close
Nuga Sehat

Telinga Kanan atau Kiri, Mana Lebih Baik

Laman situa “science alert” hari ini, Senin, 11 Desember, menulis tentang peran telinga pendengaran, terutama telinga mana yang paling tajam dalam menyerap suara.

Dengan nada bertanya, untuk mendengar yang jelas”science alert,” minta kesetiap orang  untuk memiringkan kepala dan meng arahkan telinga kanan ke sumber suara.

Menurut para ilmuwan, telinga kanan lebih peka daripada telinga kiri manusia.

Fungsi telinga kanan yang dapat memproses dan menyimpan informasi audio lebih baik dari telinga kiri sebetulnya sudah diketahui cukup lama.

Empat puluh tahun silam, misalnya, Doreen Kimura menggunakan tes dichotic listening dan menemukan bahwa telinga kanan terhubung dengan otak kiri manusia yang berfungsi untuk memproses bahasa atau kata yang didengar.

Kemampuan ini tidak dipengaruhi oleh kidal atau tidaknya seseorang.

Lalu para ilmuwan telah menerbitkan makalah yang menyatakan bahwa telinga kanan lebih unggul pada anak-anak yang berusialima hingga tiga belas tahun.

Nah, temuan terbaru ini mencoba mencari tahu apakah fungsi telinga kanan akan tetap unggul meski dalam keadaan bising.

Subyek penelitiannya pun dikhususkan pada orang dewasa untuk melihat perkembangan fungsi telinga.

“Semakin kita tahu bagaimana telinga menjalankan fungsi pendengaran di lingkungan yang bising dan upaya mendengarkan secara umum; alat diagnostik dan pelatihan pendengaran akan menjadi lebih baik,” kata Danielle Sacchinelli, ketua penelitian dari Auburn University, Alabama

Meski telinga kanan disebut tetap lebih unggul sampai dewasa, peneliti ingin mengetahui seberapa baik kondisinya. Hal ini untuk melihat bagaimana telinga kanan berkembang.

Tim peneliti mencatat bahwa saat masih anak-anak, telinga kanan memiliki fungsi yang sangat berbeda dari telinga kiri.

Setelah menginjak dewasa, telinga sudah terbiasa dalam memproses dan menggabungkan dua sinyal pendengaran. Efeknya, keunggulan telinga kanan dalam mendengar berkurang.

Dalam penelitiannya, periset merekrut empatg puluh satu orang berusia sembilan belas sampai dua puluh delapan tahun untuk terlibat dalam tes pemisahan dan integrasi dichotic.

Dalam tes ini, partisipan diberikan dua aliran informasi audio yang berbeda melalui headphone. Pada setiap tahapan tes, jumlah nama benda yang dibacakan bertambah satu.

Dari tes ini, peneliti menemukan tidak ada bedanya antara fungsi telinga kanan dan kiri terhadap bagaimana peserta menangkap informasi. Dengan catatan jumlah yang dibacakan berada di bawah kapasitas memori seseorang.

Namun saat jumlah melebihi kapasitas memori manusia, kemampuan mengingat informasi yang diterima telinga kanan lebih besar dari telinga kiri.

Rata-rata peningkatan ini adalah delapan  persen, tetapi ada yang mencapai empat puluh persen.

“Penelitian lain menunjukkan kemampuan telinga kanan berkurang saat usia tiga belas tahun. Tapi penelitian kami menunjukkan hal ini sebetulnya terkait tuntutan tugas,” kata Aurora Weaver, seorang rekan peneliti.

“Keterampilan kognitif tentu saja dapat berkurang akibat penuaan dini, penyakit, atau trauma. Oleh karena itu, kita perlu lebih memahami dampak tuntutan kognitif pada pendengaran,” imbuhnya.

Don Campbell, seorang edukator mengungkapkan bunyi huruf fokal yang jernih dan jelas diterima melalui telinga kanan, seringkai suara si pendengar menjadi lebih kuat, posturnya menjadi lebih tegak dan setresnya berkurang.

Sedangkan, bunyi yang sama yang diarahkan ke teinga kiri kadang-kadang mengganggu nada si pendengar dan menyebabkan berkurangnya perhatian.

Tetapi, telinga kiri lebih menyerap emosi-emosi dan nada-nada yang lebih rendah seperti halnya telinga kanan.

Lebih lanjut, Doin Campbell menyatakan, bahwa telinga kanan bersifat lebih dominan karena menyalurkan impuls-impuls dari telinga kanan langsung menuju otak dari pada yang dilakukan telinga kiri.

Impuls-impuls saraf dari telinga telinga kanan langsung menuju otak kiri, tempat beradanya pusat bicara, sedangkan impuls-impuls saraf dari telinga kiri menempuh perjalanan lebih panjang yaitu melewati otak kanan yang tidak mempunyai pusat-pusat bicara yang sebanding dan kemudian menuju ke otak kiri.

Hasilnya adalah suatu tanggapan yang tertunda, dalam ukuran milidetik, dan kehilangan perhatian maupun vokalisasi yang subtil.