close
Nuga Tekno

Chrome Hentikan Autoplay Video

Chrome tidak akan melayani lagi gangguan fitur pemutar video secara otomatis atau akrab disebut dengan autoplay dengan cara membungkan kehadiran videonya.

Francois Beaufort, seorang ahli rancang bangun aplkiasi chrome, telah memberi tahu cara pendekatan dari Googel Chrome, yaitu gerakan membungkam video autoplay.

Pengguna Chrome seringkali “diganggu” dengan audio yang muncul tiba-tiba di tengah-tengah berselancar di internet.

Tidak hanya mengejutkan, fitur autoplay video juga seringkali dianggap mengganggu para pengguna Chrome.
Tahun lalu, Chrome mengenalkan fitur yang akan menginformasikan para pengguna Chrome dari tab mana audio berasal.

Tahun ini, Chrome melakukan pendekatan yang lebih ekstrem.

Chrome memutuskan untuk tidak memutar video secara otomatis, selama video tersebut berada di tab yang sedang tidak dibuka.

Fitur autoplay akan berfungsi kembali begitu tab dimana video tersebut berada dibuka. Video akan langsung diputar tanpa meminta izin lebih lanjut kepada pengguna dan akan berhenti diputar pengguna mengganti tab.

“Ini berarti tidak akan ada lagi kasus ‘Darimana audio ini berasal?’ yang terjadi ketika iklan di salah satu tab yang anda buka diputar secara otomatis,” tulis Beaufort di sebuah pengumuman yang diunggah di Google Plus.

Pendekatan baru Chrome ini kemungkinan besar akan disambut dengan gembira oleh para pengguna Chrome.

Pasalnya, sejak tersebarnya video penembakan dan pembunuhan reporter Alison Parker dan juru kamera Adam Ward awal minggu ini, banyak orang telah menuntut dihapuskannya fitur autoplay.

Berkat fitur autoplay, banyak orang terpaksa harus menonton video yang sebenarnya tidak mereka kehendaki.
Sementara itu Google juga dituding sudah melakukan pelanggaran besar berupa merekam suara pengguna Chrome.

Situs Privacy Online News buatan Rick Falkvinge, pendiri Pirate Party, menemukan bukti-bukti yang menguatkan tudingannya itu.

Mereka menilai saat pengguna Chrome aktif, saat itu juga Google bisa merekam suara apa pun yang kemudian dikirimkan ke server Google.

Bukti pertama tuduhan tersebut adalah laporan bug yang mengaku saat Google Chrome dibuka, aplikasi peramban itu langsung mengunduh ‘sesuatu’. Diikuti laporan status “Microphone: Yes” dan “Audio Capture Allowed: Yes.”

Menurut Falkvinge sesuatu yang diunduh oleh Chrome itu adalah sebuah kode ‘kotak hitam’ yang fungsinya untuk mengaktifkan perintah ‘Ok Google’ pada Chrome.

‘Ok Google’ adalah kalimat pemicu aktifnya perintah suara pada aplikasi Google Chrome.

Tapi menurut Falkvinge, pada paket yang diunduh aktivasi justru dipicu oleh server Google. Artinya, kapan saja Google bisa merekam suara aktivitas pengguna.

Mendapat tudingan itu Google langsung merespons.

Raksasa internet itu secara cepat merilis tombol yang memungkinkan pengguna untuk tidak mengaktifkan perintah suara tersebut, tapi bagi Falkvinge ini bukanlah solusi yang tepat.

Karena bagaimanan pun, menurut Falkvinge, Google telah memasang aplikasi perekam suara tanpa seizin penggunanya. Seperti dikutip “nuga dari laman situs “techworm, cara ini dikhawatirkan mengancam privasi seseorang

Kabar lain dari Google, adalah, mereka akan menutup dukungan aplikasi peramban atau browser Chrome untuk sistem operasi Windows XP pada akhir 2015.

Dalam publikasi di blog resmi perusahaan, Direktur Teknik Google Chrome Mark Larson mengatakan pihaknya “akan terus memberi pembaruan reguler dan keamanan Chrome di Windows XP sampai akhir 2015.”

Waktu tersebut telah diperpanjang oleh pihak Google karena sebelumnya mereka berencana hanya memberi dukungan sampai April 2015.

Larson mengakui bahwa tidak semua orang dapat beralih ke sistem operasi yang lebih baru dalam waktu dekat.

Tetapi, Larson mengatakan bahwa pihaknya tidak punya pilihan lain karena sistem operasi Windows XP sendiri telah dihentikan dukungan teknisnya oleh Microsoft pada April 2014.

Microsoft menghentikan dukungan teknis untuk aplikasi Internet Explorer di Windows XP yang berarti tak ada lagi pembaruan dalam hal keamanan dan perbaikan fitur untuk membantu pengguna meminimalkan risiko keamanan.

Para ahli kemananan siber menyarankan pengguna Windows XP untuk memakai aplikasi perambang lain seperti Google Chrome, Mozilla Firefox, atau Opera Software untuk meminimalkan risiko keamanan.