close
Nuga Tekno

AI Mulai Pecundangi Kecerdasan Manusia

Kecerdasan buatan atau artificial intelligence atau pop dikenal dengan AI, kembali mengalahkan kecerdasan  manusia dalam  sebuah “pesta”  gim populer DOTA 2

Kemenangan AI ini bisa berarti lain.

Bagi Elon Musk, yang kerap ‘cerewet’ mendesak perlunya regulasi mengenai AI, kemenangan bot AI atas manusia di DOTA 2 jauh lebih hebat ketimbang pertandingan bot dan manusia yang terjadi sebelumnya.

Menurutnya, hal ini juga yang menjadi penyebab pentingnya pengaturan soal AI sebelum semuanya terlambat.

Berikut adalah daftar lima pertandingan olahraga adu otak yang dimenangkan oleh bot AI atas manusia.

Kisah pertama sistem komputer mengalahkan jagoan olahraga otak adalah ketika Deep Blue bikinan IBM mengalahkan pemain catur tak terkalahkan Garry Kasparov asal Rusia.

Rekor mulai tercipta ketika pada pertandingan pertama, Deep Blue mengalahkan Kasparov, menjadikannya sebagai superkomputer pertama yang mengalahkan manusia.

Kalah di beberapa pertandingan berikutnya, Deep Blue mendapat peningkatan sistem agar lebih pintar melawan Kasparov.

Akhirnya di ronde terakhir, Deep Blue mengalahkan Kasparov dan muncul sebagai pemenang.

Go bukanlah permainan biasa. Meski agak mirip dengan catur, namun go lebih rumit untuk dimainkan dibanding gim papan sejenis. Pria asal Korea Selatan bernama Lee Sedol adalah jenius di permainan ini.

Mengutip Wired, ketika dihadapkan dengan AI milik Google bernama AlphaGo, Lee terbukti bukan lawan sebanding. Dari lima pertandingan, Lee hanya mampu mencuri satu kemenangan di partai keempat. Sisanya disapu bersih oleh AlphaGo.

Tak hanya di permainan papan saja, ternyata AI juga bisa mengakali manusia di permainan kartu seperti poker. Ada dua AI yang membuktikan diri bisa mengalahkan pemain poker dunia yakni DeepStack dan Libratus.

DeepStack mengalahkan tiga puluh tiga pemain poker profesional selama empat pekan dan memainkan total empat puluhan ribu gim.

Hasilnya, DeepStack menang telak. Sementara Libratus menghadapi empat pemain top dunia poker selama dua puluh  hari. Hasilnya, Sciencemag mencatat Libratus mampu mengalahkan keempat penantangnya.

Pertandingannya belum lama terjadi. OpenAI, perusahaan pengembang AI yang didukung oleh Elon Musk, memenangkan pertandingan melawan jagoan DOTA 2 Danil Ishutin alias Dendi asal Ukraina.

Dari lima ronde pertandingan yang dijadwalkan, bot milik OpenAI menang dua ronde awal hingga akhirnya Dendi menyerah di ronde ketiga. “Dia terlalu kuat,” kata Dendi mengomentari robot yang ia lawan.

Keriuhan AI ini juga menjangkau berbagai aplikasi teknologi.

Sebut saja Facebook yang akhir Juli lalu mengakuisisi Ozlo sebuah startup kecil asal California yangi merupakan pembuat kecerdasan buatan atau AI  yang rencananya akan disematkan dalam aplikasi Facebook.

Dalam kesepakatan bisnis tersebut, tim Ozlo yang terdiri dari tiga puluh orang otomatis akan menjadi bagian dari Facebook.

“Sekitar satu koma dua  miliar orang di seluruh dunia mengugnakan layanan Facbeook Messenger untuk berhubungan secara personal dan bisnis. Kami antusias menyabut tim dari Ozlo dalam mengembangkan aplikasi pesan instan yang akan didukung oleh mesin kecerdasan buatan,” ungkap Wagner.

Mengutip Adweek, teknologi kecerdasan buatan milik Ozlo kemungkinan besar akan disematkan pada aplikasi Facebook Messenger.

Dengan teknologi tersebut, nantinya pengguna bisa mengajukan pertanyaan mengenai banyak hal, mulai dari jadwal film hingga saran restoran terdekat untuk dikunjungi.

Sistem yang dikembangkan Ozlo akan menyiapkan jawaban yang cepat berdasarkan pengetahuan dari dua miliar data dalam perpustakaan mereka.

Namun begitu, proyek penyematan kecerdasan buatan tidak akan menjadi prioritas utama Facebook.

Berdasarkan pengumuman pendapatan kuartal yang dirilis pekan lalu, Business Insider mencatat pernyataan Zuckerberg yang sempat mengungkap pentingnya kecerdasan buatan bagi bisnis Facebook dalam sepuluh tahun mendatang.

Akuisisi yang tidak diketahui angkanya tersebut diharapkan bisa membantu Facebook menawarkan pengalaman menarik dalam Messenger miliknya.

Sejauh ini Facebook sebenarnya sudah mengintegrasikan beberapa kemampuan otomatis ke dalam aplikasi Messenger. Hanya saja, penggunaan asisten virtual M sejauh ini masih terbatas.

Terlebih pengakuan Facebook mengenai kemampuan AI miliknya yang masih ditangani oleh tim pelatih manusia, daripada pemaksimalan mesin.