close
Nuga Sport

“Peluang Juara Saya Masih Terbuka”

Valentino Rossi meyakini kemampuannya bersaing dengan rider papan atas, Jorge Lorenzo dan Marc Marquez, untuk musim ini, dan tak menampik bajwa musim depan kecepatannya akan bisa berkurang bersamaan dengan usia yang merangkah ke angka tiga puluh delapan.

Pengakuan terus terang Rossi ini diungkapkan kepada “crash,” Senin, 30 Mei 2016, sebagai jawaban terhadap performanya di trek untuk tahun ini dan tahun depan.

“Saya masih memiliki peluang untuk mengejar juara musim ini walau pun saya ketinggalan angka dari Lorenzo dan Marc,” ujarnya dengan jujur.

Pernyataan Rossi ini mengacu pada  dua musim terakhir di gelaran MotoGP memang cukup memuaskan.

Bahkan pada tahun lalu, The Doctor hampir saja meraih juara dunia kedelapannya di MotoGP.

Akan tetapi menurunnya performa Rossi di sisa-sisa balapan MotoGP musim lalu, membuat ia harus mengurungkan harapannya tersebut.

Rossi harus menyudahi musim itu sebagai runner-up di bawah rekan setimnya, Jorge Lorenzo.

Pada musim ini, Rossi mampu mempertahankan performanya untuk bisa tampil kompetitif.

Bagaimana tidak, pembalap berpaspor Italia tersebut masih menempati posisi ketiga dari enam seri yang sudah berlalu di MotoGP

Meski begitu tidak lantas membuat Rossi merasa jemawa dengan kemampuan membalapnya.

Bahkan pembalap yang sudah berusia tua  tersebut mengakui peluangnya untuk bisa tetap bersaing di tahun depan sangat kecil.

“Saya tidak tahu apakah musim ini adalah musim terbaik bagi saya di MotoGP, atau pada tahun lalu jadi musim terbaik saya. Saya tidak begitu memperdulikannya,” jelas Rossi, seperti juga ditulis laman situs  GP One.

“Yang paling penting adalah saya senang bisa tetap kompetitif di tahun ini. Sebab saya tidak pernah tahu apakah saya bakal bisa mempertahankan performa seperti ini di tahun-tahun selanjutnya,” kata rider yang pernah memperkuat Ducati tersebut.

Selain kemampuannya menjafa performa terbaik, Rossi juga terbantu  oleh perkembangan teknologi masa kini kian mempermudah aktifitas seseorang dan mengubah pola kebiasaan.

Dalam wawancaranya lainnya  bersama Sky TV, Senin, 30 Mei 2016,  Rossi membeberkan hal pertama yang dilakukannya sebelum beristirahat.

“Saya  selalu mengecek sosial media seperti Whats App, Twitter dan Instagram. Alhasil, kebiasaan tersebut mengubah kesehariaan  saya  yang sebelumnya menghabiskan waktu di depan televisi, “ ujarnya..

“Sebelum saya akan tidur, saya selalu melihat smartphone. Saya hanya ingin cek Whats App, Twitter atau Instagram. Namun sebenarnya saya lebih sering menghabiskan waktu di depan layar televisi, terutama menyaksikan tayangan Gomorrah dan MasterChef, karena saya sangat suka.”.

Namun semenjak putus dari Linda Morselli pada Maret lalu, Rossi mengaku dibangunkan oleh alarm.

Menurutnya, dengan menyalakan alarm ia bisa lebih teratur dengan bangun pagi menikmati sarapan dan kemudian melakukan aktivitasnya pada sore hari.

“Saya punya alarm jam di rumah mau pun di paddock. Apabila saya tidak mengatur alarm, saya mungkin baru terbangun dari tidur pukul 15.00.”

“ Setiap kali akan balapan, saya selalu menyalakan alarm pukul 08.00. Memang saya biasanya baru memulai aktivitas pada sore hari, tapi ketika bangun pagi saya selalu menyempatkan diri untuk sarapan karena itu adalah hal yang paling penting,” lanjutnya.

Untuk menjaga kharisma sebagai seorang pembalap MotoGP legendaris  Rossi  juga memanfaatkan ungguhan video tentang dirinya di media sosial.

Kebiasaan ini mampu memberi kepuasan kepada jutaan penggemar setianya.

Belum lama ini The Doctor meluncurkan sebuah video berseri yang rencananya ada lima seri video berkelanjutan.

Pada seri pertama bertajuk “The Greatest of All-Time”, namun kini muncul seri keduanya yang berfokus pada kisah Rossi saat mengaspal di Sirkuit Mugello, Italia.

Mugello memang memiliki catatan gemilang dengan meraih tujuh kali juara di sirkuit yang itu.

Untuk tahun ini Rossi sukses meraih pole terdepan di Mugellu, namun gagal mencapai finis karena Yamaha M1 miliknya mengeluarkan asap yang terpaksa menghentikan lomba.

Tags : slide