close
Nuga Tekno

Facebook Bikin Pengguna Adem untuk SMS

Facebook mendengarkan keluhan para penggunanya dan membuat pembaharuan terhadap layanan Messenger agar bisa berkirim pesan SMS tanpa harus berpindah aplikasi.

Langkah ini ditempuh untuk memungkinkan pengguna memakai akun lebih dari satu atau dikenal dengan “multiple accounts”

Layanan SMS sebetulnya bukan hal baru bagi Messenger.

Fitur SMS sudah pernah diterapkan namun disingkirkan perusahaan karena tidak digunakan secara efektif oleh konsumen.

Messenger kemudian menjadi aplikasi pesan instan yang semakin lumrah digunakan, Facebook pun kembali melihat peluang layanan SMS yang jauh lebih berguna dari belumnya.

Situs TechCrunch memberitahu, layanan SMS ini diyakini bakal semakin meningkatkan penggunaan Messenger karena bisa dinikmati juga oleh konsumen tanpa harus punya akun Facebook.

Biasanya berkirim pesan chat lewat Messenger, dibedakan dalam bentuk warna gelembung yang berbeda.

Obrolan dengan Messenger akan berwarna biru, sedangkan untuk fitur SMS sengaja dibikin berbeda, yakni warna ungu.

Sementara untuk dukungan multiple account Messenger cara kerjanya tidak rumit.

Pengguna tinggal memasukan akun ke dalam pengaturan Messenger dan bisa mengubah akun tersebut kapanpun.

Fitur ini diperuntukan bagi pengguna yang memang ingin membedakan akun pribadi dan profesional mereka.

Pada awal Januari lalu Facebook mengumumkan jumlah pengguna Messenger yang semakin pepet WhatsApp.

Tercatat pengguna bulanan Messenger sudah menyentuh angka delapan ratus juta orang.

Peningkatan tersebut diyakini karena adanya fitur-fitur baru yang tersedia di dalam aplikasi.

Sementara pada September dua tahun lalu, WhatsApp yang telah diakuisisi Facebook dua tahun lalu, mengumumkan bahwa pengguna aplikasinya sudah mencapai sembilan ratus juta pengguna aktif bulanan.

Selain memuat kembali fitur SMS, Facebook telah berdamai dengan “pesan sponsor” dengan meluncurkan tool otomatis untuk memberikan caption pada setiap video iklan yang diunggah ke platform jejaring sosial miliknya.

Cara yang ditempuh oleh Facebook ini memang sedikit mengejutkan bahkan juga mengecewakan.

Namun begitu, petinggi Facebook yang menangani masalag marketing, Graham Mudd mengatakan bahwa pemberian caption itu diperlukan supaya pesan iklan dalam video tetap diterima pengguna, meskipun suaranya dimatikan.

Ia dengan sedikit percaya diri mengutarakan bahwa selama ini tayangan video iklan Facebook sering “ngadat” dan tidak sampai ke pengguna.

Menurutnya diperkirakan ada empat puluh persen video iklan yang gagal berkomunikasi dengan pengguna.

Masalahnya adalah kebanyakan pengguna tidak menyalakan suara pada video tersebut.

“Business Insider,” dalam tulisan terbarunya menyatakan, Facebook memprediksi bahwa caption bisa membuat pengguna lebih betah menonton video, termasuk iklan.

Dengan upaya ini akan terjadi durasi waktu menonton iklan hingga dua belas persen.

Durasi menonton video merupakan ukuran yang sangat penting bagi sistem monetisasi video Facebook.

Dari durasi inilah jejaring sosial tersebut bisa merayu pengiklan untuk memakai lapaknya.

Menurut Mudd, lima puluh lima persen pengguna yang menonton video iklan selama tiga detik, sudah pasti akan berlanjut ke sepuluh detik berikutnya.

Sedangkan empat puluh lima persen dari total orang yang menonton selama tiga detik, bisa dipastikan akan tetap menonton hingga video iklan itu selesai.

Menurut riset Nielsen, empat puluh tujuh persen dari pesan yang ingin disampaikan sebuah video iklan akan sampai ke pengguna dalam tiga detik pertama.

Sedangkan tujuh puluh empat persen dari pesan tersebut baru bisa sampai ke pengguna jika menonton sampai sepuluh detik.

Seiring dengan percobaan caption pada video ini, raksasa jejaring sosial itu juga memperkenalkan metode pengukuran lain pada para pengiklan.

Kini mereka bisa tahu sebanyak apakah pengguna yang memainkan video iklan dengan atau tanpa suara.