close
Nuga Sehat

Tidur Tujuh Jam Itu Kunci Kebahagiaan

Media Inggris terkenal “daily mail uk,” mengingatkan para perempuan untuk bisa meraih tidur selama tujuh jam sehari agar tetap bahagia.

Ya, siapa yang tidak menginginkan kebahagiaan setiap harinya.

Kadang, stress yang tinggi dan beban pekerjaan yang menumpuk menjadi alasan seseorang merasa jauh dari kebahagiaannya.

Namun, tak banyak orang yang tahu kunci utama kebahagiaan adalah mendapatkan tidur yang cukup.

Sebuah survei mengatakan seseorang merasakan sangat bahagia setelah mendapatkan waktu selama tujuh jam dan enam menit untuk menutup mata.

Tujuh jam merupakan waktu yang direkomendasikan untuk seorang dewasa tidur oleh NHS. Meski demikian, menambahkan waktu selama enam menit setelahnya dinilai sebagai waktu yang tepat.

Tidak heran jika kebanyakan orang yang suka begadang atau tidur terlalu larut memiliki rasa emosional yang tinggi. Biasanya, seseorang memilih untuk begadang saat pekerjaan terlalu menumpuk. Tak heran juga hal itu dialami juga oleh seseorang yang mengalami insomnia (sulit tidur).

Bahkan, seseorang yang kurang tidur pun akan sangat terlihat dari raut wajahnya. Biasanya, kelopak mata bawah akan terlihat lebih hitam dan wajah pun kusut.

Menilik pada pentingnya kesadaran seseorang memiliki kunci kebahagiaan, studi pun dilakukan oleh sebuah perusahaan kasur bernama Amerisleep.

Studi itu dilakukan terhadap dua  ribu orang berusia sekitar dua puluh lima tahun dan lebih mengutamakan perempuan.

Hal itu karena perempuan dinilai sebagai orang yang berusaha keras untuk mendapatkan tidur yang paling nyenyak.

Perempuan juga menilai kebahagiaan tidak akan dimiliki saat seseorang tidur dalam waktu yang kurang.

Dari penelitian itu disebutkan, seseorang merasa dirinya terlalu bahagia mendapatkan waktu istirahat selama tujuh  jam enam menit.

Sedangkan wanita setelah mereka mendapatkan waktu tidur selama enam jam lima puluh empat menit, wajah mereka saat tidur akan memperlihatkan wajah yang puas dan bahagia.

Seperti ditulis”daily mail uk,” hari ini, Selasa, 20 Juni,  saat seseorang mengalami tidur kurang dari enam jam empat puluh delapan menit dapat dikatakan dia tidak akan merasa bahagia, khawatir berlebihan, dan tidak pernah bersyukur.

Selain itu, sebuah studi terbaru yang diterbitkan jurnal akademik Sleep, seperti dilansir Medical News Today  mengungkapkan adanya gangguan kesehatan lain, yang mungkin lebih parah  jika aktivitas tidur terganggu.

Pada kesimpulan laporannya, peneltian ini menegaskan bahwa tidur rutin dan ‘cukup’ memegang peran penting bagi kesehatan.

Bahkan tidur yang ‘menyehatkan’ juga menjadi salah satu cara mudah, efektif serta murah dalam mencegah penyakit jantung serta penyakit lainnya.

Di samping itu, studi ini juga memperlihatkan bahwa lulusan sekolah menengah menderita jet lag sosial lebih banyak dibanding di usia kuliah.

Mereka yang berpendapatan tinggi juga lebih berisiko dibanding yang berpendapatan rendah.

American Academy of Sleep Medicine merekomendasikan agar orang dewasa tidur setidaknya tujuh jam setiap malam untuk tubuh yang sehat dan jauh dari gangguan kesehatan.

Untuk mencapai tidur nyenyak dibutuh beberapa inovasi.

Di Laboratorium Media Massachusetts Institute of Technology, peneliti David Rose menginvestigasi kain bebat, cerita pengantar tidur, dan hamok layaknya minyak lavender dan kepompong.

Ia dan koleganya melakukan tes selimut berbobot untuk menimbulkan sensasi kain bebat, dan mendengarkan rekaman dongeng Islandia.

Riset ini untuk mengetahui lingkungan ideal untuk tidur yang berujung pada nap pod atau wadah untuk tidur.

Menurut David, ini bakal jadi bentuk inovasi baru untuk aktivitas tidur.

“Buat saya, ini adalah tempat tidur ayun pada teras di Wisconsin barat laut. Anda bisa mendengarkan kicau burung dan angin yang berhembus di antara pohon cemara, dan ada beban sepuluh selimut di atas saya karena malam yang dingin.”

“ Kami mencoba banyak cara supaya tidur lebih lelap,” jelas David seperti dilansir dari New York Times, baru-baru ini.

Sementara itu, di Universitas California, Berkeley, profesor ilmu saraf dan psikologi Matthew P. Walker meneliti stimulasi langsung sebagai obat untuk sleeplessness.

Profesor Matthew juga bekerja melalui data yang ia terima dari Sense, sebuah alat yang didesain untuk mengukur kualitas udara dan hal-hal tak terukur lainnya di kamar tidur.

Dari hasil yang diperoleh ia lalu memberi saran untuk membantu orang bisa tidur lebih baik.

“Saya dapat misi, saya ingin menyatukan kembali kemanusiaan dengan hal yang selama ini hilang, yakni tidur,” katanya.

M.I.T dan University of California hanya dua dari sejumlah lembaga yang sedang berupaya mewujudkan inovasi agar seseorang dapat tidur lebih lelap dan mendapatkan waktu istirahat berkualitas.

Meluncur ke Paris, pakar ilmu komputer Hugo Mercier berinvestasi pada gelombang suara.

Dia sudah menciptakan ikat kepala yang bisa membuat tidur.

Produk ini bernama Dreem, dan sudah diujicobakan pada lima ratus orang, serta siap dipasarkan musim panas ini.

Wirausahawan Australia, Ben Olsen ingin memperkenalkan Thim, sebuah gawai yang terpasang di jari. Thim menggunakan suara untuk membangunkan penggunanya tiap tiga menit selama satu jam, sebelum pergi tidur.

Thim merupakan alat ciptaan Ben yang kedua. Sebelumnya, ia membuat Re-Timer, sebuah kacamata besar dengan lampu hijau-biru kecil yang menyinari mata.

Alat ini digunakan untuk mengatur ulang jam tubuh.