close
Nuga Sport

Rossi Makin Terpuruk Pada Tes MotoGP

Valentino Rossi kembali mencatatkan hasil buruk pada tes pramusim MotoGP di Sirkuit Buriram, Thailand,  Minggu malam WIB, 18 Februari

Catatan waktu pemilik tujuh gelar juara dunia di kelas primer itu berada di luar sepuluh besar.

Waktu  yang dibuatnya  kali ini lebih baik dari dua hari sebelumnya, namun Rossi tak mampu bersaing dengan dua pebalap Honda, Dani Pedrosa dan Marc Marquez.

Hasil di Thailand membuat pebalap tim Movistar Yamaha itu mengakui tim rival dapat menyelesaikan tes pramusim dengan lebih konsisten.

“Saya sejujurnya senang dengan apa yang dicapai di tes pramusim Malaysia karena saya merasa lebih baik. Kecepatan saya lebih baik. Di sini kami berusaha lebih keras,” ujar Rossi.

“Dari apa yang saya pahami, saya pikir satu-satunya pabrikan yang kompetitif di dua sirkuit adalah Honda, khususnya Marquez dan juga Dani serta  Crutchlow,” sambung pebalap paling tua di musim balap musim ini.

Rossi belum mau menyimpulkan kekuatan para pesaing setelah dua masa pramusim karena menurut penilaiannya, Ducati juga mengalami kesulitan tampil stabil di Malaysia dan Thailand.

“Ducati sangat cepat di Sepang, Lorenzo ada di urutan pertama, dan di sini mereka kepayahan. Jadi kita harus menunggu apa yang terjadi di Qatar untuk melihat apa yang sesungguhnya terjadi,” ucap The Doctor.

Mengenai persaingan internal dengan Maverick Vinales, Rossi menyangkal dirinya mendapat prioritas.

“Tidak ada yang berbeda. Jika Maverick ingin menggunakan sesuatu yang berbeda dia bisa melakukannya. Tahun lalu kami juga melakukan hal yang berbeda,” terang Rossi.

Sepanjang masa pramusim di Thailand, Rossi mengemukakan dua hal yang membuat motornya tidak dapat dipacu secara maksimal yakni sistem elektronik dan ban.

MotoGP tak akan lagi sama tanpa Rossi dengan segala dramanya. Lintasan tak akan lagi semarak tanpa Rossi dengan mayoritas suporternya.

Begitu kata mereka, para pendukung Rossi yang tak ingin hal itu cepat terjadi. Sejatinya, Rossi sudah memberi ‘bonus’ dengan tetap tampil di MotoGP hingga saat ini.

Di usianya yang menginjak tiga puluh sembilan tahun, Valentino Rossi tengah bimbang untuk memutuskan tetap bertahan atau pergi meninggalkan kenangan.

Rossi penasaran dengan titel MotoGP kedelapan dan titel juara dunia ke-10 dalam kariernya. Begitu kata mereka.

Namun, Rossi menjawab bahwa alasan utama bukanlah titel juara dunia. Rasa cinta pada dunia balap dan kompetisi adalah jawaban mengapa Rossi tetap ada di MotoGP.

Tetapi cinta Rossi pada MotoGP bukanlah cinta yang tulus dan murni. Rossi juga tak cinta buta dan terus rela bila ia mulai jadi bulan-bulanan para rivalnya.

Karena itu Rossi juga menetapkan batas lainnya. Ia masih mau berkompetisi, bila ia masih dipandang sebagai penantang utama oleh lawan-lawannya.

Tanpa itu semua, Rossi kehilangan alasan untuk bertahan di tempatnya sekarang.

“Saya akan terus melanjutkan karier sepanjang saya kompetitif dan menyukai hal itu, meski saya juga sedikit takut menghadapi kehidupan normal,” ujar Valentino Rossi.

Seri MotoGP Italia pada  Juni dipercaya jadi batas kepastian masa depan Rossi di MotoGP. Bila Rossi bisa menunjukkan performa bagus di seri-seri awal, ada harapan Rossi tetap terlihat di tahun depan.

Namun, andai Rossi merasa kariernya sudah memasuki masa senja, ia akan mengetok palu dan memutuskan musim ini adalah musim terakhirnya di MotoGP.

Musim ini atau satu  dua tahun lagi, Rossi pasti akan pergi. Penggemar MotoGP tak akan lagi melihat sosoknya yang eksplosif di lintasan. Rossi bakal pergi dengan banyak kenangan tentang kejayaan dan juga kegagalan.

Satu hal lainnya yang pasti, Rossi telah menetapkan standar yang tinggi untuk pebalap di masa depan bisa didaulat jadi ikon baru MotoGP.

Tags : slide