close
Nuga Tekno

Google Bikin Aplikasi Layanan Rumah “Er-Te”

“Wall Street Journal,” di tulisan teknologi terbarunya, menulis bahwa Google tengah melakukan “pekerjaan” menarik berupa membuat aplikasi layanan pencariannya menjadi pemesan layanan rumah tangga atau, nantinya, dikenal dengan “home service.”

Saat pengguna mencari “layanan perbaikan toilet”, “layanan pembersih rumah” dan layanan-layanan serupa, Google bakal menghubungkan pengguna ke layanan-layanan tersebut secara langsung.

Mekanismenya sama seperti aplikasi Uber atau Go-Jek. Google bertindak sebagai layanan perantara untuk menghubungkan pengguna dengan penyedia layanan pihak ketiga.

Bedanya, Google baru bergerak pada layanan rumah tangga saja. Selain itu, Google sekaligus tetap mempertahankan layanan pencarian informasinya.

Jadi, tiap pengguna mencari “layanan perbaikan toilet” di kolom pencarian, selain mencarikan layanannya, Google masih memberikan artikel-artikel atau informasi-informasi terkait lainnya.

Setelah dilayani, pengguna juga bisa menuliskan ulasan dan memberi rating ke layanan yang digunakan. Semua aktivitas itu dimungkinkan tanpa harus beranjak dari situs pencarian Google.

Wall Street Journals juga mengemukakan kemampuan tambahan layanan Search tersebut baru berfungsi di San Fransisco, Amerika Serikat.

Namun tak menutup kemungkinan layanan itu akan diboyong pula ke negara-negara lainnya.
Layanan ini merupakan hasil pengembangan dari divisi teknologi iklan Google.

Para penyedia layanan pihak ketiga bisa membayar agar layanannya terpatri di jejeran pertama pada hasil pencarian Google.

Di AS, layanan serupa Google telah lebih dulu dijalankan oleh Amazon, Yelp, Angie’s List dan TaskRabbit.

Rilis tentang aplikasi pencarian layanan “home service” ini disampaikan Google setelah tiga hari yang lalu, raksasa “software itu meluncurkan layout baru pada hasil pencarian “Apps” di layanan Search untuk mobile.

Peluncuran layanan ini bertujuan meningkatkan cakupan, ikatan dan kemudahan bagi pengguna dalam mengakses aplikasi-aplikasi Android.

Tampilan layout ini kurang lebih serupa dengan antarmuka toko aplikasi Google Play Store. Ikon aplikasi, nama aplikasi, rating dan harganya ditampilkan dengan lebih jelas.

Hanya saja, layout pada kolom pencarian lebih berwarna-warni dibandingkan antarmuka toko aplikasi Google. Pengaturan baris aplikasinya juga lebih teratur.

Seperti dikuti “nuga” dari “AndroidPolice,” saat menekan tombol dengan simbol panah ke bawah, pengguna bisa berekspansi ke semua aplikasi yang tersedia. Artikel atau berita lain terkait kata “Apps” sekejap terlengser.

Jika tak menekan tombol ekspansi, hanya 6 aplikasi yang dimunculkan dengan layout khusus. Di bawahnya, Google tetap memasang artikel-artikel atau informasi terkait kata “Apps”.

Sebenarnya, tak semata-mata kata “Apps” yang bisa memunculkan layout interaktif tersebut. Apapun kata yang dicari asalkan di belakangnya mematrikan kata “Apps”, layout pencarian akan tetap berubah.

Misalnya pengguna secara spesifik ingin mencari aplikasi musik, cukup ketik “Music Apps”. Maka hanya aplikasi-aplikasi pada sektor musik yang dimunculkan dengan gaya layout ini.

Begitupun saat mencari “Book Apps”, “Game Apps” atau “Photo Apps”. Jika sudah menemukan aplikasi yang dicari, pengguna bisa menekan ikon aplikasi. Selanjutnya pengguna akan ditautkan ke Google Play Store untuk mengunduh aplikasi pilihan.

Jauh sebelumnya, Google telah mendayagunakan pengembangan termostat dan alarm asap dengan merekrut perusahaan rintisan atau startup Dropcom.

Produk utama Dropcom adalah kamera yang memiliki kemampuan untuk menyimpan hasil rekaman ke cloud. Keuntungannya, pengguna dapat memeriksa rekaman kamera tersebut di manapun dan kapanpun.

Inovasi terbaru yang dilakukan oleh Dropcom adalah menghadirkan kamera yang menawarkan banyak keunggulan, terutama dukungan soal keamanan. Sebagai contoh, Dropcom sedang mengembangkan kamera yang kemampuan analisis videonya terus ditinggkatkan serta tahan air.

Tidak hanya itu, mereka juga menghadirkan kamera tersebut agar lebih mudah untuk di letakkan di sejumlah lokasi yang sulit, seperti di bawah air misalnya.

Seperti dikutip dari The Verge, CEO Nest Tony Fadell mengatakan bahwa terjun ke industri keamanan rumah tentunya sesuai dengan misi Nest, yaitu memikirkan kembali teknologi pendukung rumah tangga yang tepat guna untuk abad ke-21 ini.

Fadell juga menambahkan bahwa keamanan di dalam sebuah rumah atau kantor sangat penting. Untuk itulah, Nest terus berinovasi.

Keinginan Google dan Nest untuk terjun ke pasar keamanan rumah rupanya tidak sendirian. Perusahaan berbasiskan teknologi lainnya, seperti Apple juga sedang mengembangkan inovasi serupa.

Seperti yang dilaporkan oleh Financial Times, Apple dikabarkan akan menawarkan platform untuk pihak ketiga guna menghubungkan produk buatannya bisa dikontrol lewat iPhone, seperti mengatur pencahayaan lampu, sistem keamanan di rumah dan sebagainya.

Tags : slide