close
Nuga Sport

Jangan Lecehkan Ambisi Rossi untuk Juara

Usia boleh tua, tapi jangan pernah meleceh Valentino Rossi di usia “gaek”nya, karena ia masih memiliki determinasi, rasa lapar gelar, dan konsistensi yang mengagumkan di lintasan MotoGP. Ia tidak luntur dan memiliki persaingan untuk merebut titel juara tiap musimnya.

Pernyataan untuk tidak melecehkan Rossi ini dari mantan rider MotoGP, Jeremy McWilliams, yang menegaskan kepada setiap orang untuk tidak mencoret Rossi dari persaingan. Meski saat ini banyak riders top seperti Marc Marquez, Jorge Lorenzo, Andrea Dovizioso, dan lainnya.

“Luar biasa melihat pria tertua di trek memiliki tenaga lebih dari rider lainnya di Qatar.”

“ Rossi selalu jadi pengendara spesial dari tahun ke tahun, dan orang-orang tak seharusnya meragukannya. Jika karena bukan kemampuan spesial Marquez, saya pikir Rossi akan menjadi delapan kali juara MotoGP,” kata McWilliams di Crash, Rabu, 15 April 2015.

“Kapanpun Rossi mendengar jurnalis mencoretnya dari persaingan karena usianya, itu justru memberikannya determinasi lebih dari siapa pun.”

“Anda tak bisa membeli determinasi seperti itu; tak peduli berapa banyak uang yang Anda miliki atau mobil serta pacar yang Anda miliki. Tak ada yang mendekatinya dalam mengalahkan rider muda. Perasaannya semakin baik,” terangnya.

Mantan joki Aprilia itu juga memuji kinerja kepala tim Ducati, Gigi Dall’lgna serta penampilan Ducati di Qatar. Di mana dua pembalapnya Dovizioso dan Andrea Iannone berdiri di peringkat satu dan dua, di bawah Rossi.

“Saya suka melihat Ducati menang, karena saya kenal Gigi Dall’lgna beberapa tahun yang lalu ketika saya berada di Aprilia, ia datang dan mengubahnya. Di Qatar jelas salah satu perlombaan terbaik, dan untuk Rossi, tambahan kekuatan,” imbuh McWilliams.

Ada sebagian pihak yang menganggap Valentino Rossi sudah habis dan tak lagi kompetitif karena faktor usia.

Tapi, anggapan-anggapan seperti itu dinilai salah karena Rossi tak seharusnya dipandang sebelah mata.

Rossi adalah pebalap tertua di arena MotoGP. Tapi, usia bukanlah halangan bagi The Doctor untuk berprestasi.

Pebalap Yamaha itu ternyata mampu mengalahkan rival-rivalnya yang jauh lebih muda.

Setelah menjadi runner-up pada musim lalu, Rossi mengawali musim ini dengan gemilang. Dia meraih kemenangan pada seri pembuka di Qatar.

Rossi tetap kompetitif ketika tampil di seri berikutnya yang digelar di Austin.
Kendati Circuit of the Americas bukanlah sirkuit yang cocok untuk Yamaha, dia masih bisa finis ketiga di belakang Marc Marquez dan Andrea Dovizioso.

Rossi kini masih memuncaki klasemen pebalap dengan koleksi empat puluh satu poin. Juara dunia tujuh kali di kelas primer itu unggul satu poin atas Dovizioso dan lima poin atas Marquez.

Rossi sangat termotivasi untuk membuktikan bahwa dirinya tetap bisa menjadi juara meski sudah tak muda lagi. Para pengamat memprediksi Rossi akan meraih kemenangan-kemenangan lain pada musim ini.

Semua orang berharap bisa melihat lebih banyak hal seperti itu dan mungkin Yamaha telah menyempurnakan motornya tahun ini.

Marquez adalah sesuatu yang spesial dan yang dia lakukan dengan motornya lebih daripada yang dilakukan orang lain dengan motor masing-masing.

Meski kecewa karena gagal mengulang pencapaian di serie perdana MotoGP 2015 di Austin, pembalap Movistar Yamaha, Valentino Rossi, berusaha mengambil hikmahnya.

Ia bersyukur dapat menginjak podium dua kali berturut-turut dan tetap berada di posisi puncak klasemen sementara.

Rossi mengakui keunggulan Marc Marquez dan Andrea Dovizioso yang mencatatkan hasil lebih baik di Sirkuit The Americas Ia mengaku gagal mempertahankan posisinya akibat mengalami sedikit masalah pada ban depan.

“Saya selalu bermasalah dengan ban depan ketika mengakhiri balapan. Tapi saya bersyukur masih dapat berada di posisi teratas (klasemen sementara) setelah balapan di Austin. Trek ini adalah salah satu yang paling sulit,” kata rider Italia itu, seperti mengutip Crash

Meski senang masih berada di puncak, juara dunia tujuh kali itu tidak bisa bersantai. Ia tahu kompetisi baru saja dimulai, dan musim masih panjang. Ia tidak bisa takabur karena sadar pembalap lain akan mampu mengambil posisinya. Apalagi di posisi dua klasemen pembalap ada Dovizioso yang hanya tertinggal satu poin.

Rossi optimis akan mampu tampil lebih kompetitif dan mendapatkan hasil yang lebih baik lagi pada serie ketiga musim ini. Ia bertekad kembali menjadi yang tercepat di GP yang akan diadakan di Argentina itu.

“Saya harap kondisi di Argentina akan lebih baik lagi, karena tahun lalu sangat kotor. Tapi saya suka treknya. Layout-nya bagus dan tidak terlalu buruk untuk motor saya,” urainya.

GP Argentina akan digelar di Sirkuit Termas de Rio Hondo, Minggu 19 April 2015 sore waktu setempat. Menarik untuk disaksikan apakah The Doctor mampu kembali menjadi yang tercepat kali ini.

crash, motogp.com dan autosports

Tags : slide