close
Nuga Sport

Siapa Bisa Tandingi Popularitas Rossi?

Valentino Rossi kini, seperti ditulis “speedweek,” hari ini, Jumat, dinobatkan sebagai “raja” media sosial untuk atlet balapan dan menjadi satu-satunya atlet yang bisa menandingi para pesepak bola dalam soal kepopuleran

Menurut laporan yang dikeluarkan Osservatorio Social Vip, Rossi adalah raja di Facebook dan Twitter, sementara di Instagram ia kalah dari Mario Balotelli.

Sepanjang tahun lalu, Rossi mengumpulkan satu koma satu juta penggemar baru di akun Facebook sehingga total pengikutnya telah mencapai tiga belas juta.

Di belakangnya, terdapat nama-nama pesepak bola seperti Mario Balotelli, Andrea Pirlo, dan Stephan El Shaarawy.

Sementara itu, Gianluigi Buffon yang memiliki empat koma limajuta  pengikut menggeser Alessandro Del Piero dari posisi kelima.

Uniknya, akun pebalap MotoGP yang meninggal karena kecelakaan pada 2011, Marco Simoncelli, masih berada di peringkat lima belas, mengalahkan pebalap lain seperti Andrea Iannone dan Andrea Dovizioso.

Valentino Rossi juga tetap memuncaki ‘klasemen’ pesohor Italia dengan jumlah pengikut terbanyak di media sosial Twitter.

Meski jarang berinteraksi secara langsung dengan penggemar atau mengunggah cuitan bersifat pribadi, Rossi tetap menjadi “raja.”

Rossi ungul dari Balotelli, Buffon, Andrea Pirlo atau bahkan mantan Perdana Menteri Italia yang turun pada Desember lalu, Matteo Renzi.

Saking unggulnya Rossi dari pebalap Italia lain, atlet MotoGP dengan jumlah pengikut terbesar kedua di Twitter

Rossi juga unggul dari musuh-musuh terbesarnya yaitu Marc Marquez

Satu-satunya akun media sosial yang tak dikuasai Rossi adalah Instagram.

Hanya saja, Rossi masih belum bisa menyaingi nama-nama atlet non-Italia seperti Cristiano Ronaldo atau Lionel Messi.

Rossi merupakan daya tarik dan penentu popularitas MotoGP. Tanpa Rossi, popularitas MotoGP akan menurun dan balap motor kelas tertinggi ini akan terasa hambar.

 

Untuk kepopulerannya ini, Casey Stoner, pebalap Australia ini mengakuinya

Rossi memberikan dampak besar terhadap tingginya antusiasme publik terhadap MotoGP saat ini.

“Saya merasa sangat yakin bahwa tanpa kehadiran Valentino Rossi, balapan di MotoGP akan menjadi kurang menarik dibandingkan sekarang,” ungkap Stoner dilansir Tuttomotoriweb,
“Dengan adanya Rossi, maka dia mampu memberikan dampak yang sangat positif pada jumlah penonton di televisi, dan juga penuhnya kursi arena pertandingan. Dia adalah penarik perhatian yang hebat,” imbuhnya.

Rossi  menjadi rider dengan fans paling banyak di MotoGP. Pebalap Movistar Yamaha asal Italia ini masih mampu bersaing dengan para rider muda seperti Marc Marquez dan Jorge Lorenzo.
Kontrak Rossi bersama Yamaha akan berakhir usai musim depan. Rossi sendiri dalam beberapa kesempatan mengungkapkan keinginannya untuk beraksi hingga usia empat puluh tahun.

“Jika fisik dalam kondisi yang bagus, saya akan senang untuk melanjutkan. Saya pikir usia bukan sebuah batas dan berusia dua puluh tahun juga tak memberikan keuntungan spesial. Mick Doohan adalah buktinya. Ia mencapai puncak kesuksesan di usia tiga puluh tahun,” tutur Stoner.

Lantas, apakah faktor kepopuleran Rossi?

“Karir saya sangat panjang, saya meraih banyak kemenangan. Tapi mungkin alasan utama mengapa saya begitu populer adalah cara saya membalap. MotoGP sangat digemari di Italia. Jika saya menang, maka bagi mereka balapan itu menarik,” ujar Rossi.

Pebalap ini juga berpendapat bahwa kerja keras lah yang membuatnya punya banyak fans. “Saya bekerja keras, bertarung sengit demi melewati garis finis. Saya selalu mengerahkan segalanya bila ada peluang menang. Karena inilah saya punya banyak penggemar,” tutupnya

Terlepas dari sepak terjangnya di dunia balap, kita mungkin perlu menjawab pertanyaan mendasar dari diri seorang Valentino Rossi? Apakah dia pembalap yang hebat?

Di luar sana, dalam interval waktu yang berbeda-beda ada banyak nama pembalap hebat yang pernah maupun sedang berkarir di MotoGP. Giacomo Agostini, Mike Hailwood, Mick Doohan, Casey Stoner, Jorge Lorenzo, bahkan Marc Marquez adalah pembalap-pembalap hebat di ajang balap paling prestigius ini.

Namun kehebatan Valentino Rossi bukan hanya di atas lintasan saat memacu kuda besi miliknya saja. The Doctor adalah rider yang menjadi dirinya sendiri, mencetak sejarah diatas namanya sendiri bukan menjiplak atau memecahkan rekor dari pembalap lainnya.

Di luar lintasan, dia adalah seorang entertainer yang handal. Mampu membangun hubungan baik dengan orang terdekat bahkan dengan penggemar paling jauh nya sekalipun.

The Doctor punya karisma yang dilandasi pada attitude dan personality yang baik.

Begitu menyebut nama Valentino Rossi, seorang fans akan terbayang pembalap hebat yang membuat dirinya senang, bukan cuma sang juara.

Inilah yang membuat nama Valentino Rossi begitu mendunia. Sangat populer bahkan jauh lebih besar dari MotoGP itu sendiri.

Tidak mengherankan, meski sudah lama sekali tidak merasakan gelar juara dunia, namun antusiasme publik terhadap sosok ini tetap saja sangat kental.

Namun, kita perlu kembali pada realitas yang tak terbantahkan. Ya, ada saatnya dimana The Doctor harus keluar dari kompetisi ini, mengakhiri karirinya sebagai legenda MotoGP, dan tentunya menikmati semua pencapaian yang telah Ia bangun. Dan jika itu terjadi?

Jika itu terjadi, kita hanya bisa berharap agar sejarah masih punya stok bacaan untuk menceriterakan sosok-sosok pembalap yang tidak hanya piawai di atas lintasan, tapi juga heroik di mata publik.

Sebab sebesar apapun sebuah olahraga, jika tidak ada ikon penting di dalamnya, maka olahraga itu hanya akan menjadi kompetisi lokal dan terkesan eksklusif.

Tags : slide