close
Nuga Sehat

Tahu Dampak Kafein Terhadap Tubuh?

Anda tentu salah seorang yang  menjadikan kopi sebagai minuman favoritnya.

Namun begitu, apakah Anda tahu dampak dari  terlalu banyak minum kopi?

Nah, untuk itu Anda juga perlu tahu bagaimana reaksi tubuh terhadap kebanyakan minum kopi

Terlalu banyak mengonsumsi kopi bisa membuat Anda gelisah.

Selain berpengaruh pada sistem saraf pusat stimulan, kopi juga memblok reseptor adenosin.

Akibatnya, kadar adrenalin, dopamin, dan glutamat melonjak hingga menyebabkan Anda berada pada kondisi flight or fight.

“Aktivasi sistem saraf simpatik bisa menimbulkan kecemasan, kegelisahan, peningkatan denyut jantung, mudah marah, bahkan ledakan emosi,” tutur Michael Yassa PhD, profesor neurobiologi dan perilaku di University of California, Irvine, kepada Prevention.

Studi yang diterbitkan dalam jurnal Neuropsychopharmacology menemukan bahwa kafein bisa mengganggu produktivitas. Akibatnya, para pekerja bisa merasa lemas, tak bersemangat, juga tak bertenaga.

Dikatakan ahli gizi olahraga di St. Augustine, Florida, Jenna Braddock, RDN, banyak orang mengandalkan kafein untuk membantu mereka tetap bertenaga di hari itu.

“Tapi, yang tercipta hanyalah energi palsu. Untuk itu, untuk membuat tubuh berenergi, konsumsilah makanan dengan gizi seimbang karena itulah bahan bakar tubuh yang sebenarnya,” kata Braddock.

Seperti diketahui, kandungan kafein membuat kopi bersifat diuretik.

Meskipun belum ada penelitian yang menyebutkan kopi bisa memicu dehidrasi, setidaknya ketika Anda minum kopi tapi tidak minum cukup air, status hidrasi pun tak baik.

“Jika ingin minum kopi, imbangi dengan camilan sehat. Sebab, makanan bisa memperlambat pergerakan cairan ke perut dan sistem pencernaan, hingga akhirnya ke kandung kemih,” kata Braddock.

Mata kedutan? Bisa jadi salah satu sebabnya karena kebanyakan minum kopi. National Institutes of Health menyebutkan konsumsi kafein berlebih masuk dalam tiga besar penyebab mata kedutan.

Sementara, penelitian di York University menunjukkan kafein memicu pelepasan serotonin dan noradrenalin, neurotransmitter yang meningkatkan reaktivitas otot dan saraf.

Maka dari itu, disarankan untuk mengurangi asupan kopi dan perbanyak minum air putih.

Kopi punya efek pencahar pada sekitar tiga puluh  persen orang. Meski para ilmuwan belum mengetahui apa sebab pastinya, diduga asam baik pada kopi dan stimulasinya pada usus bisa memicu keinginan buang air besar.

Jika hendak minum kopi, baiknya pilihlah kopi dengan kandungan asam dan kafein yang relatif lebih rendah.

Bahkan minum kopi enam jam sebelum tidur, itu bisa menyabotase jam tidur Anda. Selain itu, kopi juga bisa mengganggu ritme sirkadian tubuh. Akibatnya, saat bangun pagi tubuh terasa tak bertenaga.

“Tidur amat penting terutama untuk aspek kognitif. Untuk antisipasi terganggunya jam tidur, jangan lagi minum kopi setelah jam empat4 sore,” kata Yassa memberi saran.

Kafein yang ada dalam kopi adalah mild diuretic yang dapat membuat eksresi tubuh lebih cair dari normalnya.

Selain itu, kafein juga memiliki efek pencahar pada orang-orang yang sensitif.

Kimiawi yang ada pada kopi akan menstimulasi kontraksi otot di usus besar yang memiliki kemiripan dengan kontraksi yang terjadi sehabis makan.

Kopi juga memiliki sifat asam yang menyebabkan peningkatan produksi asam empedu dalam tubuh. Nah, kopi menstimulasi kantung empedu untuk melepaskan empedu ke dalam usus dan menyebabkan diare.

Meskipun kopi bisa membantu merangsang seseorang untuk buang air besar, tapi tidak bisa digunakan sebagai obat sembelit atau konstipasi.

Hal ini karena kopi bersifat diuretik, yaitu menarik cairan dan mengeluarkannya dari dalam tubuh. Sehingga ada kemungkinanan kopi justru memperburuk kondisi yang sedang sembelit tersebut.

Ada orang yang memilih minum teh ketimbang kopi karena dianggap tidak sehat. Namun bagi pecinta kopi, minuman hitam itu bisa memberi energi lebih besar di pagi hari.

Lantas mana yang sebenarnya lebih sehat, kopi atau teh?

Selama berabad-abad, kopi telah dipuji karena memiliki sifat yang menyegarkan dan menyehatkan.

Kopi merangsang aliran darah di otak dan mengurangi kelelahan mental. Inilah sebabnya kopi mempunyai kemampuan untuk membangkitkan semangat di pagi hari.

Namun ketika Anda ingin membandingkan mana yang lebih sehat antara kopi dan teh, maka jawabannya tergantung jenis kopi atau teh yang diminum dan bagaimana Anda mengolahnya, seperti ditulis laman situs Foxnews.

Teh umumnya mengandung zat antioksidan yang disebut dengan flavonoid, zat ini telah terbukti bisa membantu memperlambat atau menghambat reaksi kimia yang disebabkan oleh radikal bebas di dalam tubuh.

Namun bagi pecinta teh, mayoritas akan menginginkan teh dengan warna pekat alias teh hitam yang diseduh dengan waktu lama.

Semakin lama teh disebuh maka kandungan kafein akan semakin tinggi.

Proses pengeluaran kafein itu akan semakian banyak dalam minuman akhir yang terlalu lama diseduh.

Gambarannya kopi atau teh yang diseduh lima menit kafein yang keluar akan semakin banyak dibanding kopi atau teh yang diseduh tiga menit.

Untuk mendapatkan warna hitam, orang cenderung akan menyeduh teh lebih lama ketimbang kopi. Sehingga jika dibandingkan, kopi akan lebih sehat dibandingkan dengan teh hitam.

Menurut studi, minum kopi juga bisa mengurangi risiko penyakit Parkinson.

Peminum kopi memiliki risiko sekitar tiga  kali lebih rendah terkena penyakit Parkinson dibandingkan non-peminum kopi.

Penelitian tentang bahan kimia kopi menunjukkan bahwa secangkir kopi mengandung bahan kimia yang kuat, antioksidan pelindung yang menghambat sel dalam tubuh berkarat.

Kerusakan oksidatif telah dikaitkan dengan diabetes, arthritis dan kanker.

Di antara banyak masalah kesehatan lainnya, antioksidan sangat membantu dalam mengurangi risiko beberapa penyakit dan kehidupan sel.

Kopi juga mengandung antioksidan flavonoid. Senyawa ini menunjukkan kekuatan pelindung terhadap penyakit jantung dengan mengurangi oksidasi kolesterol kolesterol jahat.

Jadi, kopi melindungi terhadap serangan jantung dan stroke. Tapi manfaat kopi akan lebih besar jika Anda meminumnya dengan sedikit atau bahkan tidak menggunakan gula dam kopi hitam.

Tapi jika Anda minum teh hijau atau teh yang belum difermentasi, maka dapat dikatakan teh hijau adalah minuman sehat.

Teh hijau kaya flavenol, yang akan hilang ketika teh difermentasi.