sembilan tahun silam.

“Facebook mencoba komentar berwarna… berubah jadi Myspace?” ujar salah satu pengusaha terkenal asal Amerika Serikat, Justin Wu.

“Rasanya kita setuju bahwa Facebook rindu dengan teks berwarna seperti Myspace,” tambah James Butler, seorang product designer.

Sebagai informasi, Myspace diciptakan oleh Tom Anderson

Namun, Myspace baru menyita perhatian pengguna pada dua belas tahun lalu

Salah satu kelebihan Myspace adalah memungkinkan pengguna berkreasi dengan background berwarna.