close
Nuga Tekno

Inovasi terbaru YouTube, Sensor Video

YouTube terus melakukan inovasi tanpa henti, dan hari ini, Sabtu, 27 Februari 2016, merilis sebuah fitur baru untuk menyensor video yang akan diunggah ke platform mereka.

Inovasi alat sensor ini berupa tombol blur yang bisa dipakai memburamkan apapun.

Di empat tahun lalu, YouTube telah mengeluarkan tombol pemburam wajah untuk menjaga tokoh dalam video tetap anonim.

Namun urusan sensor menyensor memang ternyata tak cukup hanya wajah.

Para kreator berharap mereka bisa memburamkan berbagai hal dalam video. Lalu meluncurlah fitur tersebut.

“Fitur ini tersedia di YouTube versi desktop, dan bisa dipakai memburamkan objek apapun, termasuk yang bergerak,” tulis YouTube Privacy Lead Amanda Conway
Untuk melakuannya Anda bisa memilih video yang ingin diedit.

Selanjutnya masuk ke tab “Blurring Effects” di bagian “Enchancement” dan gambar sebuah kotak di sekeliling objek apapun yang ingin diburamkan.

Jika objek yang dipilih bergerak, alat pemburam itu akan otomatis menyesuaikan dan memburamkan objek tersebut sepanjang durasi video.

Selain itu ada juga pilihan Lock untuk mengunci kotak buram di area tertentu. Ini dapat digunakan pada objek yang tak bergerak.

“Alat ini bisa digunakan untuk berbagai tujuan, tapi kami membuatnya dengan pertimbangan anonimitas visual.”

“Ini adalah cara sederhana untuk memburamkan orang, informasi kontak, atau data keuangan tanpa harus menghapus dan mengunggah ulang video,” lanjut Conway

Tahun lalu, sebenarnya, YouTube telah memperkenalkan sebuah fitur yang membuat penggunanya bisa secara otomatis mengaburkan wajah orang dalam video yang diunggahnya.

Seperti dikutip dari Reuters, tools ini dapat menyembunyikan identitas para pembangkang politik yang terlihat di sebuah video, demikian menurut pemilik YouTube, Google Inc.

Selain itu, tools ini dapat juga digunakan, misalnya untuk mengaburkan wajah anak Anda di sebuah video yang ingin disebarkan tapi tak ingin wajah anak Anda tersebar luas.

Pernah disebut sebagai situs video amatiran, YouTube berubah menjadi tujuan utama untuk konten hiburan kelas tinggi dan berita-berita serius.

Baru-baru ini di pekan ini, sebuah studi dari Pew Research Center’s Project for Excellence in Journalism menyebutkan bahwa cuplikan video karya jurnalisme warga amatiran dari berbagai peristiwa penting

Dalam beberapa bulan terakhir YouTube telah menjadi wadah untuk video-video mengenai pemberontakan rakyat di Suriah, yang sering diunggah untuk mempublikasikan perjuangan mereka ke dunia.

Masalahnya, video-video ini juga mengungkapkan identitas pihak-pihak yang beroposisi kepada pemerintah resmi Suriah itu.

“Baik ketika Anda ingin berbagi cuplikan mengenai demonstrasi sensitif tanpa memperlihatkan gambar para aktivis yang terlibat, maupun ketika berbagi cuplikan video mengenai anak Anda berusia delapan tahun”

“Yang lainnya ketika memenangkan pertandingan bola basket namun Anda tak ingin mengungkapkan wajah anak Anda itu kepada dunia, teknologi pemburaman wajah yang kami miliki adalah salah satu langkah maju dalam menyediakan keanoniman visual untuk video dalam YouTube,” jelas YouTube dalam posting blog-nya, pada waktu itu

Fitur ini juga memungkinkan salinan asli video terunggah bisa dihapus sehingga video-video bisa tetap dipribadikan.

“YouTube bangga menjadi destinasi di mana orang seluruh dunia masuk untuk berbagi kisah-kisah mereka, termasuk para aktivis itu,” demikian menurut juru bicara YouTube.

Langkah YouTube selanjutnya adalah menghadirkan format video 360, yang kelak nantinya, bisa dibilang sebagai babak baru penyajian konten visual digital.

Seseorang bisa melihat tayangan dari berbagai sudut pandang, sehingga merasa benar-benar berada di suatu tempat.

Hal itu agaknya memicu YouTube mendalami pemanfaatan format video 360 pada layanannya..

Hal itu diungkap sumber dalam yang familiar dengan rencana tersebut. Menurut dia, beberapa tahap telah dilakukan YouTube untuk mewujudkan rencananya.

“YouTube telah bertemu dengan beberapa vendor kamera 360, membicarakan fitur penyiaran live-streaming video 360 pada platform miliknya” kata sumber tersebut.

Belum teridentifikasi vendor mana saja yang telah ditemui YouTube. Diketahui, saat ini ada banyak kamera yang sudah mendukung pembuatan konten visual 360, misalnya Nokia Ozo dan Bulbcam.

Kendati demikian, hanya sebagian kecil di antaranya yang cukup mumpuni untuk siaran langsung video 360.

Terlebih, mekanisme fitur tersebut di YouTube belum dijabarkan secara spesifik. Ada banyak pertanyaan yang belum terjawab.

Misalnya, bagaimana pengguna YouTube yang tak punya kamera 360 bisa melakukan siaran langsung berformat 360? Lalu, jaringan internet sekencang apa yang dibutuhkan?

Pasalnya, konten 360 yang menawarkan pandangan ke segala arah bakal meraup memori besar.

Untuk mengunggahnya ke dunia maya -apalagi dengan mekanisme live streaming- akan sangat berat.