close
Nuga Sehat

“Wabah” Hipertensi Diakibatkan Garam

Tekanan darah tinggi atau hipertensi kini telah menjadi “wabah” dunia.Selain di negara “maju” di negara berkembang jumlah orang yang menderita hipertensi berkembang dengan drastic disebabkan kadar garam yang tinggi dalam makanan, obesitas, dan konsumsi alkohol oleh laki-laki.

seperti banyak orag mafhum, hipertensi yang tidak terkontrol merupakan faktor risiko terbesar untuk penyakit jantung dan stroke. Meski begitu, tekanan darah tinggi sebenarnya adalah faktor risiko yang paling dapat dikontrol, antara lain dengan pengaturan pola makan.

Dikenal sebagai silent killer, tekanan darah tinggi tak menampakkan gejala yang jelas. Banyak penderita hipertensi tak menyadari dirinya sudah kena hipertensi.

Namun begitu, mungkinkah hipertensi sembuh hanya dengan mengubah gaya hidup?

Perubahan gaya hidup seperti mengurangi berat badan, mengatur pola makan, olahraga teratur, menghentikan kebiasaan merokok atau minum alkohol memang mampu mengurangi tekanan darah.

Mengubah gaya hidup saja hasilnya bisa untuk mengurangi tekanan darah. Misalnya dengan mengurangi berat badan. Tapi jika tekanan darah terlalu tinggi akibat hipertensi yang dialami sudah mengalami komplikasi, maka obat-obatan menjadi solusinya.

“wabah” hipertensi saja, misalnya di Amerika Serikat sudah menjangkiti tujuh puluh juta orang dewasa. Diperkirakan tiga puluh persen masyarakat Inggris terkena hipertensi namun tidak menyadarinya.

Penelitian baru menganalisa data orang dewasa di Perancis menyimpulkan asumsi bahwa garam menyebabkan tekanan darah tinggi terlalu berlebihan. Lewat penelitian itu mereka ingin mengevaluasi dampak gaya hidup dan pola makan terhadap kadar tekanan darah.

Di samping menemukan kaitan tak langsung antara garam dan tekanan darah tinggi, peneliti menemukan fakta penderita darah tinggi ternyata mengonsumsi garam lebih tinggi dibandingkan bukan penderita. Penemuan ini menyimpulkan garam memiliki pengaruh yang berbeda untuk masing-masing orang.

Penelitian mendapatkan fakta pula bahwa asupan garam ternyata tidak ada hubungannya dengan tekanan arah sistolik setelah penyesuaian ganda.

Kendati demikian, Center of Disease Control and Prevention di Amerika Serikat mengeluarkan peringatan sembilan dari sepuluh anak sekolah saat ini makan garam lebih banyak dari yang disarankan. Asupan garam itu kebanyakan berasal dari pizza, roti, keju, daging olahan.

Saat ini di Amerika Serikat mengalami kenaikan tekanan darah. Tekanan darah itu bisa diturunkan sebagian lewat pola makan. Termasuk dengan mengurangi garam.

Selain itu penderita hipertensi juga harus menghindari daging merah dan jika di asup usahakan tanpa lemak. Makanan berlemak berakibat buruk pada jantung dan pembuluh darah. Hindari pula daging asap bacon atau pun sosis karena kandungan sodiumnya cukup tinggi.

Selain itu mi instan kemasan atau dalam gelas,. Makanan ini memang menjadi penghilang lapar yang praktis dan rasanya enak. Tetapi satu kemasan mi instan bisa mengandung lemak dan sodium.

Jangan mengonsumsi alkohol bisa meningkatkan tekanan darah. Alkohol juga akan merusak dinding pembuluh darah sehingga akibatnya sangat buruk.

Nah, makanan “kecil” yang disukai banyak orang donat, sebaiknya dihindari oleh penderita hipertensi atau orang yang ingin sehat. Dalam satu buah donat terkandung lemak dan karbohidrat. Donat yang digoreng juga akan membuatnya banyak mengandung lemak trans.

Makanan sehari-hari lainnya yang mengandung garam cukup tinggi antara lain mi bakso, mi ayam, roti, pizza, keju, dan sebagainya.

sumber : dailymail.co.uk, healthday dan womenhealth